Konten dari Pengguna

Alone Together: Paradoks Hubungan Manusia Modern

Muhammad Adil
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
8 Mei 2025 16:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Adil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image from canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Image from canva.com
ADVERTISEMENT
Era modern dengan konektivitas tanpa batas membuat manusia tampak terhubung daripada sebelumnya. Bagaimana tidak, banyak platform yang memungkinkan manusia menciptakan interaksi tiap detiknya seperti sosial media, aplikasi belanja instan, dan teknologi lainnya yang serupa. Namun di balik konektivitas yang seakan tanpa batas ini, tersembunyi sebuah paradoks: semakin terhubung seseorang secara digital, semakin banyak orang yang merasa kesepian. Mungkin terdengar aneh tapi fenomena ini nyata adanya. Fenomena ini dikenal dengan istilah “alone togrther”, sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Sherry Turkle, seorang profesor dari MIT yang mengamati bagaimana teknologi mengubah cara manusia berinteraksi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Secara etimologi, alone berarti sendiri dan together berarti bersama. Sehingga alone together dapat dipahami sebagai “sendiri dalam kebersamaan”. Istilah alone together dapat pula merujuk pada suatu kondisi di mana individu secara fisik atau digital berada dalam situasi berinteraksi sosial, tetapi merasa terisolasi secara emosional antar satu sama lain. Alone together bukan tentang kesepian di tengah kesendirian, melainkan kesepian yang hadir bahkan di tengah keberadaan orang lain. Seseorang mungkin saja dikeliling oleh banyak teman di media sosial, tetapi ia tidak mengalami suatu pengalaman emosional dari hubungannya tersebut.
Pemicu utama fenomena tersebut hadir di tengah-tengah masyarakat hari ini adalah perkembangan teknologi. Teknologi seakan berhasil membuat ilusi keintiman terjadi pada interasi manusia. “Like” dan “emoji” seakan dapat menggantikan ekspresi empati manusia di dunia nyata. Banyaknya generasi muda yang nyaman membangun komunikasi melalui digital menyebabkan kurangnya keterampilan sosial dan rasa empati yang nyata di antara mereka.
ADVERTISEMENT
Riset setidaknya sudah membuktikan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan membawa dampak negatif pada seseorang seperti meningkatnya perasaan terasing dari lingkungannya dan timbulnya kecemasan sosial. Meskipun terlihat hubungan yang dibangun secara digital bisa meningkatkan relasi sosial, namun seringkali hubungan tersebut bersifat dangkal dan tidak emosional. Hubungan yang dangkal inilah yang meningkatkan gejala kesepian dan depresi pada kalangan pengguna internet aktif karena kurangnya koneksi emosional yang mendalam di antara mereka.
Paradoks alone together menggambarkan kondisi kehidupan modern yang mengutamakan efisiensi dan kecepatan, sehingga seringkali mengabaikan kualitas dari interaksi yang terjalin. Dalam upaya manusia menciptakan keterhubungan, sangat disayangkan manusia kehilangan esensi interasi yang bermakna. Banyak yang memilih menggunakan media digital untuk berinteraksi meski jauh dari kata memuaskan secara emosional.
ADVERTISEMENT
Menghadapi tantangan ini, penting untuk membangun kesadaran untuk menggunakan teknologi secara sehat dan tidak berlebihan. Koneksi digital memang sangat penting di era sekarang, namun harus tetap dipandang sebagai pelengkap bukan pengganti hubungan langsung. Selalu ada cara untuk menyeimbangkan kembali kehidupan di dunia nyata dengan dunia maya, seperti melakukan digital detox, memperkuat komunikasi tatap muka, membangun empati interpersonal dan cara-cara lainnya.
Alone together bukan sekadar teori dan istilah yang dapat kita temui dalam buku dan jurnal ilmiah, tetapi fenomena ini nyata terjadi di kehidupan kita. Bahkan boleh jadi kita salah satu yang merasakan alone together ini. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan antara kehidupan nyata dengan kehidupan digital agar dampak buruk yang dibawa oleh kemajuan teknologi tidak terlalu berdampak pada kita.
ADVERTISEMENT
Muhammad Adil
Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas