Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
[ROADTRIP NGAPA ROADTRIP!!!] Bagian IV- KUY DIMULAI KUYYY!!!
14 Februari 2018 10:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari muhammad adinegoro natsir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lampu peringatan sabuk pengaman kembali dimatikan, penumpang saling pamer kegesitan mereka mengambil barang bawaan, yang entah kenapa. Saya dan Sigit saling memberi kode untuk santai saja ketika keluar, untuk tidak ikut dalam kerumunan yang sesak tersebut. Begitu pula dengan peserta yang lainnya, senang bisa seirama dalam waktu yang terbilang masih sangat singkat ini.
ADVERTISEMENT
Kini kita menggunakan “belalai gajah”, maaf saya ngga tahu nama aslinya apa, dan keburu jatuh cinta dengan nama tersebut. Begitu keluar saya dengar dari Sigit dan Ajeng membicarakan hal yang saat itu mereka inginkan, mendoan dan juga kopi hangat. Menarik. Sambil kami berjalan, beberapa masih agak kikuk, wajarlah kebersamaan kami kurang dari 48 jam dan tidak intensif. Sigit, Ajeng, dan Melvhin adalah kolega di kantor. Belakangan saya tahu, Sigit dan Melvhin sudah menjalani pertemanan selama lebih dari tiga tahun. Sehingga tidak aneh kalau mereka bisa mingle dengan begitu luwes dari awal briefing sampai hari ini di Surabaya.
Kaum Adam dari Jakarta kebanyakan adalah para “Ahlu Hisap” hahaha, perokok berat. Buktinya begitu sampai mereka dengan inisiatifnya berjalan ke smoking area di dekat pintu masuk Bandara Juanda. Akhirnya berasap sudah semuanya. Di sini saya sempat menyapa para peserta dengan Gopro saya, semacam perkenalan tiap anggota Jakarta meliputi panitia juga. Namun, sayang video perkenalan ini hilang ketika saya cek di dalam SD Card, terputus di tengah jalan cuma ada bagian awal saja. Video bisa hilang, tapi ikatan yang sudah dibangun itu lain cerita.
ADVERTISEMENT
Sambil menunggu kehadiran angkutan dari panitia yang akan mengantar Kami sampai ke Wiyung, para peserta asik berasap dan bercengkrama satu sama lain. Dengan pikiran yang sama, kalo ada kopi sabi banget sih ini. Kita semua celingukan mencari kopi tapi tidak ada pertanda, sedikitpun. Pupuslah harapan bisa menyegarkan jiwa di pagi hari. Ketika saya tanya apakah Sam juga mau beli kopi, dengan mantap dijawab,
“Kaga ah entar Rp. 11.000,- lagi bayarnya, nih masih ada struknya kalo gak percaya” Jawabnya dengan polos dan penuh kejujuran, sontak kami tertawa sambil berharap ada tukang kopi seduh yang biasa kami lihat di Jakarta.
“Dek, mau kopi? Masih panas ini”
Suara seorang ibu tua memecahkan lamunan saya yang buram, saya ceming, merasa ini masih bagian dari lamunan yang agak sulit pergi. Tapi begitu saya rogoh gelas dengan plastik yang berisi kopi panas, ah asik udah kuy kita. Peserta lainnya pun merasa memiliki alasan untuk tersenyum kembali. Saya memesan kopi susu, ketika saya mau minum tiba-tiba jemputan kami hadir, komplit. Duhhh. Yaudah di mobil dah ngopi, walhasil hanya dua gelas yang terbeli, dan ternyata dua-duanya ada di satu mobil yang sama hahaha, pada ngga kebagian ngopi pagi yang lain.
ADVERTISEMENT
Dalam mobil ini ada saya duduk di bagian tengah sebelah kiri, Sigit duduk di depan, Chandra di tengah bagian kanan, Aris diapit saya dan Chandra, serta Melvhin di bangku belakang sendirian, tapi nyaman. Sigit mulai menyalakan kameranya untuk merekam kegiatan kami di dalam mobil. Dari aksi Sigit kemudian diketahui nama supir kami adalah Pak Budi. Orang yang sangat ramah dan kalo ditanyain apa aja dijawab asal jangan jawaban Ebtanas(lama banget ebtanas wkwk). Ada perasaan aneh ketika melewati tol bandara, plang jalan menunjukkan nama yang sama sekali asing. Maklum biasanya liat Cawang, Bekasi, Tanggerang, sama Cikarang.
Tidak lama sampailah kita di Wiyung, tepatnya di AUTO2000 Wiyung. Tempatnya bagus banget, apik gitu diliatnya. Begitu sampai di depan pintu utama, Pak Budi membantu menurunkan barang bawaan kami, saya berterimakasih dan mencium tangannya, beliau balas dengan doa-doa keselamatan bagi kami seluruh peserta dan panitia, aamiin.
ADVERTISEMENT
Begitu sampe bingung, kudu ngapain lagi ini. Ada yang menyempatkan dirinya ke kamar kecil, ada yang foto-foto, saya akhirnya ke kamar kecil sambil foto-foto haha, gak deng. Ada Mega, panitia dari Kumparan yang mengarahkan kami untuk menaruh barang-barang kami di VIP biar ngga tercecer dan hilang sebelum perang. Ada desas-desus kalau di atas bangunan terdapat ruang istirahat pegawai yang juga bisa kita pakai. Tanpa pikir panjang kami naik ke atas untuk menguji desas-desus tersebut. Benar saja, sebuah ruangan sekitar 5x7 meter tanpa perabotan yang memungkinkan kami untuk tidur di mana saja dengan posisi apa saja. Alhamdulillah. Namun AC belum juga menyala, sampai akhirnya ada petugas yang membantu menyalakan, damai sudah dunia tiada perang. Kami sempat tertidur beberapa saat sampai salah satu dari kami ditelpon untuk diminta ke bawah, mengambil perlengkapan kita untuk roadtrip.
