Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
E-VOTING PEMILU OSIS SEKOLAH INDONESIA RIYADH
28 September 2019 4:33 WIB
Tulisan dari Muhamad Ngafifi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Integrasi Praktek Demokrasi dan Literasi Teknologi
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem politik demokrasi yaitu suatu sistem politik yang memberikan perlakuan yang sama kepada seluruh warga negara baik mayoritas maupun minoritas dan rakyat merupakan pemegang kedaulatan tertinggi yang dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Hak politik warga negara terutama berkaitan dengan peran serta di dalam pemerintahan diatur secara jelas dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 Ayat (1), Pasal 28, Pasal 28D Ayat (3), dan Pasal 28E Ayat (3). Pengaturan hak politik ini menegaskan bahwa negara harus memenuhi hak asasi setiap warga negara khususnya memberikan kesempatan yang sama dalam hukum dan pemerintahan dengan prinsip equal opportunity principle.
ADVERTISEMENT
Negara demokrasi yang modern ditandai dengan adanya partisipasi politik warga negara di dalam penyelenggaraan pemerintahan sebagai bagian dari tegaknya demokrasi. Dengan adanya partisipasi politik diharapkan kebijakan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat. Kesadaran akan pentingnya partisipasi politik dalam pemerintahan harus ditanamkan kepada generasi muda terutama di lingkungan sekolah. Partisipasi politik di lingkungan sekolah merupakan sarana untuk melatih siswa agar di masa depan bisa melibatkan diri dalam demokrasi yang ada di Indonesia. Salah satu bentuk penanaman partisipasi politik dan budaya demokrasi di sekolah adalah pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS yang dipilih secara langsung oleh siswa.
Sebagai upaya menumbuhkan kesadaran dan praktik demokrasi, Sekolah Indonesia Riyadh menyelenggarakan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2019-2020 melalui e-voting. Seperti layaknya Pemilu yang sesungguhnya, Pemilu OSIS mempunyai beberapa tahapan pemilihan dimulai dari pembentukan Komisi Pemilihan OSIS (KPO) yang dipilih dari siswa kelas 12 SMA, sebagai penyelenggara Pemilu OSIS. Setelah KPO terbentuk dilakukan pendaftaran kandidat pasangan calon ketua dan wakil ketua OSIS selama satu minggu. Siswa yang berhak untuk mencalonkan diri sebagai ketua OSIS adalah mereka yang duduk di kelas 11 SMA sedangkan wakilnya adalah siswa dari kelas 10 SMA. Ketentuan pencalonan ini merupakan bentuk upaya kaderisasi OSIS di Sekolah Indonesia Riyadh. Sampai dengan batas akhir pendaftaran terdapat 3 pasangan bakal calon ketua dan wakil ketua OSIS yang kemudian mengikuti wawancara untuk fit and proper test untuk menguji kemampuan berkomunikasi serta kesiapan calon menjadi pemimpin organisasi OSIS. Usai tahap pendaftaran, KPO melaksanakan tugas menetapkan bakal calon menjadi calon tetap “Pasangan Ketua dan Wakil Ketua OSIS Sekolah Indonesia Riyadh” dan kemudian dilakukan pengundian nomor urut. Berdasarkan hasil undian, pasangan nomor urut 1 yaitu: Iqbal Muhammad Ichsan dan Yusuf Alamoudi, pasangan nomor urut 2: Mahmud Asrul dan Faiz Ahmad dan pasangan nomor urut 3: Heriyanto dan Rievaldy Andhika. Ketiga pasangan calon yang ditetapkan KPO kemudian membuat visi dan misi serta program unggulan untuk memajukan kegiatan siswa dan OSIS di sekolah untuk satu tahun mendatang.
Tahapan Pemilihan OSIS (Pemilos) selanjutnya adalah kampanye yang di awali dengan pemasangan gambar calon beserta visi-misi dan program kerja pada tempat-tempat strategis di sekolah. Ketiga pasang kandidat ketua dan wakil ketua OSIS juga mendapat giliran untuk berkampanye memaparkan keunggulan dan kemampuan mereka di kelas 5 SD sampai dengan kelas 12 SMA, karena merekalah yang memiliki hak pilih dalam pemilu OSIS. Setelah diberikan waktu selama satu minggu untuk berkampanye, ketiga calon tersebut mengikuti tahapan akhir Pemilu OSIS yakni “Debat Antar Kandidat”.
