Konten dari Pengguna

Keraguan Trump Terhadap Keberlangsungan Gencatan Senjata Gaza

Muhammad Adiaat
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Angkatan 2022.
22 Januari 2025 19:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Adiaat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com (Ilustrasi konflik di Timur Tengah)
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com (Ilustrasi konflik di Timur Tengah)
ADVERTISEMENT
Donald Trump, yang baru saja dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, mengungkapkan keraguannya terhadap keberlangsungan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang baru saja disepakati. Dalam konferensi pers pada 21 Januari 2025, Trump menyatakan, "Saya tidak yakin. Ini bukan peperangan kami, perangnya mereka." Pernyataan ini menunjukkan pandangannya bahwa konflik di Gaza adalah masalah internal yang tidak secara langsung melibatkan kepentingan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Trump menggambarkan kondisi Gaza sebagai "situs pembongkaran besar," menyoroti kerusakan parah yang dialami wilayah tersebut akibat konflik berkepanjangan. Ia mengakui bahwa Gaza memiliki potensi luar biasa dengan lokasi strategis di tepi laut dan cuaca yang baik, namun ia skeptis tentang kemungkinan perbaikan yang cepat dan efektif. "Mungkin ada banyak hal fantastis yang bisa dilakukan di sana," ujarnya, tetapi ia tetap pesimis mengenai masa depan jangka panjang gencatan senjata ini.
Meskipun gencatan senjata resmi mulai berlaku pada 19 Januari 2025, situasi di lapangan tetap tegang. Serangan Israel masih terus berlanjut, dengan laporan terbaru menyebutkan adanya korban jiwa di Tepi Barat akibat serangan udara. Ini menunjukkan bahwa meskipun kesepakatan telah dicapai, realitas di lapangan masih jauh dari stabil.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, Trump juga ditanya mengenai kemungkinan dukungan Amerika Serikat untuk pembangunan kembali Gaza. Ia tidak memberikan jawaban pasti, tetapi menyatakan bahwa ada potensi untuk mengembangkan wilayah tersebut jika dikelola dengan baik. Namun, keraguan Trump tentang keberlangsungan gencatan senjata membuat banyak pihak mempertanyakan apakah investasi semacam itu akan layak dilakukan dalam situasi yang tidak menentu.
Pernyataan Trump mencerminkan pendekatan pragmatisnya terhadap kebijakan luar negeri, di mana ia lebih memilih untuk fokus pada kepentingan nasional daripada terlibat dalam konflik internasional yang kompleks. Dengan menyebutkan bahwa "ini bukan perang kami," Trump tampaknya ingin menekankan bahwa Amerika Serikat tidak berkewajiban untuk terlibat lebih jauh dalam konflik yang berkepanjangan ini.
Ketidakpastian ini juga menggambarkan tantangan besar bagi komunitas internasional dalam mencari solusi jangka panjang untuk konflik Israel-Palestina. Banyak analis berpendapat bahwa tanpa komitmen nyata dari semua pihak untuk menghormati gencatan senjata dan melanjutkan dialog damai, harapan untuk perdamaian permanen akan tetap menjadi impian belaka.
ADVERTISEMENT
Dengan latar belakang tersebut, masa depan Gaza dan stabilitas regional tetap berada dalam ketidakpastian. Keraguan Trump mencerminkan realitas pahit yang harus dihadapi oleh masyarakat internasional dalam upaya mencapai perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.