Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mari Kita Lebih Mengenal Lagi Penyakit Pernapasan Yaitu Asma
22 November 2023 12:59 WIB
Tulisan dari Muhamad Satrianaldo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Asma adalah kondisi pernapasan kronis yang ditandai oleh penyempitan saluran udara. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh peradangan pada saluran udara yang mengakibatkan pembengkakan dan peningkatan produksi lendir. Asma dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang dengan asma terpapar dengan pemicu tertentu, seperti alergen, polusi udara, atau aktivitas fisik, saluran udara mereka menjadi lebih sensitif dan menyempit. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mengalirkan udara keluar dan masuk ke paru-paru. Selain itu, produksi lendir yang berlebihan juga dapat memperburuk penyempitan saluran udara.
Gejala asma dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala sesekali, sedangkan yang lain mungkin mengalami gejala sepanjang waktu. Gejala yang umum terjadi termasuk sesak napas, batuk-batuk terutama pada malam hari atau pagi hari, mengi (suara mendengung saat bernapas), dan rasa tertekan di dada.
Asma dapat mempengaruhi siapa saja, tetapi cenderung lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Meskipun belum diketahui secara pasti apa penyebab asma, faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan dalam perkembangan kondisi ini. Riwayat keluarga dengan asma atau penyakit alergi lainnya juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan asma.
ADVERTISEMENT
Jumlah Kasus
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus asma di Indonesia mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, terdapat sekitar 8 juta orang yang menderita asma di Indonesia. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang menunjukkan bahwa prevalensi asma di negara ini sedang mengalami peningkatan.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kasus asma di Indonesia dapat bervariasi. Salah satu faktor utama adalah polusi udara. Tingginya tingkat polusi udara di beberapa kota besar Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya, dapat mempengaruhi kualitas udara yang dihirup oleh penduduk dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan seperti asma.
Selain itu, faktor genetik juga dapat memainkan peran penting dalam kejadian asma. Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara riwayat keluarga dengan risiko mengembangkan asma. Jika seseorang memiliki anggota keluarga dekat yang menderita asma, maka mereka mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain faktor polusi udara dan genetik, faktor gaya hidup juga dapat mempengaruhi jumlah kasus asma di Indonesia. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan paparan terhadap alergen seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari dapat meningkatkan risiko terjadinya asma.
Namun, penting untuk dicatat bahwa peningkatan jumlah kasus asma di Indonesia juga dapat disebabkan oleh peningkatan kesadaran dan pemantauan yang lebih baik terhadap penyakit ini. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pemerintah dan organisasi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang asma dan mengenali gejalanya telah meningkat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan karena lebih banyak orang yang mencari perawatan medis dan mendapatkan diagnosis yang akurat.
ADVERTISEMENT
Hal Yang Harus Diperhatikan
Penggunaan obat-obatan juga merupakan bagian penting dalam pengelolaan asma. Obat-obatan untuk asma dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: obat pengendali dan obat pelega. Obat pengendali digunakan secara teratur untuk mengurangi peradangan dan mencegah serangan asma, sementara obat pelega digunakan untuk meredakan gejala akut saat serangan asma terjadi.
Selain penggunaan obat-obatan, pendidikan pasien tentang pengelolaan asma juga penting. Pasien harus memahami tanda-tanda serangan asma yang sedang berkembang dan tahu cara menggunakan inhaler dengan benar. Mereka juga harus memiliki rencana tindakan darurat yang jelas jika gejala asma memburuk secara tiba-tiba.
Dalam beberapa kasus, asma dapat menjadi kondisi yang mengancam jiwa jika tidak diobati dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi individu dengan asma untuk menjalani perawatan yang tepat dan mengikuti langkah-langkah pengelolaan yang disarankan oleh dokter mereka.
ADVERTISEMENT
Menggunakan Obat Segera Bila Terjadi Asma
Pengobatan asma biasanya melibatkan penggunaan obat-obatan. Obat-obatan tersebut dapat berupa inhaler, yang mengandung bronkodilator untuk membantu melebarkan saluran pernapasan, atau kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan jangka panjang.
Selain obat-obatan, pengobatan asma juga melibatkan manajemen lingkungan dan gaya hidup. Ini termasuk menghindari pemicu asma seperti alergen (misalnya debu atau bulu binatang), menjaga kebersihan rumah, dan menghindari merokok atau paparan asap rokok. Olahraga teratur dan menjaga pola makan sehat juga dapat membantu mengontrol gejala asma.
Dalam kasus asma yang lebih parah, terapi tambahan seperti imunoterapi atau terapi biologis mungkin diperlukan. Imunoterapi melibatkan pemberian dosis kecil alergen secara berkala untuk membantu tubuh membangun kekebalan terhadap alergen tersebut. Terapi biologis menggunakan obat-obatan yang menargetkan mekanisme khusus dalam sistem kekebalan tubuh yang terlibat dalam peradangan asma.
ADVERTISEMENT
Referensi