Penyebab Suara Ahok-Djarot Anjlok: Sembako dan Video Kampanye

19 April 2017 16:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Paparan survei kandidat Pilgub DKI oleh Median. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paparan survei kandidat Pilgub DKI oleh Median. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Media Survey Nasional (Median) menilai sembako dan video kampanye, yang membuat anjloknya perolehan suara pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat.
ADVERTISEMENT
Median telah menyelenggarakan quickcount Pemilihan Gubernur DKI Jakarta melalui 320 TPS Jakarta.
Hasilnya, hingga pukul 15.30 WIB, data yang masuk sebesar 81,62 persen, pasangan Anies Baswedan-Sandi Salahuddin Uno unggul dengan angka 57,49 persen dan persentase perolehan Ahok-Djarot 42,51 persen.
Ahok menunjukan surat suara usai nyoblos. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok menunjukan surat suara usai nyoblos. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)
Ketua Median, Rico Marbun, menjelaskan keunggulan Anies-Sandi hingga 15 persen ini disebabkan dinamika politik di Jakarta yang sangat fluktuatif membuat suara dari para calon sangat dengan mudah berubah, salah satu yang membuat suara Ahok-Djarot anjlok ialah blunder yang dilakukan oleh tim sukses.
"Beberapa hal dan terekam di minggu terakhir, pertama efek video yang disebar sendiri oleh timses Ahok-Djarot di bagian depan justru menyulut kontroversi, dan menyulut perbedaan rasial," ujar Rico saat menggelar jumpa pers, di Hotel Amaris Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (19/4).
ADVERTISEMENT
Djarot dan istri pasca mencoblos (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot dan istri pasca mencoblos (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Menurutnya, meskipun video itu telah dihapus akan tetapi telah menyebar ke seluruh masyarakat dan memberikan efek yang besar,selain itu juga faktor ditemukan serangan fajar sembako di beberapa hari terakhir menjelang pilkada juga memberikan pengaruh yakni menurunnya simpati pemilihnya sendiri.
Rico menganggap fenomena inilah yang merusak suara dari pasangan calon yang diusung PDIP tersebut, sehingga suara pasangan Ahok-Djarot kali ini tidak berbeda jauh dengan putaran pertama, pasangan ini gagal menjaring pemilih tambahan ataupun menggaet suara Agus Yudhoyono-Silvyana Murni.