Bingung Kuliah Jurusan Apa, Pilih Sastra Indonesia Aja!

pic : siefya.com

Bagi teman-teman yang masih bingung memutuskan kuliah memilih jurusan apa, kali ini saya mau sharing tentang Jurusan Sastra Indonesia.

Jurusan Sastra Indonesia

Jurusan kuliah yang saya minati yaitu Jurusan Sastra Indonesia, berbagai alasan yang saya temukan selama menjadi mahasiswa Sastra Indonesia. Jika ditilik dari frasa Sastra Indonesia, terdapat dua kata yang memiliki arti yang berbeda, namun saling terkait. Pertama, kata sastra yang memiliki arti hasil kerja kreatif atau hasil pikiran manusia yang diaplikasikan ke dalam media bahasa, baik lisan maupun tulisan yang memiliki nilai estetik, sedangkan kata berikutnya yaitu Indonesia yang memiliki arti nama sebuah negara. Nah, jika kedua kata tersebut digabungkan maka dapat diartikan bahwa Sastra Indonesia merupakan sebuah ilmu yang mempelajari seni yang bermediumkan bahasa Indonesia, seperti puisi, prosa, dan naskah drama.

Di perkuliahan (Sastra Indonesia) bukan hanya mempelajari soal yang sudah dijelaskan sebelumnya, namun banyak mata kuliah yang akan dipelajari, seperti mempelajari jurnalistik, penulisan kreatif, filsafat, filologi, linguistik, penyuntingan, audio visual, dan masih banyak yang lainnya. Masing-masing mata kuliah juga diampuh oleh dosen-dosen yang ahli di bidangnya. Kuliah di Jurusan Sastra Indonesia berarti sebelumnya kita telah menyiapkan diri kita untuk terjun ke dunia seni.

Nah, selanjutnya di Jurusan Sastra Indonesia, perkara membaca merupakan hal yang wajib, bukan berarti jurusan yang lainnya tidak mewajibkan membaca, semua pendidikan tentunya diharuskan membaca untuk memperkaya mutualitas pikiran dan meningkatkan nilai intelektual diri. Alasannya karena selama perkuliahan berjalan, tentunya kita akan terus bersinggungan dengan karya-karya sastra, dan untuk mengenal karya sastra kita perlu membaca, baik buku atau referensi lainnya, karena seperti yang kita ketahui buku ialah jendela dunia, artinya bacaan mampu untuk membuka pikiran kita seperti seekor katak yang keluar dari tempurung ketidaktahuannya akan dunia luar itu seperti apa.

Skill Kuliah di Jurusan Sastra Indonesia

Selama perkuliahan berlangsung, banyak skill yang kita peroleh di Jurusan Sastra Indonesia. Pertama, skill dalam menulis fiksi dan non fiksi. Skill menulis tentunya didapatkan karena rajin membaca, tapi tunggu dulu, yang diartikan rajin mambaca di sini yaitu rajin membaca buku atau lainnya yang mampu memberikan pengetahuan kepada kita, karena bagi saya di era modern ini kita menjadi manusia yang rajin membaca, tapi persoalannya apakah bacaan kita berkualitas atau tidak, contoh kita rajin membaca yaitu membaca chatan si doi salah satunya, itu juga membaca, namun itu bukan bacaan yang memberikan kita pengetahuan, lain persoalannya jika chatan tersebut dalam konteks diskusi, saya harap teman-teman dapat memahami maksud saya.

Kedua, skill dalam menyunting bahasa Indonesia yang sesuai dengan ketentuan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Skill sebagai penyunting sebenarnya juga terkait dengan membaca dan menulis, karena ketika membaca buku, maka seseorang melihat, memerhatikan, dan juga memahami bahasa yang terdapat dalam buku, selain itu skill penyuntingan juga diperoleh dari mata kuliah (dulu) berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Ketiga, skill berpikir kritis, kita ditempa untuk berpikir kritis terhadap apapun. Nah, di Jurusan Sastra Indonesia, kita belajar berpikir kritis melalui karya-karya sastra, seperti memberikan sudut pandang setelah membaca, mengkritik hal-hal yang berlainan dengan sudut pandang dengan dasar rasionalitas, karena pada hakikatnya manusia diciptakan untuk berpikir dan masing-masing manusia memiliki sudut pandang sendiri dalam hal apapun.

Keempat, skill dalam bidang keaktoran (teater), salah satu mata kuliah di Jurusan Sastra Indonesia yaitu Kajian Drama. Pada mata kuliah tersebut kita diajarkan berakting atau bermain teater yang golnya akan dipentaskan pada sebuah pertunjukan teater. Mata kuliah tersebut berfokus kepada praktik atau latihan. Apa yang ditampilkan, maka di situlah nilai proses yang dilihat oleh dosen pengampuhnya.

