news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Luxembourg, Suaka Pajak di Jantung Eropa

Zulfikar Singadikerta
Student-Researcher at Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
23 Maret 2021 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfikar Singadikerta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Cedric Letsch on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Cedric Letsch on Unsplash
ADVERTISEMENT
Di kala krisis finansial global pada tahun 2008, negara-negara yang menjadi anggota G20 membuat kesepakatan bilateral yang bertujuan untuk menyudahi praktik-praktik gelap dunia perbankan di negara-negara anggotanya. Banyak pemangku kebijakan yang berbahagia atas kesepakatan ini, karena hal ini menjadi penanda awal dari terciptanya dunia perbankan yang transparan, berintegritas, sekaligus menjadi gempuran nyata bagi negara-negara yang menjadi suaka pajak atau tax haven (Johannesen & Zucman, 2014).
ADVERTISEMENT
Tax haven sendiri ialah suatu yurisdiksi yang menjadi tempat berlindung para wajib pajak, baik itu perusahaan maupun individu-individu, (Hines Jr., 2007). Suaka pajak menjadi tempat berlindung yang umum bagi pengusaha-pengusaha yang berasal dari negara dengan pajak yang cukup tinggi seperti hal nya negara-negara Skandinavia.
Akan tetapi, penghindaran pajak (berbeda dengan penggelapan pajak) tetap terjadi di Amerika Serikat yang notabene pajaknya lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Skandinavia tadi. Amerika Serikat yang kerap memberlakukan kebijakan supply-side economics di mana penurunan rasio pajak dan deregulasi dilakukan dengan harapan perusahaan-perusahaan multinasional tidak lari dari tanggung jawab pajak, masih menemukan banyak praktik penggelapan pajak dan penghindaran pajak.
Di era administrasi Bill Clinton tahun 1999, yang dimana tax bracket tertingginya masih lebih rendah dari jika dibandingkan dengan satu atau dua dekade sebelumnya; masih terdapat sekitar 59% perusahaan multinasional Amerika Serikat yang melakukan penghindaran pajak dengan menyimpan uangnya di tax haven, (Desai, Foley, & Hines, 2006).