ADVERTISEMENT
Nyawa saya masih ketinggal sedikit di ruangan. Begitu turun saya bertemu lagi dengan Mega, dia bertanggung jawab membagikan perlengkapan roadtrip yang berupa kaos, jaket, dan slingbag. Sistemnya persis kayak ngambil jaket angkatan pas SMA, isi presensi terus ambil hakmu. Ketiga benda tersebut saya boyong ke WC terdekat yang ternyata sudah penuh dengan manusia yang siap berganti kostum. Setelah berganti kulit, kami kembali ke ruang VIP untuk menaruh barang-barang. Ada yang lucu di ruang itu, begitu seksi, begitu menggoda. Bukan, sama sekali bukan kaum Hawa. Apalagi Adam. Melainkan sebuah topi kulit yang sudah luntur dan banyak lecet, yang justru menambah indah kharisma topi tersebut.
Kutanya kepada Mega milik siapa gerangan si cantik ini, orang Surabaya jawabnya. Wah menarik.. Makin ngga sabar untuk bisa tenggelam dalam cerita kita bersama nanti. Saya ambil slingbag dan mengisinya dengan notebook dan Pena persis mahasiswa ambisius yang kerjaanya ngejar IPK bukan kisah cinta. Okey, sambil menunggu arahan selanjutnya kami dipersilahkan ngopi dan ngeteh sambil disuguhi berbagai snack yang menggiurkan. Ketika saya mau mengambil snack, kok ada yang nyembul di kantong jaket saya. Seonggok roti coklat kacang yang saya bawa dari Jakarta. Merk L*uw hahahaha. Sampe juga dia ke Surabaya.
ADVERTISEMENT
Sambil celingak-celinguk kayak anak baru, saya melihat kumpulan peserta Surabaya sedang asik ngudud dan mengobrol di luar. Ah samperin aja sekalian kenalan. Saya duduk di dekat mereka sambil memperkenalkan diri. Mereka melakukan hal yang sama hingga akhirnya saya mengetahui siapa saja gerangan wong Suroboyo ini. Ketika itu ada Aris, Fitra, Fahmi, Feqa, Mail, Jo, dan Chandra. Tanpa pikir panjang saya minta saja nomor dan instagram mereka. Sambil ngalor ngidul ngetan ngulon, saya tanya siapa gerangan yang memiliki topi yang sebelumnya saya ceritakan. Ada tangan yang mengacung, sambil tersenyum. Oh punya Mail ternyata, seleranya unik ntapsul!
Beberapa peserta Surabaya menanyakan apa background saya. Saya bingung, apa maksudnya? Ternyata apa yang biasa dilakukan sebelum akhirnya ikut roadtrip ini. Saya jawab berteater di kampus dan sekarang sedang merambah mini series di youtube hehe. Peserta Surabaya ini menyeramkan, begitu saya buka satu persatu instagram mereka, saya dibuat kagum dengan feed yang begitu aduhay memanja mata, ditambah jumlah followersnya yang ngga becanda. Duh jiper kakak. Tapi ini yang saya suka dari mereka, humble. Merasa masih belajar dan memang pada akhirnya saling belajar tentang kelebihan masing-masing. Kalian hebat.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, coaching clinic sebagai agenda kita kali ini dimulai. Winda mengambil alih acara sebagai MC pada hari ini, begitu enerjik, membuat peserta jadi ikut terbawa suasana. Coaching clinic kali ini akan dimoderatori oleh Bang Gesit dan pembicara ada dari perwakilan Toyota. Setelah coaching clinic, kita berfoto bersama dan tidak lupa ada games.
Gamesnya diminta untuk bikin gestur kayak orang lagi bikin iklan di tv, tentu All New Toyota Rush yang jadi objeknya. Ada perwakilan dari Teruci, IMI, dan peserta roadtrip yang diwakili oleh Ari, yang terlihat lucu karena kami semua bingung dia lagi ngapain wkwkwk.
Setelah games dan pembagian hadiah selesai, ada arahan yang disampaikan oleh Komandan Patwal tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama melaksanakan roadtrip ini. Peserta dan panitia begitu serius menanggapi arahan tersebut. Dijelaskan kalau estimasi perjalanan yang akan kita tempuh adalah 12 jam perjalanan, asyik hehehehe.
ADVERTISEMENT
Setelah pengarahan selesai, disebutkan satu persatu nama dan mobil berapa yang akan dinaiki. Satu mobil Rush akan diisi dengan empat orang peserta. Saya dapat Rush nomor tiga, bersama Lambok, Sigit, dan Ajeng, ditambah Winda sebagai panitia ikut dalam mobil kami. Selesai semua barang dimasukkan kita foto kembali sekaligus mengambil video kami semua meneriakkan motto “Kumparan Roadtrip With Toyota Rush! Freedom Unlimited!!”
Dengan arahan dari HT untuk segera melaju maju, dimulailah perjalanan kami, 293 KM Surabaya-Banyuwangi. SEDAPUY!
(Foto: Aditia Noviansyah / Kumparan)