Masih banyak lagi skill yang dapat kita peroleh di Jurusan Sastra Indonesia, secara umum yang lainnya yaitu komunikatif secara lisan dan tulisan seperti terkait dengan mewawancara informan terhadap sebuah objek, memahami bacaan seperti persoalan sosial pada mata kuliah Sosiologi Sastra, persoalan budaya pada mata kuliah Antropologi Sastra dan persoalan psikologi pada mata kuliah Psikologi Sastra dalam karya sastra, dan sebagainya.

Ilustrasi Sastra Indonesia ( Sumber : Pixabay_ @Marisa_Sias )

Prospek Kerja Jurusan Sastra Indonesia

Tidak perlu harus tamat dulu baru kerja, akan tetapi masih berstatus mahasiswa saja sudah bisa bekerja sesuai dengan jurusan, seperti tugas-tugas resensi hasil bacaan yang diberikan dosen. Kita tidak hanya mengerjakan tugas dengan tuntutan nilai yang bagus, namun dari tugas yang kita kerjakan, mampu untuk memberi kita penghasilan dengan cara mengirimkannya ke media-media berhonor yang menerima tulisan resensi buku. Jika resensi kita bagus dan memenuhi syarat media tersebut, maka akan dimuat dan akan diberi honor setelah pemuatan, sambil menyelam minum air jadinyakan. Gimana teman-teman tertarik kan?

Selain itu, kita juga bisa mengirimkan karya-karya kita baik puisi, cerpen, maupun esai ke media-media cetak ataupun online berhonor. Nah, setiap kali karya kita dimuat, maka kita akan mendapatkan fee sesuai yang telah ditetapkan oleh masing-masing media tersebut, begitupun juga dengan menulis buku, kita bisa menulis buku, diterbitkan penerbit dengan syarat dan ketentuan pembagian royaltinya. Kita juga bisa menjadi penulis lepas di perusahaan atau media platform sebagai editor, copywriter, ghost writer, content writer, dan tim kreatif. Masih banyak potensi-potensi yang bisa menghasilkan cuan di Jurusan Sastra Indonesia. Apakah teman-teman masih ragu berkuliah di Jurusan Sastra Indonesia yang cuannya bisa dihasilkan dengan kerja kreatif?

Sasaran kerja setelah tamat yaitu seperti menjadi reporter, copywriter, content writer, creative writer, penyiar, penulis buku, sastrawan, pengamat bahasa, editor, peneliti, dan kritikus.

Apa Saja Mata Kuliah di Jurusan Sastra Indonesia?

Mata kuliah yang akan dipelajari di Jurusan Sastra Indonesia yaitu, Kewarganegaraan, Pengantar Kajian Kesusasteraan, Bahasa Indonesia, Sejarah Kebudayan Indonesia, Pendidikan Agama Islam, Bahasa Inggris (I, II), Pengantar Ilmu Komunikasi, Manusia dan Kebudayan Indonesia, Teori Sastra, Fonologi, Sastra Lisan, Ilmu Alamiah Dasar, Dasar- Dasar Filsafat, Dasar-Dasar Ilmu Budaya, Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Pengantar Manajemen Kesenian, Pengantar Linguistik Umum, Komposisi (I, II), Pengantar Filologi, Kajian Prosa, Kajian Puisi, Sejarah Kesusastraan Indonesia, Kajian Naskah, Kajian Drama, Stilistika, Bahasa Belanda (I, II), Estetika, Psikologi Sastra, Aliran-Aliran Linguistik, Sosiologi Sastra, Retorika, Antropologi Sastra, Etnografi, Audio Visual, Sejarah Pemikiran Modern, Pengantar Jurnalistik, Penyuntingan (I, II), Wawasan Wisata, Manajemen Pariwisata, Pariwisata Jurnalistik, Dasar-Dasar Statistik, Bahasa Arab (I, II), Sastra Bandingan, Bahasa Jepang (I, II, III), Metode Penelitian Sastra, Metodologi Penelitian Kebudayaan, Linguistik Historis Komparatif, Kritik Teks, Seminar Sastra, Kuliah Kerja Nyata, Morfologi, Dialektologi, Leksikologi, Sintaksis, Teori Kebudayaan, Kritik Sastra, Semantik, Folklor, Sosiologuistik, Antropolinguistik, Psikolinguistik, Pragmatik, Metode Penelitian Linguistik, Analisis Wacana, Seminar Linguistik, dan Skripsi.

Itulah mata kuliah yang dipelajari di Jurusan Sastra Indonesia, saya menuliskannya secara random atau tidak berdasarkan urutan apapun. Nah, itulah sharing saya perihal Jurusan Sastra Indonesia, tertarik nggak teman-teman seperti tugas kuliah bisa menghasilkan cuan? Ayo buruan tentukan pilihanmu dari sekarang, sekian dan terima kasih atas kehangatan perkenalan singkat melalui artikel ini, akhir kata saya lengkapi dengan sebuah quotes dan sampai bertemu di lain kesempatan.

“Tersesatlah pada diri sendiri, sebelum menyesati diri orang lain!”