Luxembourg Sebagai Suaka Pajak

Salah satu tempat favorit bagi para penghindar pajak, selain Hong Kong, Singapura, Kepulauan Cayman, ialah Luxembourg. Hal ini tentu disangkal oleh Jean-Claude Juncker yang adalah petinggi komisi Uni Eropa, akan tetapi fakta menunjukan jika Luxembourg pada tahun 2015 semakin terlihat akrab dengan perusahaan-perusahaan multansional asal Amerika Serikat seperti Microsoft dan Amazon. (Houlder, 2015).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Amerika Serikat, namun Luxembourg menjadi destinasi favorit perusahaan-perusahaan Eropa, seperti beberapa perusahaan asal Republik Ceko, (Janský & Kokeš, 2016). Dengan hanya total penduduk 626.108 jiwa di awal tahun 2020 (Statistics and Economic Studies, 2020), Luxembourg memiliki total persentase aset perbankan terhadap PDB sekitar 109,09% atau terbesar ke 27 di dunia di tahun 2017 silam (The Global Economy, 2020). Bahkan data dari Komisi Uni Eropa tahun 2011 yang dimuat di satu laman berita Financial Times dan di tulis Houlder (2015), menunjukan jika persentase aset perbankan Luxembourg didominasi oleh nasabah asing, bahkan sejak tahun 1960-an, (Neugarten, 2020).
Hingga saat ini setidaknya ada sekitar 134 bank yang beroperasi di Luxembourg yang banyak bergerak di corporate banking, asset management, dan wealth management (The European Banks, 2020). 134 bank ini tentunya tidak menargetkan warga lokal Luxembourg, yang hanya sekitar 600 ribu jiwa tadi, untuk menjadi nasabahnya.
ADVERTISEMENT
Target klien nya tentunya ialah perusahaan-perusahaan multinasional yang hendak memanfaatkan kalkulasi pajak perusahaan di Luxembourg. Akan tetapi, pada nyatanya rata-rata persentase pajak perusahaan (baik asing maupun domestik) di Luxembourg terbilang tidak terlalu rendah, berada di angka 17% untuk korporasi dengan pendapatan di atas 200.000 Euro (European Union, 2019), dan terbukti lebih tinggi dari beberapa negara Uni Eropa dan OECD lainnya seperti Irlandia ataupun Belanda contohnya.
Namun, perusahaan-perusahaan luar negeri tetap ingin menyimpan dana nya di Luxembourg karena meski persentase pajak nya normal, karena ada nya hal-hal terkait pengecualian pajak, dan pengurangan pajak yang cukup masif dan atraktif bagi perusahaan asing.
Serta menurut Transparency International (2019), Luxembourg adalah negara ke-9 terbersih dari korupsi dari total 180 negara tersurvey, bersandingan dengan Jerman. Pemerintah yang bersih, dan aturan pajak yang terbilang fleksibel dan ringan tentu membuat perusahaan-perusahaan seperti Rakuten, iTunes (Apple), Amazon, Paypal, RTL group (NoMoreTax, 2020) tidak segan menyimpan dananya di Luxembourg.
ADVERTISEMENT
Dengan segala keringanan pajak tersebut, Luxembourg kemudian berhasil menjemput sekitar $4 triliun FDI (foreign direct investment). FDI sendiri diketahui sebagai praktik investasi finansial antar batas negara yang amat sangat penting bagi integrasi ekonomi, karena dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menyediakan lapangan kerja via transfer kapital, teknologi, dan skill. Akan tetapi, FDI yang masuk ke dalam sirkulasi keuangan Luxembourg tidak sepenuhnya dalam bentuk padat modal maupun padat karya dan bahkan tergolong phantom investment.
Investasi hantu asing ini seringkali berbentuk perusahaan cangkang yang tidak ada bentuk aktivitas bisnis nya di negara penerima Investasi. Perusahaan cangkang yang bahkan tak mempunyai pekerja, alamat, dan gedung konkrit ini berfungsi sebagai pusat manajerial aset tak berwujud (intangible), dan sebagai tempat bagi perusahaan multinasional untuk mereduksi total pajak global nya. International Monetary Fund (2019) menyatakan, dari sekian banyak suaka pajak yang menjadi bersemayam nya 'investasi hantu', Luxembourg dan Belanda dikatakan menjadi inang dari hampir dari setengah investasi hantu tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski Luxembourg tidak mendapatkan dana investasi padat karya dari seluruh phantom investment tersebut, Luxembourg tetap mendapatkan kontribusi ekonomi ketika perusahaan-perusahaan cangkang tersebut melakukan aktivitas pembayaran registrasi, membayar ongkos perusahaan, konsultasi pajak, akuntansi, dan berbagai jenis aktivitas jasa keuangan lainnya kepada pihak Luxembourg. Hal tersebut didukung oleh data statistik yang menunjukan jika akuntan, auditor keuangan, analisis perbankan, konsultan dan manajemen keuangan, adalah salah empat dari 10 pekerjaan yang paling kompetitif dan banyak dibutuhkan di Luxembourg, (Clarinval, 2019). Berkat hal ini juga, Long Finance (2017) dalam laporannya The Global Financial Centre Index 21 bahkan menempatkan Luxembourg diurutan ke-18 di dunia, dan ke-3 seantero benua Eropa dalam hal pusat keuangan paling kompetitif.
Gambar 2 : The Global Financial Centre Index 21 Top Five Western European Centres

