Ingin Pahala Berlipat, Jemaah Umrah Naik 20 Persen saat Ramadhan

6 Juni 2017 14:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jemaah Umrah di Arab Saudi (Foto: Flickr/FFaruq)
Pergi haji merupakan impian bagi sebagian besar umat Islam. Namun tak semua orang memilki kesempatan untuk pergi berhaji meski kuota haji Indonesia tahun ini naik.
ADVERTISEMENT
Kuota haji Indonesia tahun 2017 ini mencapai 221.000 orang. Meski demikian sebagian besar calon jemaah harus tetap mengantre bertahun-tahun untuk mendapat lampu hijau berangkat ke Tanah Suci.
Haji bukanlah satu-satunya ibadah yang bisa dilakukan di Masjidil Haram. Sebagian umat muslim di Indonesia juga memilki animo besar terhadap ibadah umrah. Tahun 2016 lalu sekitar 700 ribu jemaah Indonesia melaksanakan ibadah umrah.
Para jemaah Indonesia memilki pola tersendiri ketika memilih tanggal untuk pergi melaksanakan umrah. Ada kecenderungan peningkatan jumlah jemaah saat bulan Ramadhan.
“Iya, ada peningkatan untuk umrah dan beribadah di tanah suci saat bulan Ramadhan. Ada peningkatan sekitar 10-20% dibanding bulan-bulan lainnya.” ujar Kasubdit Pembinaan Umrah Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arfi Hatim, kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (6/6).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi haji. (Foto: pixabay.com)
Bulan Ramadhan memang menjanjikan pahala yang berlipat. Beribadah umrah saat berpuasa dianggap memilki nilai lebih dibandingkan bulan-bulan lainnya. Bahkan hadis menyebut umrah di bulan Ramadhan pahalanya setara dengan pahala haji.
Direktur Umrah dan Haji Khusus Kemenag Muhajirin Yanis menyebut selain pahala berlipat, jemaah juga akan lebih fokus beribadah jika umrah saat berpuasa.
“Daya tarik dan daya semangat orang beribadah lebih tinggi karena kalau di bulan-bulan biasa hanya melaksanakan ibadah umrah. Sementara di bulan Ramadhan bisa melakukan ibadah puasa dan amalan-amalan di Masjidil Haram dengan nilai pahala yang berlipat ganda,” ujar Muhajirin Yanis terpisah.
“Secara fisik kalau di bulan-bulan lain bisa makan siang, kalau saat puasa kan harus menahan diri. Tapi justru di kondisi begitu kan saat tidak puasa orang sibuk cari makan, kalau puasa jemaah bisa lebih konsentrasi di masjid memperbanyak tadarus, iktikaf, dan berdoa,” lanjut Muhajirin.
ADVERTISEMENT