Financial Freedom, Merasakan Bebasnya Pensiun Sejak Dini

M Abdul Rahman
Konsultan Pajak - Financial Planner - CFP Holder - PhD Student
Konten dari Pengguna
18 September 2023 11:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Abdul Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mapan finansial di usia muda memang menjadi keinginan bagi setiap orang. Namun untuk menuju ke hal tersebut, tentunya membutuhkan perencanaan keuangan secara matang dan proporsional, artinya apa? Artinya adalah seseorang harus memiliki tujuan atau goals dalam waktu yang telah ditentukan dan memikirkan bagaimana caranya untuk mencapai goals tersebut.
ADVERTISEMENT
Banyak cara dan jalan untuk mencapai financial freedoms, salah satunya menentukan tujuan. Tujuan atau cita-cita keuangan yang diinginkan oleh seseorang pun banyak ragamnya, namun pada artikel kali ini saya akan lebih memfokuskan diri untuk membahas financial freedoms untuk mencapai pensiun di usia yang relatif muda.
Bila mengacu penelitian yang dilakukan oleh Monks (2006), usia muda awal adalah usia yang berkisar di antara 22 tahun sampai dengan 30 tahun, dan apabila usia yang dianggap puncak masa keemasan adalah usia di atas 30 tahun. Mudahnya, anggaplah usia muda yang kita bahas pada artikel ini adalah usia di atas 30 tahun.
Untuk mencapai financial freedom di usia muda, tentu ada beberapa yang perlu diterapkan oleh seseorang, dan tentunya hal tersebut harus dilakukan secara disiplin agar realisasi financial freedom dapat terlaksana sesuai dengan keinginan. Beberapa hal tersebut saya rangkum sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

Dana Darurat yang Cukup

Ilustrasi dana darurat. Foto: Shutter Stock
Pada dasarnya fondasi financial freedom yang kuat adalah bagaimana seseorang menyiapkan dana darurat yang cukup untuk kebutuhan atau kejadian yang sifatnya extraordinary. Namanya manusia, terkadang memiliki kebutuhan yang sifatnya mendadak atau terdesak, sehingga dengan dasar dan alasan tersebutlah seseorang “diwajibkan” untuk memiliki kebutuhan dana yang proper. Dana darurat, tersebut kehadirannya menjadi penting karena akan berpengaruh secara langsung terhadap kondisi finansial seseorang.
Dari riset yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seseorang harus melakukan budgeting ideal sebesar 10% sampai dengan 20% dari total penghasilan setelah dikurangi beban-beban bulanan dan di luar dana yang di simpan setiap bulannya untuk dana darurat.
Hal tersebut bertujuan agar, dana yang dipergunakan untuk kondisi extraordinary tersebut, tidak mengganggu kondisi keuangan seseorang. Dana darurat juga berperan penting dalam menjaga stabilitas keuangan seseorang dari kondisi luar biasa yang dialami seseorang.
ADVERTISEMENT
Rencana terburuknya, apabila seseorang terkena musibah misalnya sakit atau hal lain, di samping seseorang tersebut memiliki antisipasi risiko berupa kepemilikan asuransi kesehatan, seseorang pula memiliki dana darurat yang dapat dipergunakan untuk mendanai kebutuhan sehari-hari seseorang tersebut, bilamana si pemilik dana tidak dapat melakukan kegiatan transaksional atau bekerja yang justru akan berpengaruh terhadap penerimaan penghasilan secara rutin.