LuxLeaks

Peningkatan taraf kompetitif pasar keuangan Luxembourg ini tentunya beriringan dengan derasnya aliran FDI ke Luxembourg dan penambahan jumlah perusahaan-perusahaan cangkang di sana. Segala hal terkait pajak perusahaan dan masuknya investasi-investasi hantu di Luxembourg ini telah, setidaknya, menghasilkan 5,93% dari total PDB Luxembourg di tahun 2018 (Organisation for Economic Co-operation and Development, 2020) dan membantu mempekerjakan banyak warga Luxembourg, meski praktik pajak dan investasinya dianggap dapat merugikan negara lain.
ADVERTISEMENT
Lembaga ICIJ (International Consortium of Investigative Journalists and the Global Alliance) telah berhasil mengungkap skandal pajak Luxembourg. Di kasus ini, terdapat sekitar 350 perusahaan yang mengadakan negosiasi pajak secara rahasia dengan Luxembourg di tahun 2014 lalu. Perusahaan-perusahaan ini salah satu nya memanfaatkan exemption dari pajak hak kekayaan intelektual hingga 80%. Perusahaan-perusahaan ini pun menikmati exemption lainnya, yakni pajak untuk interest income/pendapatan bunga.

Luxembourg Sebelum Menjadi Suaka Pajak

European Steel Industry, gambar diambil dari : chronicle.lu
Pada sejarahnya Luxembourg tidak selalu menjadi suaka pajak bagi perusahaan-perusahaan asing, dan masyarakatnya tidak selalu banyak bekerja dibidang perbankan dan jasa keuangan. Ekonomi Luxembourg pernah didominasi oleh industri besi dan baja. Ditemukannya bijih besi pada tahun 1850 di selatan Luxembourg dan dikenalkannya Teknik metalurgi ala Inggris ke masyarakat di sana, melahirkan suatu industri yang kelak akan membawa Luxembourg kepada kemajuan ekonomi di dekade penghujung abad ke-19 dan di awal abad ke-20.
ADVERTISEMENT
Dengan pendanaan yang kebanyakan datang dari negara tetangganya, yakni Jerman, produksi besi dan baja Luxembourg naik dari 145.313 ton in 1900 menjadi 1.115.004 t. di tahun 1913. Selama periode tersebut, terjadi banyak pertambahan penduduk, salah satu nya diakibatkan oleh hadirnya gelombang imigran asal Jerman dan Italia yang ingin bekerja di Industri pertambangan dan produksi baja di Luxembourg. Kala itu 60% dari total populasi Luxembourg bekerja di sektor pertambangan dan produksi besi dan baja.
Pada akhirnya, dua daerah yang menjadi pusat pertambangan baja pun, City of Luxembourg dan Canton of Esch, mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, (Statistics and Economic Studies, 2003). Satu perusahaan industri besi dan baja yang termahsyur di Luxembourg, yakni Aciéries de Burbach, Eich, Dudelange atau ARBED menjadi pionir kemajuan Luxembourg di masa pra-perang dunia satu hingga perang dunia ke dua. Sebelum Bersatu menjadi Arcelor Mittal, dan menjadi pabrik baja terbesar se Eropa barat, ARBED terus mendominasi industri besi dan baja, dan membawa kemakmuran bagi masyarakat Luxembourg hingga akhirnya terjadi transisi dari sektor industri baja ke arah sektor perbankan di tahun 1970-an.
ADVERTISEMENT
Luxembourg yang terletak di antara Jerman, Perancis, dan Belgia membuat segmentasi perbankan nya cukup terdiversifikasi. Bank-bank asal Jerman menguasai sekitar 18,3% dari seluruh sector perbankan di sana, lalu Perancis dengan 10,6% dan Swiss dengan 7,7%. Bank-bank Italia dan RRT 7,1%, sedangkan perbankan Inggris dan Swedia hanya 4,9%.
Namun, bank-bank Belgia tidak terlihat banyak beroperasi di Luxembourg. Bank-bank domestik Luxembourg juga berperan cukup penting di wilayahnya sendiri. Dengan model bisnis yang lebih terdiversifikasi di bidang (privat, retail, korporasi, manajemen aset dll.) mereka dapat mengungguli bank-bank mancanegara di sana. Tentunya dengan model bisnis yang lebih variatif, dan jaminan kerahasiaan perbankan lokal terlihat lebih atraktif bagi perusahaan-perusahaan yang hendak menanam phantom investment di Luxembourg.
ADVERTISEMENT
Luxembourg yang melakukan transisi fokus usaha negaranya dari industri besi dan baja menuju industri keuangan nampaknya telah membuahkan hasil yang cukup signifikan. PwC Luxembourg setidaknya mencatat adanya penambahan 6 milyar EUR di balance sheet tahun 2015, atau bertambah 0,8% dari tahun sebelumnya. Dengan rata-rata pertumbuhan yang terbilang positif tiap tahunnya, Luxembourg tentu akan senantiasa berfokus pada pengambangan industri perbankan, meskipun pada praktiknya terdapat hal-hal yang tidak lazim seperti praktik-praktik terkait perlindungan bagi pencari suaka pajak yang tentunya merugikan negara asal perusahaan pencari suaka.
---
REFERENCES
Clarinval, F. (2019, September 29). What are the most in-demand jobs in Luxembourg? Retrieved from RTL Today: https://today.rtl.lu/news/luxembourg/a/1406838.html
Desai, M. A., Foley, C. F., & Hines, J. R. (2006). The demand for tax haven operations. Journal of Public Economics, 90, 513–531.
ADVERTISEMENT
European Union. (2019, Oktober 23). Company tax in the EU - Luxembourg. Retrieved from An official website of the European Union: https://europa.eu/youreurope/business/taxation/business-tax/company-tax-eu/luxembourg/index_en.htm
Hines Jr., J. R. (2007). Tax Havens. The Office of Tax Policy Research, Product Number WP 2007–3 .
Houlder, V. (2015, July 23). Luxembourg tax regime: Under siege. Retrieved from Financial Times: http://ba-group.lu/publications/Newscatching_MProbst_FT_Luxembourg%20Tax%20Regime_Under%20Siege.pdf
International Monetary Fund. (2019). The rise of phantom investment : Empty corporate shells in tax havens undermine tax collection in advanced, emerging market, and developing economies. Washington D.C.: International Monetary Fund.
Janský, P., & Kokeš, O. (2016). Profit-shifting from Czech multinational companies to European tax havens. Applied Economics Letters, 23(16), 1130–1133.
Johannesen, N., & Zucman, G. (2014). The end of bank secrecy? An evaluation of the G20 tax haven crackdown. American Economic Association, Vol. 6, №1 (pp. 65–91).
ADVERTISEMENT
Long Finance. (2017). The Global Financial Centre Index 21. London: Long Finance.
Neugarten, J. (2020, October 20). Why Is Luxembourg Considered a Tax Haven? Retrieved from Investopedia: https://www.investopedia.com/ask/answers/100115/why-luxembourg-considered-tax-haven.asp
NoMoreTax. (2020, January 9). Doing business in Luxembourg. Retrieved from NoMore Tax EU: https://nomoretax.eu/doing-business/minimise-taxes-luxembourg/
Organisation for Economic Co-operation and Development. (2020, Oktober 10). Tax on corporate profits. Retrieved from OECD Revenue Statistics: Comparative tables: https://data.oecd.org/tax/tax-on-corporate-profits.htm
Statistics and Economic Studies. (2020, Oktober 5). Luxembourg Population: Demographic Situation, Languages and Religions. Retrieved from Statistics portal of the Grand-Duchy of Luxembourg: https://statistiques.public.lu/stat/TableViewer/tableView.aspx?ReportId=12857&IF_Language=eng&MainTheme=2&FldrName=1
The European Banks. (2020, Oktober 10). List of Banks in Luxembourg. Retrieved from The Banks EU: https://thebanks.eu/banks-by-country/Luxembourg
The Global Economy. (2020, Oktober 5). Bank assets to GDP - Country rankings. Retrieved from The Global Economy - Business and economic data for 200 countries: https://www.theglobaleconomy.com/rankings/bank_assets_GDP/#Luxembourg
ADVERTISEMENT
Transparency International. (2019). Corruption Perception Index. Berlin: Transparency International.
U.S. Department of the Treasury. (2020, October 6). Internal Revenue Service, U.S Individual Income Tax: Tax Rates for Regular Tax: Highest Bracket [IITTRHB]. Retrieved from FRED, Federal Reserve Bank of St. Louis: https://fred.stlouisfed.org/series/IITTRHB, October 6, 2020.