Konten dari Pengguna

Kemiskinan di Jakarta Timur Menurun, Ketimpangan Masih Jadi Tantangan

Muhamad Izzat Muttaqin
Mahasiswa D-III Statistik Politeknik Statistika STIS
3 Februari 2025 20:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Izzat Muttaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Ilustrasi dari Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Ilustrasi dari Freepik
ADVERTISEMENT
Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, selalu menjadi tujuan banyak orang untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Kota ini menawarkan banyak peluang, baik di bidang pekerjaan, pendidikan, maupun bisnis. Namun, tidak semua warganya bisa menikmati kesejahteraan yang merata.
ADVERTISEMENT
Jakarta Timur, salah satu wilayah terluas di DKI Jakarta, memiliki tantangan tersendiri dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Wilayah ini menjadi tempat tinggal bagi berbagai kalangan, mulai dari pekerja dengan penghasilan tetap hingga mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Urbanisasi yang tinggi juga menambah kompleksitas persoalan di Jakarta Timur, seperti terbatasnya akses ke fasilitas dasar dan kesenjangan sosial yang masih dirasakan.
Dalam laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), kondisi kemiskinan di Jakarta Timur pada Kuartal I 2024 menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, peningkatan ketimpangan pendapatan menjadi tantangan yang masih perlu diselesaikan.
Penurunan Angka Kemiskinan: Sinyal Positif Pemulihan
Per Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Jakarta Timur tercatat sebanyak 121 ribu jiwa atau 4,09% dari total populasi. Angka ini menunjukkan penurunan dari 124,22 ribu jiwa (4,2%) pada tahun 2023. Tren ini merupakan sinyal positif, mengindikasikan pemulihan ekonomi masyarakat pasca-pandemi COVID-19 yang sebelumnya memukul keras perekonomian rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) juga mencatat penurunan signifikan, dari 0,76 pada 2023 menjadi 0,33 pada 2024. Artinya, rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin kecil. Penurunan tajam juga terlihat pada Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), yang turun hingga 93% menjadi 0,07. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan di antara penduduk miskin semakin berkurang.
Gini Ratio: Ketimpangan yang Masih Mengkhawatirkan
Namun, perbaikan angka kemiskinan ini diiringi oleh peningkatan ketimpangan pendapatan, yang ditunjukkan oleh naiknya Gini Ratio dari 0,37 pada 2023 menjadi 0,42 pada 2024. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun lebih sedikit orang hidup di bawah garis kemiskinan, distribusi pendapatan masih sangat tidak merata. Jakarta Timur bahkan menempati posisi ketiga tertinggi dalam tingkat ketimpangan di DKI Jakarta, setelah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan ini menunjukkan adanya kesenjangan yang lebar antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah. Sementara beberapa kelompok berhasil bangkit dan menikmati pemulihan ekonomi, sebagian lainnya masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Faktor Penyebab dan Tantangan di Jakarta Timur
Sebagai salah satu wilayah urban di ibu kota, Jakarta Timur kerap kali menghadapi tantangan sosial ekonomi yang khas. Urbanisasi menjadi salah satu pemicu utama. Banyak orang dari daerah lain datang dengan harapan kehidupan yang lebih baik, namun sering kali menghadapi realitas yang jauh dari ekspektasi. Kondisi ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat memicu berbagai permasalahan sosial, seperti ketimpangan pendapatan, permukiman kumuh, hingga kesenjangan akses terhadap pendidikan dan kesehatan.
Stigma yang melekat pada Jakarta Timur sebagai “wilayah kumuh” pun menjadi tantangan lain. Meskipun data menunjukkan bahwa kemiskinan di Jakarta Timur tidak setinggi di Jakarta Utara atau Jakarta Pusat, persepsi ini sering menghambat upaya pembangunan.
ADVERTISEMENT
Harapan dan Solusi ke Depan
Perjuangan untuk mengentaskan kemiskinan di Jakarta Timur memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif. Pemerintah daerah dapat memanfaatkan tren penurunan kemiskinan sebagai momentum untuk mempercepat upaya pemerataan ekonomi.
Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:
ADVERTISEMENT
Dengan kebijakan yang lebih terarah dan inklusif, Jakarta Timur memiliki potensi untuk tidak hanya mengurangi angka kemiskinan tetapi juga menghapus stigma wilayah kumuh yang selama ini melekat. Keberhasilan ini akan menjadi cerminan dari komitmen bersama menuju kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat.