Konten dari Pengguna

Rumah Kotak, Tempat Anak Indonesia Mencari Ilmu di Arab Saudi

Muhamad Ngafifi
Bekerja dengan totalitas, integritas, komitmen, dan ikhlas untuk perubahan yang lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain.
21 April 2018 13:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ngafifi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hidup di negeri orang yang jauh dari tanah air tercinta bukanlah hal yang mudah. Perbedaan iklim, budaya, bahasa, cara berpakaian, cara bergaul, dan cara hidup merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh ekspatriat Indonesia termasuk di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Jumlah WNI di Kerajaan Arab Saudi sekitar satu juta orang yang tersebar di berbagai kota yang ada di negara tersebut. Bagi ekspatriat Indonesia yang membawa keluarganya ke Arab Saudi terutama di kota Riyadh untuk mendapatkan pendidikan bagi anak-anaknya, di sana terdapat sekolah Indonesia satu-satunya yaitu Sekolah Indonesia Riyadh.
Sekolah Indonesia Riyadh merupakan sekolah kedutaan yang terdapat di Ibu kota Kerajaan Arab Saudi tepatnya di kota Riyadh. Di Sekolah Indonesia Riyadh terdapat empat jenjang Pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah siswa 325.
Sekolah Indonesia Riyadh berdiri sejak 24 September 1985. Sebagai sekolah Indonesia satu-satunya, Sekolah Indonesia Riyadh memberikan layanan Pendidikan bagi semua WNI yang berada di kota Riyadh baik yang bekerja di sektor formal maupun informal termasuk menyelenggarakan program kejar paket bagi para ekspatriat.
ADVERTISEMENT
Lokasi Sekolah Indonesia Riyadh berada di daerah Ummul Hamam Al Gharby, tempat WNI banyak bermukim di kota Riyadh sehingga orang-orang setempat menyebutnya sebagai “Kampung Indonesia”. Gedung Sekolah Indonesia Riyadh berbentuk rumah kotak karena bangunannya merupakan bangunan rumah orang Arab dan sampai saat ini masih berstatus sewa.
Di rumah kotak itulah anak-anak Indonesia di Riyadh belajar, menggali potensi, bakat dan minat, mengukir prestasi, dan belajar mengenal Indonesia. Meski sepintas bangunan rumah kotak itu tidak seperti bangunan sekolah pada umumnya di Indonesia namun disitulah anak-anak Indonesia berkreasi, menggenggam harapan dan cita-cita untuk masa depan Indonesia.
Kurikulum dan pelajaran di Sekolah Indonesia Riyadh sama dengan yang ada di Indonesia dengan tambahan muatan lokal Geografi Arab Saudi dan pelajaran Bahasa Arab.
ADVERTISEMENT
Sebagai sekolah asing, Sekolah Indonesia Riyadh harus mengikuti aturan dari Kementerian Pendidikan Saudi baik dalam hal pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dimulai pukul 07.00 WSA dan semua kegiatan harus berakhir jam 14.00 WSA, begitu juga fasilitas standar juga harus memenuhi kriteria dari pemerintah setempat. KBM di Sekolah Indonesia Riyadh berlangsung dari hari Minggu hingga hari Kamis, sedangkan hari Jum’at dan Sabtu adalah hari libur seperti halnya sekolah-sekolah di Arab Saudi lainnya.
Salah satu permasalah yang dihadapi Sekolah Indonesia Riyadh adalah saat harus mengurus izin operasional dari Kementerian Pendidikan Arab Saudi, di mana keterbatasan fasilitas dan sarana prasarana sering mengganjal untuk mendapatkan izin operasional. Namun demikian, melalui kerja keras dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh, Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Komite Sekolah maka sampai dengan saat ini sekolah ini masih tetap dapat menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak Indonesia di Riyadh.
Bagi siswa, Rumah Kotak (Sekolah Indonesia Riyadh) adalah rumah kedua dan tempat mereka belajar, bermain serta bersosialisasi dengan teman-temannya. Siswa sangat betah berada di lingkungan sekolah karena di tempat itu mereka bisa bergaul dan bercanda dengan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Maklum saja, aturan di Saudi membatasi anak-anak dalam bermain di luar rumah apa lagi bagi anak-anak perempuan, selain harus mengenakan abaya mereka tidak bisa ke luar rumah tanpa didampingi mahramnya. Oleh karena itu, sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar tapi menjadi tempat favorit bagi anak-anak untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Hubungan interpersonal antara guru dan siswa di Sekolah Indonesia Riyadh sangat dekat. Melalui slogan “one for all” (satu untuk semua) yang memiliki makna bahwa Sekolah Indonesia Riyadh sebagai satu-satunya sekolah Indonesia di Riyadh berupaya memberikan excellent service kepada seluruh siswa tanpa adanya diskriminasi. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak membuat guru memahami dengan baik karakter, bakat, dan minat siswa satu persatu.
ADVERTISEMENT
Dengan konsep multiple intelligent, guru-guru di Sekolah Indonesia Riyadh memandang bahwa semua siswa memiliki kecerdasannya masing-masing. Rasa empati dan simpati juga terjalin dengan baik antara guru dan siswa bahkan komunikasi antara guru dengan orang tua juga berjalan baik, karena sekolah dan setiap wali kelas memiliki grup tersendiri dengan memanfaatkan aplikasi sosial media WhatsApp dengan anak-anak dan orang tua.
Di rumah kotak itu, anak-anak Indonesia belajar memahami karaker dan budaya Indonesia. Rumah itu telah menjadi rumah budaya bagi anak-anak Indonesia di Riyadh. Dari anak-anak Sekolah Indonesia Riyadh itu pula, budaya Indonesia dipamerkan kepada masyarakat di Arab Saudi dalam setiap festival budaya yang diselenggarakan oleh KBRI Riyadh maupun oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Meski jauh dari Ibu Pertiwi, anak-anak Sekolah Indonesia Riyadh terampil memainkan gamelan, rampak kendang, tarian dari berbagai daerah dan lagu-lagu nasional yang membangkitkan patriotisme dan nasionalisme.
Rumah kotak itu memang memiliki banyak keterbatasan. Namun demikian, keterbatasan itu tidak menjadi penghalang bagi siswa di rumah kotak itu untuk menunjukkan prestasi dan mengasah bakatnya. Selain mahir dalam berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab, siswa di rumah kotak itu juga piawai membuat robot, drone, dan multimedia lainnya seperti short movie, animasi, dan Sekolah Indonesia Riyadh TV (SIR TV).
Lulusan dari rumah kotak itu ternyata juga banyak yang diterima di Perguruan Tinggi favorit di Indonesia seperti di ITB, IPB, UI, Unibraw, UNHAS, dan Universitas-Universitas lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Sekolah di rumah kotak dengan sarana dan prasarana yang sederhana namun menyimpan banyak makna serta sejuta kenangan yang penuh suka duka. Di rumah kotak itu, siswa belajar humanisme, saling menghargai, toleransi, keterbukaan, kekeluargaan, dan tanggung jawab. Rumah kotak itu juga menjadi bukti bahwa perbedaan suku, agama, bahasa dan budaya bukanlah penghalang untuk bersahabat dan bersatu.
Setiap kelas yang relatif sempit yang berisi dua puluh empat siswa rata-rata terdapat enam sampai dengan tujuh suku bangsa sehingga sekolah ini menjadi cermin pluralisme di Indonesia. Di antara suku bangsa yang terdapat di Sekolah Indonesia Riyadh antara lain: Jawa, Sunda, Madura, Batak, Minangkabau, Sasak, ambon, Bugis, dan Toraja. Meskipun berbeda-beda latar belakangnya akan tetapi siswa di rumah kotak itu tidak pernah bertengkar. Rasa toleransi dan kekeluargaan yang erat justru memperkuat dan menyadarkan mereka bahwa perbedaan itu justru memperkaya budaya yang mereka miliki.
ADVERTISEMENT
Belajar di rumah kotak tentang keindonesiaan memang bukan perkara mudah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswanya lahir dan dibesarkan di Arab Saudi bahkan ada yang belum pernah pulang sama sekali ke Indonesia. Oleh karena itu, ketika guru memutar video tentang macam-macam buah-buahan yang terdapat di Indonesia, sungai dan danau di Indonesia siswa kadang kala juga kurang memahaminya.
Sebenarnya hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena sebagian siswa memang jarang atau belum pernah mengenal sungai dari dekat, belum pernah tahu buah-buahan yang hanya terdapat di daerah tropis seperti di Indonesia. Di rumah kotak tersebut, anak-anak belajar berdemokrasi. Meski jarak terbentang jauh dari tanah air namun anak-anak Indonesia di rumah kotak itu tumbuh menjadi anak yang santun, berjiwa Pancasila dan tentunya sangat mencintai tanah airnya.
ADVERTISEMENT