Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
"Jamet" dalam Kajian Semantik
17 Desember 2020 13:20 WIB
Tulisan dari Muhamad Yusuf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jamet lu, jawa metal

Pergeseran makna pada kata sering kali terjadi di zaman ini, karena kemunculan-kemunculan teknologi sekarang ini mengubah besarnya pada arti kata yang digunakan oleh setiap orang. Khususnya anak-anak milenial sekarang ini sering kali mengatakatan atau menyindir seseorang menggunakan kata-kata tertentu dengan hanya melihat penampilan seseorang.
ADVERTISEMENT
Pergeseran makna disebabkan oleh beberapa hal diantaranya perkembangan ilmu, sosial budaya, teknologi dan lainnya hal ini diungkapkan oleh abdul chaer. (abdul chaer, 2009:140). Tak hanya abdul chaer, Aminuddin juga mengatakan dalam buku pengantar apresiasi karya sastra mengucapkan bahwa makna kata dapat mengalami pergeseran akibat adanya sikap dan penilaian tertentu dari masyarakat pemakainya. (amminudin, 2011: 130-131).
Perubahan makna kata juga disebabkan oleh kebahasaan dan non-kebahasaan, hal ini dijelaskan juga pada buku SEMANTIK Pengantar Memahami Makna Bahasa yang menjelaskan sebab perubahan makna berasal dari kebahasaannya itu sendiri dan sedangkan non-kebahasaan timbul karena enam faktor diantaranya (1) perkembangan ilmu dan teknologi, (2) perubahan sosial, (3) perluasan bidang pemakaian yang akibat ada kemiripan sifat, (4) pengaruh asing, (5) kebutuhan istilah baru, (6) tabu.
ADVERTISEMENT
Pergeseran makna kata pada zaman sekarang ini sudah terlalu sering terjadi karena dengan kemjuan-kemajuan teknologi sekarang ini menambah pemikiran-pemikiran anak memunculkan sebuah kata untuk memanggil atau mengungkapkan tentang pribadi seseorang dengan hanya melihat penampilannya saja, seperti halnya dengan kata “Jamet (Jawa Metal)” adalah salah satu kata yang disematkan oleh anak-anak milenial kepada seseorang dengan hanya melihat penampilannya saja.
Makna kata “Jamet” digunakan oleh anak-anak milenial untuk menyindir orang-orang jawa dengan penampilan yang bisa dibilang tidak mewah apalagi istimewa karena dari penampilan-penampilan yang digunakan orang jawa ini terkesan mengundang gelak tawa anak-anak milenial terkhusus anak-anak yang memang tinggal di daerah perkotaan dan komplek-komplek yang memang dekat dengan perkotaan. Kata ini timbul karena penampilan orang jawa yang terkesan urakan dengan rambut Panjang ke depan dan dibelakang terkesan pendek dan seperti kita ketahui juga kata metal sangat popular pada jamannya karena memiliki penampilan dengan rambut Panjang tetapi dibarengi dengan pakaian dan dandanan yang memang berhubungan selaras dengan rambutnya.
ADVERTISEMENT
Tetapi kata “jamet” biasanya disematkan kepada orang-orang kuli bangunan diperkotaan yang memang memiliki penampilan rambut Panjang tetapi dengan aktivitas yang hanya kuli bangunan dan maka dari itu kata ini keluar dari mulut seseorang untuk mengatakan bahwa itu jamet “jawa metal.
Untuk tahun ini juga kata-kata itu masih sering digunakan tetapi tidak hanya mengarah pada orang-orang jawa dengan aktivitas kuli bangunan, tapi orang-orang dengan penampilan yang memang tidak masuk akal dan terkesan nor aitu termasuk jamet. Seperti, orang-orang yang menggunakan celana lepis tetapi bawahnya menggunakan sandal swallow, orang yang menggunakan kemeja tapi bawahannya sandal dan celana pendek ataupun orang yang menggunakan topi terbalik dan penampilan tidak jelas untuk diungkapkan.
Penampilan memang terkesan bukan urusan seseorang untuk diperhatikan, penampilan memanglah asal nyaman denga napa yang kita gunakan, namun di zaman sekarang ini penampilan menjadi hal yang memang wajib untuk diperhatikan seorang agar mendapat respon kalangan luar, dengan penampilan yang terkesan mewah maka kita akan mendapat respon baik tetapi ketika kita menggunakan baju asal nyaman kita akan mendapatkan hujatan dari kaum milenial.
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang ini penampilan menjadi nomor satu untuk diperhatikan seseorang karena dengan kemajuannya teknologi menambah seseorang untuk mengakses sesuatu dan salah satunya adalah penampilan seseorang, orang bisa saja mengakses penampilan orang ketika melihat penampilan buruk atau baik dan lalu di uploud ke sosial media dan mendapat banyak respon dari warga net yang memang melihat status yang ditampilkan pengakses dan lalu menyematkan kata-kata atau panggilan untuk seseorang yang berpenampilan seperti pada gambar, dan salah satunya adalah penyematan kata jamet untuk seseorang yang memang terlihat sangat nora dalam berpenampilan.
Tetapi kata-kata yang disematkan oleh warganet tidak termasuk kedalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) karena memang bisa dikatakan itu hanyalah kata sindiran atau kata-kata yang memang terkesan menjelekkan seseorang dan menyematkan kata itu kepda orang sedikitnya akan melukai hati sesorang, karena penampilan seseorang balik lagi pada biaya yang dimiliki seseorang dalam berpenampilan dan hal inilah salah satu alas an kata-kata seperti jamet tidak masuk kedalam kamus besar bahsa Indonesia (KBBI).
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi menjadi hal utama dalam pergeseran makna kata jamet ini karena adanya kata jamet merabak ke masyarakat karena postingan seseorang yang menampilkan seorang lelaki dengan rambut Panjang depan dan dengan propesi kuli bangunan dan merabak pada orang-orang yang penampilannya terkesan nora dan tidak memiliki hal yang bisa dibanggakan dalam kehidupannya.
Seseorang akan menilai orang pertama kali adalah dari penampilan jika penampilan ia terkesan rapih maka akan mendapat respon baik dari orang yang melihatnya tetepai sebaliknya ketika orang pertama kali melihat orang itu dan penampilannya tidak jelas terkesan urakan maka orang akan langsung menyematkan kata atau sebutan yang pantas untuk orang itu seperti jamet.
REPERENSI
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
ADVERTISEMENT
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT RinekaCipta.
Makyun Subuki. 2011. Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa. Jakarta: Transpustaka.