Mengenal ZU-23 Giant Bow Buatan China yang Tewaskan 4 Prajurit TNI

18 Mei 2017 13:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
ZU-23 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
ZU-23 (Foto: Wikimedia Commons)
TNI tengah berduka paska terjadinya kecelakaan saat latihan tempur TNI AD di Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5). Penyebabnya adalah hilang kendalinya meriam ZU-23 atau Giant Bow Cannon. Meriam itu mengalami kerusakan sehingga memuntahkan peluru kepada sejumlah anggota TNI.
ADVERTISEMENT
Ada empat anggota TNI yang meninggal, seorang berpangkat perwira dan tiga orang prajurit. Sementara enam prajurit lainnya mengalami luka-luka. Korban meninggal dan luka berasal dari Kostrad.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono mengatakan, senjata yang meledak tersebut buatan China.
"Giant Bow dari China," kata Mulyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/5).
ZU 23-2 (Foto: Aegeanhawk/Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
ZU 23-2 (Foto: Aegeanhawk/Youtube)
Bagaimana sesungguhnya spesifikasi senjata ini?
ZU-23 atau Giant Bow Cannon merupakan senjata anti-serangan udara dengan dua laras. Dikenal juga dengan nama Shengong, senjata ini merupakan varian dari ZU-23-2 buatan Rusia.
Dalam sejarahnya saat dikembangkan pada akhir 1950-an oleh Uni Soviet, senjata ini digunakan untuk menjatuhkan target seperti pesawat dan helikopter yang terbang rendah pada jarak vertikal maksimum 2,5 kilometer.
ADVERTISEMENT
ZU-23 buatan Uni Soviet. (Foto: fas.org)
zoom-in-whitePerbesar
ZU-23 buatan Uni Soviet. (Foto: fas.org)
Senjata dengan kaliber 23mm yang baru diproduki secara masal setelah tahun 1964 ini, dapat berputar 360 derajat untuk diarahkan kepada target yang bergerak.
Diawaki oleh 5 orang, Giant Bow yang berbobot sekitar 950 kg bisa juga ditembakkan mendatar untuk target yang berada di darat. Ia juga dapat dibawa di atas truk atau mobil jip terbuka.
Sampai sekarang Giant Bow masih terus diproduksi dan kerap digunakan pada perang di Timur Tengah, misalnya pada perang sipil yang terjadi di Libya dan Suriah.