ADVERTISEMENT
Debat antar kandidat dilaksanakan satu hari sebelum pelaksanaan e-voting yaitu pada hari Rabu, 25 September 2019. Debat dimulai pada pukul 13.00 WSA sampai dengan 15.00 WSA. Debat antar kandidat ini dipandu oleh dua orang moderator dari siswa kelas 12 SMA yaitu Zaidan Pakpahan dan Afrah Afriyal. Debat antar kandidat diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Sekolah Indonesia Riyadh yang dipandu oleh Amiratus Shifa Kamilah dilanjutkan pembacaan doa dipimpin oleh Raihan Rizki Amalsyah. Sebelum acara debat dimulai, Kepala Sekolah Indonesia Riyadh, Bapak Abdulloh Syifa’, M.Ed. memberikan sambutan singkat pentingnya praktik demokrasi untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin bangsa yang tangguh dan cakap di masa depan. Debat terdiri atas empat segmen yaitu: pemaparan visi dan misi masing-masing Paslon selama 7 menit, dilanjutkan debat oleh panelis, debat dari audience dan terakhir debat antar kandidat.
ADVERTISEMENT
Pemaparan visi misi dilakukan oleh calon wakil ketua OSIS. Masing-masing paslon berusaha mempresentasikan program-program unggulan mereka untuk meyakinkan kepada pemilih agar semakin mantap memilih mereka. Setelah pemaparan visi misi selesai, segmen kedua adalah debat panelis. Panelis debat terdiri dari empat orang dengan rincian tiga orang berasal dari unsur guru yaitu Muhamad Ngafifi, M.Pd (Guru PPKn), Raden Karunia Swandarini, M.Pd (Guru dan Pembina Debat Bahasa Inggris), dan Hijrah Baihaqie, S.Hum (Guru dan Pembina Debat Bahasa Arab), ditambah satu orang pengurus komite yaitu Bapak Heri Kuswanto. Masing-masing panelis menyiapkan satu pertanyaan kepada setiap pasangan kandidat ketua dan wakil ketua OSIS. Meski masih dalam tahap belajar namun debat antara panelis dengan ketiga Paslon berjalan sangat menarik karena masing-masing calon selain berupaya menjawab pertanyaan dengan baik, mereka juga berupaya mempertahankan argumentasi ketika mendapat sanggahan dari para panelis. Segmen ketiga adalah debat dengan audience di mana pada kesempatan ini para pemilik hak suara memiliki kesempatan untuk menggali lebih dalam visi dan misi Paslon dengan mengajukan pertanyaan dan juga memberikan tanggapan serta sanggahan terhadap jawaban dari Paslon. Setelah berlangsung selama 30 menit maka saat yang ditunggu-tunggu adalah segmen ke empat yaitu debat antar kandidat. Setiap kandidat mengajukan satu pertanyaan kepada Paslon lainnya, durasi waktu untuk menjawab dan memberikan tanggapan adalah 2 menit untuk satu pertanyaan. Di sini setiap kandidat dituntut untuk memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien. Selama debat berlangsung untuk mengatur ketepatan waktu ditugaskan dua orang sebagai time keeper yaitu Novalin Aflia Romadhona dan Rizkita Nanda Amalia. Debat berakhir tepat pada pukul 15.00 WSA yang ditandai dengan tepuk tangan yang begitu meriah kepada ketiga pasangan kandidat ketua dan wakil ketua OSIS.
Hari Kamis, 26 September 2019 merupakan pelaksanaan e-voting Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS Sekolah Indonesia Riyadh 2019 dan merupakan tahap akhir Pemilos. Pemilihan OSIS dengan e-voing ini dilaksanakan sejak tahun 2018 yang lalu. Sekolah menerapkan metode e-voting dengan tujuan untuk membiasakan siswa memanfaatkan teknologi baik dalam pembelajaran maupun kegiatan lain seperti halnya pemilihan OSIS sebagai gerakan paper less, go green, dan menjawab tantangan kemajuan zaman. Melalui e-voting ini sekolah berharap lulusannya di masa depan dapat mempunyai ide agar sistem pemilihan umum di Indonesia juga bisa dilaksanakan dengan cara digital sehingga lebih efisien dan efektif baik waktu maupun anggarannya.
Sekolah Indonesia Riyadh sudah sejak dua tahun ini menerapkan sistem Ulangan Harian, Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester dan USBN, termasuk pemberian tugas kepada siswa dengan sistem online memanfaatkan fasilitas google classroom dan google form. Bahkan semua guru di Sekolah Indonesia Riyadh sudah memiliki kumpulan bank soal yang tersimpan rapi di akun google drive milik sekolah. Sekolah Indonesia Riyadh memperbolehkan siswa kelas 5 SD sampai dengan 12 SMA membawa HP karena pembelajarannya sudah menerapkan blended learning yaitu perpaduan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dengan pembelajaran online sehingga siswa dapat belajar kapan saja, dan di mana saja. Hal ini tidak lepas dari keberadaan Sekolah Indonesia Riyadh sebagai Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) yang memiliki keterbatasan waktu pembelajaran karena aturan jam belajar efektif di sekolah dari negara Arab Saudi. Oleh karena itu, blended learning menjadi solusi alternatif untuk memenuhi waktu jam belajar bagi siswa.