Memiliki Rencana Antisipasi dan Mitigasi Risiko yang Matang

Ilustrasi dana darurat. Foto: Shutter Stock
Dalam perencanaan keuangan, antisipasi atau mitigasi risiko sangat penting dan sentral peranannya. Di luar dana darurat, mitigasi risiko memiliki peranan yang lebih besar. Apabila dana darurat dipergunakan untuk mengcover kebutuhan-kebutuhan yang sifat atau nilainya lebih kecil, sedangkan mitigasi risiko memiliki peranan dalam mengcover yang nilainya lebih besar dan mungkin dua atau tiga kali lipat lebih besar ketimbang pengeluaran setiap bulan seseorang.
ADVERTISEMENT
Kepemilikan asuransi kesehatan adalah salah satu bentuk mitigasi risiko bagi seseorang. Sekali lagi, sebagai manusia yang tentunya memiliki banyak kelemahan, kita diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, salah satunya adalah kelemahan dan kekurangan atas fisik manusia. Tubuh manusia ini, bila dapat diilustrasikan adalah seperti mesin yang apabila sudah menua akan memiliki banyak penurunan daya dan fungsi. Jangankan menua, terkadang pada saat usia mesin masih prima pun adakalanya mengalami kerusakan yang tiba-tiba apalagi tubuh manusia.
Bicara mitigasi risiko, tentu memiliki kaitannya dengan takdir tuhan. Memiliki asuransi adalah bentuk perhatian kita terhadap diri kita sendiri dan orang-orang tersayang di sekeliling kita. Kembali lagi, berbicara mitigasi risiko juga berbicara terhadap planning terburuk.
ADVERTISEMENT
Apabila hal tersebut sewaktu-waktu terjadi pada diri kita, maka kerabat maupun keluarga di sekeliling kita tidak terepoti dengan hal yang sifatnya finansial. Dan tentu, mitigasi risiko juga mengantisipasi cadangan dana yang kita simpan selama ini yang sifatnya untuk dipergunakan hal bermanfaat lainnya.
Begitu besarnya peran mitigasi risiko diri dalam bentuk kepemilikan asuransi menjadi bentuk perhatian diri kita terhadap lingkungan sekitar, sehingga tidak ada ruginya kita atau seseorang memiliki asuransi baik jiwa, kesehatan, atau pendidikan. Karena pada dasarnya memiliki asuransi merupakan investasi terbaik terhadap hidup kita.

Tujuan yang Jelas

Ilustrasi mengatur keuangan. Foto: fizkes/Shutterstock
Pada akhirnya, semua muara bagi seseorang agar dapat menikmati pensiun dini demi mencapai financial freedom adalah memiliki tujuan keuangan yang jelas. Dalam beberapa forum dan diskusi perencanaan keuangan oleh para ahli keuangan, seseorang tidak bisa begitu saja menginginkan financial freedom tanpa menentukan ke mana arah tujuan yang jelas.
ADVERTISEMENT
Artinya, financial freedom tersebut pada dasarnya adalah bukan merupakan tujuan utama, financial freedom adalah konsep dari kemakmuran seseorang.
Tujuannya utama dalam merencanakan keuangan secara dini adalah meraih kenikmatan hidup yang mapan dengan rencana-rencana yang sudah disusun matang. Bila seseorang, menginginkan pensiun dini, artinya seseorang tersebut telah mengetahui bagaimana langkah-langkah untuk mencapai hal tersebut.
Artinya, dia harus tahu berapa dana yang harus dia siapkan untuk dana darurat, dana pensiun, dana liburan, dana untuk memenuhi keinginan terdekat misalnya ingin membeli aset atau hal lainnya, dana untuk mitigasi risiko, dana untuk beribadah seperti umrah, haji, atau ke yerusalem, dan dana-dana lainnya.
Di samping itu, pensiun dini bukan diartikan sebagai berhenti bekerja selamanya. Bisa juga memiliki makna untuk berhenti bekerja di perusahaan dan memulai bisnis sendiri tanpa harus mendapatkan tekanan dari pihak pemberi kerja, dengan bekerja secara fleksibel agar dapat menikmati hidup dan dapat menghabiskan waktu yang lebih banyak dengan keluarga.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, konsep untuk pensiun dini adalah cara yang universal. Pensiun dini bagi seseorang memiliki banyak arti dan makna. Bahkan, bisa dekat dengan keluarga pun bisa dianggap sebagai simbol kebahagiaan seseorang.
Dengan memperhatikan beberapa poin tersebut, pada dasarnya cukup mudah bagi seseorang untuk mencapai keinginan untuk pensiun muda dengan konsep financial freedom.
Kalau kamu mulai kapan berencana pensiun dini?