Konten dari Pengguna

Ruang Kota dan Anak Muda: Antara Dominasi dan Perlawanan

Muhammad Adib Al-Fikri
Penulis dan pemerhati budaya-sosial. Mahasiswa Magister Kajian Budaya Universitas Padjadjaran.
30 Agustus 2023 17:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Adib Al-Fikri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masyarakat memadati 'Citayam Fashion Week' di kawasan Dukuh Atas, Sabtu (23/7). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat memadati 'Citayam Fashion Week' di kawasan Dukuh Atas, Sabtu (23/7). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota tumbuh, dia berevolusi melalui praktik produksi dan kepemilikan dari manusianya. Mereka menciptakan hubungan, jejaring, komunikasi, yang sifatnya terus menjadi pada ruang kota. Menjadikan ruang kota sebagai tempat paling produktif untuk membangun berbagai kehidupan pada manusia.
ADVERTISEMENT
Saya hidup dan terus menerus bergantung pada kota. Bagaimana lampu jalan yang besar tetap hidup di tengah keramaian jalanan, tentang bangunan yang tumbuh di sekitar jalanan, juga manusia yang memproduksi ruang kota. Seiring dengan berubahnya waktu, kota menjadi sarana umum manusia untuk melihat dan menguasai ruang yang ada.
Secara umum, manusia dalam pembahasan saya mencakup pada keberadaan anak muda dalam ruang kota. Anak muda dalam pendapat saya adalah dilema, antara keinginan untuk mendominasi ruang atau melawan para perencana ruang.
Ruang kota dalam prosesnya memang condong kepada para pembuat kota. Anak muda dalam hal ini cenderung 'direncanakan untuk' daripada 'direncanakan dengan' (Freeman & Riordan: 2012). Ruang kota memang terbuka untuk umum, tetapi anak muda dikesampingkan dalam perkembangannya.
Masyarakat memadati 'Citayam Fashion Week' di kawasan Dukuh Atas, Sabtu (23/7). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Saya tinggal di kota besar, dan faktanya belum ditemukannya ruang terbuka yang dikhususkan untuk kebanyakan anak muda. Saya sendiri terbatasi dengan keberadaan ruang kota, saya akan lebih nyaman dengan hadirnya tempat kopi, tempat belanja, tetapi belum untuk ruang hijau. Kaum muda sering kali berbeda dalam bagaimana mereka melihat, merasakan dan bereaksi terhadap lanskap dan pandangan mereka tentang perencanaan lingkungan yang tidak mungkin sama (Freeman & Riordan: 2012).
ADVERTISEMENT
Anak muda menjalin hubungan besar dalam ruang, mereka membentuk keinginan yang sama, tujuan, kepemilikan, minat dan hobi adalah menjadi dasar dari perlawanan akan terbentuk. Hal ini yang menjadi ruang walaupun dengan perkembangannya akan menjadi 'kertas kosong' yang darinya terdapat produksi tubuh dan identitas (Levebfre, 1992).