ADVERTISEMENT
E-voting Pemlihan OSIS juga dibuat dengan menggunakan google form karena selain efisien anggaran penggunaan google form ini juga mudah digunakan karena siswa telah familiar dengan tugas serta ujian menggunakan aplikasi google tersebut. Tautan (link) surat suara menggunakan google form tersebut kemudian di share ke grup Whatsapp Pemilu OSIS dan ke google classroom khusus untuk Pemilu OSIS guna memfasiltasi siswa yang tidak membawa hand phone (HP)/laptop.
Kegiatan e-voting Sekolah Indonesia Riyadh ini berlangsung meriah karena pelaksanaannya bersamaan dengan penyelenggaraan market day. Acara e-voting di buka Oleh Ibu Duta Besar KBRI Riyadh didampingi oleh Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Riyadh, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh (Achmad Ubaedillah Ph.D), Kepala Sekolah Indonesia Riyadh (Abdulloh Syifa’, M.Ed), dan Komite Sekolah (Unsiel Habieb). Ibu Duta Besar KBRI Riyadh (Luluk Muniroh) dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi sarana melatih kedisiplinan, komunikasi, belajar menjadi pemimpin di mulai dari memimpin organisasi OSIS.
Setelah acara pembukaan, proses e-voting kemudian dimulai pada pukul 09.30 WSA dan berakhir pada pukul 10.00 WSA. Jadi pemilihan OSIS ini hanya membutuhkan waktu setengah jam saja. Komisi Pemilihan OSIS (KPO) sebagai penyelenggara menyiapkan laptop yang sudah terhubung ke internet dan LCD Proyektor untuk menampilkan progress pemilihan OSIS yaitu mengetahui jumlah pemilih yang sudah menggunakan hak suaranya. Pemilik hak suara Pemilu OSIS Sekolah Indonesia Riyadh terdiri dari Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), dan siswa kelas 5 SD sampai dengan 12 SMA. Jumlah keseluruhan pemilih adalah 131 orang. Tidak butuh waktu lama bagi para pemilih untuk menggunakan hak suaranya karena cukup dengan beberapa detik saja sudah selesai memilih pasangan calon ketua dan wakil ketua OSIS pilihannya. Siswa yang tidak membawa HP pada hari itu yang kebanyakan berasal dari siswa SD Kelas 5 dan 6, menggunakan failitas laboratorium komputer sekolah. Sampai dengan batas waktu yang ditentukan yaitu pukul 10.00 WSA, jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya adalah 120 orang atau 93.13% dan kemudian proses e-voting dinyatakan ditutup.
ADVERTISEMENT
Tepat pukul 10.00 WSA, Kepala Sekolah Indonesia Riyadh memimpin secara langsung hasil e-voting Pemilu OSIS. Ketiga pasang calon ketua dan wakil ketua OSIS diminta untuk menutup mata dan pengumuman hasil e-voting yang mendebarkan itu dilakukan dengan hitung mundur dipimpin oleh Kepala Sekolah bersama seluruh warga sekolah yang hadir di lapangan Sekolah Indonesia Riyadh. Akhirnya hasil e-voting menunjukkan bahwa perolehan suara pasangan nomor urut 1: Iqbal Muhammad Ichsan dan Yusuf Alamoudi 42 suara (34.40%), pasangan nomor urut 2: Mahmud Asrul dan Faiz Ahmad memperoleh suara 72 suara (59.00%), dan pasangan nomor urut 3: Heriyanto dan Rievaldy Andika memperoleh 8 suara (6.60%). Dengan demikian, pasangan nomor urut 2: Mahmud Asrul dan Faiz Ahmad, ditetapkan sebagai Ketua dan Wakil Ketua OSIS Terpilih Periode 2019-2020.
Pelaksanaan e-voting pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS Sekolah Indonesia Riyadh ini merupakan bentuk praktik nyata pembelajaran demokrasi di sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang sistem ketatanegaraan, sistem politik dan pemerintahan di Indonesia. Tujuan akhirnya tentu saja menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa yang kompeten, bertanggung jawab serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga mampu mengemban amanah penderitaan rakyat. Melalui sistem e-voting dalam ruang lingkup sekolah, siswa dilatih senantiasa adaptable dengan kemajuan teknologi. Semoga di masa depan sistem pemilihan umum di Indonesia juga dapat menerapkan sistem e-voting yang mudah dan murah serta dapat mengatasi masalah klasik logistik pemilu yang tidak tepat waktu.
ADVERTISEMENT