Kehadiran Komika Penyandang Disabilitas menjadi Warna Baru bagi Stand Up Comedy

Komika Penyandang Disabilitas. Sumber Foto: Pexels.com

Mayoritas masyarakat Indonesia mengetahui stand up comedy. Stand up comedy merupakan salah satu seni pertunjukkan yang bergenre komedi. Komika merupakan sebutan untuk seseorang yang berprofesi sebagai stand up comedian. Mereka biasanya mencari topik dengan cara menganalisis dan mengkritik fenomena sosial di masyarakat lalu mempertunjukkannya di atas panggung sehingga para penonton terhibur dan tertawa. Oleh karena itu, stand up comedy sering dianggap sebagai seni lawakan yang cerdas karena para komika dapat peka terhadap fenomena sosial yang terdapat di masyarakat.

Pada umumnya, komika memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing misalnya Pandji Pragiwaksono merupakan komika yang memiliki ciri khas sering menggunakan topik terkait politik atau isu-isu sosial yang ada di Indonesia dan Raditya Dika merupakan komika yang memiliki ciri khas sering membawakan lawakan bertemakan percintaan dan keluarga. Para komika mengambil topik tertentu karena mereka dekat dan paham dengan topik tersebut. Belakangan ini, banyak bermunculan komika-komika penyandang disabilitas. Hal tersebut menimbulkan perbedaan dengan komika pada umumnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari bahan lawakan yang dibawakan di atas panggung. Dengan demikian, hal tersebut menjadi fenomena tersendiri bagi para penikmat stand up comedy di Indonesia.

Mengenal Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas merupakan seseorang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik dalam jangka waktu yang lama sehingga mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi serta berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dengan warga negara lainnya. Pasal 4 ayat 1 menjelaskan bahwa penyandang disabilitas dibagi menjadi empat yaitu penyandang disabilitas fisik, penyandang disabilitas intelektual, penyandang disabilitas mental, dan penyandang disabilitas sensorik. Pada umumnya, komika penyandang disabilitas di dunia stand up comedy Indonesia mengalami disabilitas fisik. Terdapat beberapa komika penyandang disabilitas yang cukup terkenal di ranah nasional seperti Blindman Jack dan Dani Aditya. Para komika penyandang disabilitas fisik tersebut membuat lawakan terkait perbedaan fisik yang mereka miliki.

Komika Penyandang Disabilitas di Indonesia

Blindman Jack dengan nama asli Zaka Ahmad merupakan komika yang berasal dari komunitas Stand Up Indo Jakarta Selatan. Beliau merupakan penyandang disabilitas yang berprofesi sebagai komika dan juga sebagai aktivis gerakan disabilitas. Saat berusia 10 tahun, beliau menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan penglihatan yaitu retinis pigmentosa. Sejak saat itu, ia merasa bahwa dirinya lambat laun kehilangan penglihatannya hingga pada usia 27 tahun penglihatannya hilang secara keseluruhan. Beliau merupakan lulusan Pendidikan Master of Social Work dari Flinders University di Australia serta menjadi salah satu penerima beasiswa Australia Awards Scholarship tahun 2013 di Adelaide, Australia. Pada saat itulah, beliau mengenal dunia stand up comedy melalui tayangan komedi dari Bill Cosby dan Robin Williams. Pada saat kembali ke Indonesia, beliau bergabung dengan komunitas Stand Up Indo Jakarta Selatan hingga beliau memutuskan untuk menjadikan stand up comedy sebagai wadah menyampaikan isu-isu terkait disabilitas.

Adityanta Dani Darmawan atau yang biasa dikenal sebagai Dani Aditya merupakan komika penyandang disabilitas yang berasal dari Kota Malang. Beliau merupakan komika penyandang disabilitas pertama di Indonesia yang sejak usia 5 tahun mengalami penyakit yang bernama cerebral palsy yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh. Akan tetapi, keterbatasan yang ia miliki tak membuat dirinya putus asa. mengenal dunia stand up comedy dari teman-temannya saat kuliah di STIKI Malang hingga ia bergabung dengan komunitas Stand Up Indo Malang pada tahun 2013. Dani semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia setelah mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 5 pada tahun 2015. Hal tersebut tidak luput dari keunikannya membawakan lawakan dengan tema perbedaan fisik. Dilansir dari wawancara The Maple Media dengan Adityanta Dani Darmawan, Dani mengatakan bahwa ia bisa mempunyai banyak teman, bisa berkenalan dengan banyak orang, dan bisa menyuarakan hak-hak disabilitas dengan kondisi yang dimilikinya saat ini. Stand up comedy sudah merubah kehidupan Dani menjadi lebih baik. Stand up comedy membuat Dani lebih mengenal banyak orang.

Penutup

Fenomena tersebut menunjukkan adanya inklusivitas di stand up comedy Indonesia. Inklusivitas tersebut berusaha menghapus stigma-stigma negatif yang ada di masyarakat terhadap penyandang disabilitas. Inklusivitas ini juga membuat banyak menginspirasi penyandang disabilitas lainnya agar mereka percaya diri untuk tampil pada masyarakat umum. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa banyak sekali karakteristik yang dimiliki oleh para komika. Salah satu karakteristik atau persona yang dimiliki oleh komika yaitu perbedaan fisik. Hal tersebut membawa warna baru bagi dunia stand up comedy di Indonesia. Para komika penyandang disabilitas tersebut tak hanya menjadikan panggung stand up comedy sebagai sebuah pertunjukan yang menghibur, melainkan juga sebagai wadah untuk menghilangkan stigma negatif yang ada di masyarakat, membuat masyrakat menjadi inklusif, dan memotivasi penyandang disabilitas agar mereka percaya diri untuk tampil di muka umum.

Referensi

(6) #REWIND with Dani Aditya: Dari Dibully sampai Berdamai dengan Diri Sendiri (Part 1) - YouTube. (n.d.). Retrieved December 12, 2022, from https://www.youtube.com/watch?v=G5nT9D6DizY

Anonim. (2011). BAB II “Pengertian Stand Up Comedy” . Universitas Siliwangi.

Biodata dan Profil Dani Aditya: Umur, Agama dan Karier, Komika Difabel Pertama di Indonesia - News+ on RCTI+. (n.d.). Retrieved December 12, 2022, from https://www.rctiplus.com/news/detail/seleb/3031924/biodata-dan-profil-dani-aditya-umur-agama-dan-karier-komika-difabel-pertama-di-indonesia

Ilmu, J., & Sosial, K. (2019). PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA: PERKEMBANGAN ISTILAH DAN DEFINISI. JILID, 20, 127–142.