Ratu Elizabeth II Terlahir Bukan Sebagai Pewaris Takhta pada Awalnya

Mhd Irfan
Penulis Konten
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2022 9:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mhd Irfan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ratu Elizabeth II saat meresmikan Pusat Analisis Energetika baru di Dstl di Porton Science Park, Salisbury, Inggris. Foto: Ben Stansall/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ratu Elizabeth II saat meresmikan Pusat Analisis Energetika baru di Dstl di Porton Science Park, Salisbury, Inggris. Foto: Ben Stansall/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini dunia diguncang oleh kabar duka kematian Ratu Inggris Elizabeth II. Ia mengembuskan napas terakhir dalam usia 96 tahun pada Kamis (8/9) di Kastil Balmoral, Skotlandia. Dalam sejarah kekuasaan di Inggris, Ratu Elizabeth II merupakan penguasa terlama sepanjang sejarah dari masa ke masa pergantian kekuasaan. Hal itu dibuktikan dari 70 tahun Ratu Elizabeth II berkuasa sebagai ratu.
ADVERTISEMENT
Di balik kekuasaannya tersebut, siapa sangka bahwa awalnya Ratu Elizabeth II bukanlah sebagai pewaris takhta, karena Ratu ialah anak dari adiknya raja yang berkuasa pada masa itu. Ayah Ratu, Albert Frederick Arthur George merupakan adik dari seorang raja Edward VIII yang berkuasa pada tahun 1936. Edward VIII merupakan anak pertama dari raja George V.
Pewaris takhta di kerajaan diwarisi oleh anak pertama, yaitu Edward. Namun pada masa Edward berkuasa, ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Ia harus memilih antara takhta atau memilih pujaan hatinya, dan masing-masing pilihan tersebut memiliki resikonya masing-masing. Jika Edward memilih takhtanya sebagai raja, maka ia harus mengelamkan hatinya terhadap cintanya, begitupun juga sebaliknya.
Alasan kenapa Edward harus memilih salah satu dari pilihan yang dihadapkan tersebut, karena aturan dari kerajaan, yaitu tidak boleh berhubungan dengan seorang janda yang mantan suaminya masih hidup. Edward lebih memilih untuk melepaskan takhtanya yang waktu itu akan dinobatkan secara resmi sebagai raja, demi mengejar cintanya dan menjalin hubungan dengan perempuan berdarah Amerika Serikat. Perempuan itu bernama Wallis Simpsons yang sudah menikah dua kali sebelum bertemu dengan Edward VIII.
ADVERTISEMENT
Edward melepas takhtanya sebagai raja di hari ke-325. Mengutip dari Vancouver Sun, untuk memilih menikahi kekasihnya, maka ia meninggalkan takhtanya sebagai raja, bahkan takhta tersebut belum dinobatkan secara resmi.
“Saya, Edward VIII, Raja Inggris, dengan ini menyatakan keputusan saya yang tak bisa dibatalkan, untuk meninggalkan takhta untuk diri saya sendiri dan juga untuk anak keturunan saya,” tulisnya dalam surat yang ditulis pada 10 Desember 1936.
Berawal dari situlah kisah Ratu Elizabeth II yang sebelumnya bukanlah sebagai pewaris takhta. Mundurnya Edward VIII dari takhtanya, membuat ayah dari Ratu naik takhta sebagai raja ketiga dalam Dinasti Windsor. George VI menjabat sebagai raja dari 1936 hingga 1952.
Ratu Elizabeth II merupakan anak pertama dari George VI. Sejak Paman Ratu, Edward VIII mundur dari takhta dan ayahnya naik takhta sebagai raja, Ratu segera mempersiapkan dirinya untuk memimpin kerajaan kelak usai kepemimpinan ayahnya berakhir. Hal itu membuat kehidupan Ratu berubah secara drastis.
ADVERTISEMENT
Awalnya Ratu Elizabeth II tidak mengira bahwa dirinya akan menjadi seorang pemimpin, karena baginya yang memimpin itu seorang laki-laki, bukanlah perempuan, namun pikiran tersebut menjadi bumerang bagi dirinya, karena George VI tidak memiliki anak laki-laki.
Sejak saat itulah Ratu memulai prosesnya dan mempersiapkan dirinya untuk memimpin setelah kepemimpinan ayahnya berakhir. Selang beberapa waktu, Ratu menikah dengan Philip Mountbatten pada 20 November 1947. Philip merupakan Pangeran dari Kerajaan Yunani dan Denmark.
Saat umur pernikahan mereka akan memasuki lima tahun, kabar duka melanda mereka atas kematian ayah Ratu, Raja George VI. Raja George mengembuskan napas terakhirnya pada 6 Februari 1952 di kediaman keluarga Kerajaan Inggris di Sandringham. Dari duka tersebutlah, takhta selanjutnya diwarisi oleh Ratu Elizabeth, karena merupakan anak pertama.
ADVERTISEMENT
Elizabeth II resmi menjadi Ratu Inggris pada 6 Februari 1952 dengan usianya yang masih berusia 25 tahun. Ratu Elizabeth II memimpin dari 1952 sampai 2022, yaitu selama 70 tahun. Masa kepemimpinan tersebut merupakan masa terlama dalam sejarah kekuasaan di Inggris.
Ratu meninggal karena kesehatannya yang sudah mulai menurun oleh faktor umur. Ratu mulai dirawat dari tahun 2021, dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (8/9) di Balmoral.
Potret resmi Putri Inggris Elizabeth (calon Ratu Elizabeth II) yang diambil tiga hari sebelum ulang tahunnya yang ke-21 di London pada 18 April 1947. Foto: AFP
Fakta Menarik Sepanjang Hidup Ratu Elizabeth II
Elizabeth dilahirkan melalui operasi cesar oleh ibunya Claude Bowe-Lyon tanggal 21 April 1926. Keluarga dekatnya memanggil Ratu dengan sebutan “Lilibet”. Ratu Elizabeth II memiliki saudari perempuan, yaitu Putri Margaret. Semasa kecil mereka telah dihadapkan dengan pendidikan privat di rumah dengan pelajaran sejarah, bahasa, sastra, dan musik.
ADVERTISEMENT
Ratu Elizabeth II pernah dilatih menjadi sopir dan mekanik yang setelah itu dipromosikan menjadi Komandan Junior kehormatan lima bulan kemudian saat Perang Dunia II. Sikap andil sebagai pemimpin sudah ditonjolkannya sejak kepemimpinan George VI berlangsung.
Hal itu membuktikan kesiapannya terhadap takhta yang akan diwarisinya dari seorang ayah. Pada masa pemerintahannya memasuki 50 tahun, Ratu Elizabeth II merima kabar duka atas kematian ibunya pada Februari 2002, sementara itu disusul dengan kabar duka kematian adiknya pada Maret 2002.
Ratu juga merupakan orang yang misterius sebagai pemimpin Monarki Konstitusional, karena jarang memberikan tanggapan terkait wawancara dan dikenal sebagai orang yang tidak menyampaikan politik secara publik atau di muka umum.