Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bahasa Minangkabau : Beragam Dialek Yang Berada Di Tanah Sumatera Barat
6 November 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari M Agung Andani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Baso Minang minang atau Bahasa Minang merupakan bahasa keseharian yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau di daerah Sumatera Barat. Nababan (1979) menerangkan, bahwasanya bahasa Minang bukan saja digunakan di Sumatera Barat tetapi juga di Malaysia, khususnya pada negara bagian Negeri Sembilan. Kemudian bahasa ini juga dipakai di daerah Mukomuko (Provinsi Bengkulu), Natal dan Barus (Provinsi Sumatera Utara), Tapak Tuan (Provinsi Aceh), Bangkinang, Pekan Baru dan Taluk (Provinsi Riau). Sebagai bahasa daerah, bahasa Minang dipakai sebagai bahasa pertama oleh masyarakat penutur asli di dalam lingkungan entra-etnis untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka.
Namun, bahasa Minang sendiri, terbagi menjadi beberapa dialek-dialek yang berbeda di setiap daerahnya. Beberapa dialek tersebut adalah:
ADVERTISEMENT
1. Dialek Pancung Soal
Dialek ini banyak ditemukan dan digunakan di bagian Kabupaten Pesisir selatan.
2. Dialek Kubung Tigo Baleh
Dialek ini banyak ditemukan dan digunakan di bagian Kabupaten Solok, Kota Madya Padang, dan Kabupaten Pesisir Selatan bagian utara.
3. Dialek Pariaman
Sesuai namanya, dialek ini banyak ditemukan dan digunakan di bagian Kabupaten Pariaman. Namun, beberapa ada di Kabupaten Agam.
4. Dialek Pasaman
Dialek ini banyak ditemukan dan digunakan di bagian barat dan selatan Kabupaten Pasaman.
5. Dialek Mapat Tunggul
Dialek ini banyak ditemukan dan digunakan di bagian timur Kabupaten Pasaman.
6. Dialek Rao-Talu
Dialek ini banyak ditemukan dan digunakan di bagian utara Kabupaten Pasaman.
ADVERTISEMENT
7. Dialek Sinurut
Dialek ini banyak ditemukan dan digunakan di bagian utara dan barat Kabupaten Pasaman.
Penelitian belum dilakukan terhadap daerah pemukiman asli di Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Namun untuk sementara dialek bahasa Minangkabau dapat ditambahkan, menjadi :
8. Kelompok Dialek Tanah Datar
9. Kelompok Dialek Agam
10. Kelompok Dialek Lima Puluh Kota
Jika ditambahkan lagi dengan di luar Sumatera Barat, para orang dewasa ini yang dipercayai masyarakat Minangkabau tempat berdiam suku bangsa Minangkabau, maka dialek bahasa Minangkabau itu setidak-tidaknya menjadi :
11. Dialek Muko-Muko
Dialek yang digunakan di daerah bagian Utara, Provinsi Bengkulu.
ADVERTISEMENT
12. Dialek Kerinci-Jambi
Dialek yang digunakan di daerah bagian utara dan barat, Provinsi Jambi.
13. Dialek Kampar
Dialek yang digunakan di daerah Provinsi Riau.
14. Dialek Natal
Dialek yang digunakan di daerah sepanjang pantai bagian barat Provinsi Sumatera Utara.
15. Dialek Tapak Tuan
Dialek yang digunakan di daerah sepanjang pantai bagian barat Provinsi Aceh
16. Dialek Negeri Sembilan
Dialek yang digunakan di negara bagian Negeri Sembilan, Negara Malaysia.
Dari enam belas dialek bahasa Minangkabau sebagaimana dikemukakan di atas, secara teoritis salah satu di antaranya merupakan dialek standar. Dialek standar mempunyai ciri-ciri jika dua orang penutur yang berasal dari dialek yang berbeda akan menggunakan salah satu dialek yang ada. Faktor yang mendorong menggunakan salah satu dialek itu, antara lain untuk menghilangkan hambatan psikologis, kekakuan komunikasi, dan untuk menghilangkan salah satu pengertian. Oleh sebab itu dialek standar berfungsi sebagai penengah di antara dialek-dialek yang ada dalam suatu bahasa.
Para penyelidik bahasa di akhir abad 19 dan awal abad 20 berkesimpulan bahwa dialek Agam merupakan dialek standar bahasa Minangkabau, Hal itu berhubungan dengan fungsi yang berada di Bukitinggi, kota di wilayah Agam, sebagai pusatnya berbagai kegiatan masyarakat yang ditandai dengan adanya Sekolah Raja, benteng pertahanan Belanda, pusat perdagangan, pusat kebudayaan, pusat pemerintahan, dan pusat penyebaran agama Islam. Segenap anggota masyarakat Minangkabau berkepentingan dengan Bukittinggi, dan bahasa Minangkabau yang digunakan dialek Agam.
Bahasa Minangkabau umum merupakan bahasa yang digunakan Oleh penutur bahasa Minangkabau yang berasal dari berbagai daerah, dan di dalamnya tidak ditemukan atau dikenali lagi spesifikasi dari dialek tertentu. Dialek Agam tidak lagi dipakai dalam percakapan umum antar berbagai daerah asal anggota masyarakat Minangkabau. Bahasa Minangkabau yang dipakai di kota-kota seperti Padang, Bukittinggi, dan kota-kota di luar Sumatera Barat seperti Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, tidaklah sama dengan salah satu dialek bahasa Minangkabau yang ada. Bahasa Minangkabau di kota-kota tidak lagi mengandung spesifik daerah-daerah tertentu, Bahasa Minangkabau yang dipakai di kota Padang dan kota-kota lainnya itulah bahasa Minangkabau umum.
Beberapa alasan penyebab tidak dipakainya satu dialek tertentu di kota Padang antara lain:
(1) Penduduk kota Padang merupakan percampuran segenap anggota masyarakat Minangkabau yang berasal dari seluruh pelosok nagari “desa” di Sumatera Barat, sehingga sewaktu berkomunikasi tidak lagi memungkinkan digunakannya salah satu dialek, tetapi secara alamiah telah meninggalkan spesifik dialek asalnya,
ADVERTISEMENT
(2) Kota Padang telah menjadi pusat kehidupan sosial budaya yang menampung segala aktivitas kehidupaan seperti pemerintahan, perekonomian, pendidikan, kesenian, dan kebudayaan. Keberagaman tingkat kehidupan dan bentuk menyebabkan tidak dimungkinkannya keragaman bahasa dalam percakapan-percakapan umum,
(3) Kota Padang merupakan pintu gerbang untuk masuk dan mengenali Sumatera Barat dan adat-istiadat Minangkabau. Sebagai pintu gerbang menyebabkan ia berperan menyuguhkan segala sesuatunya secara umum, yang termasuk ke dalamnya bahasa sebagai sarana komunikasi.
Sebagaimana yang dijelaskan pada di atas, di dalam bahasa Minangkabau sendiri terdapat berbagai dialek, ragam, langgam ataupun gaya yang memperlihatkan beragam spesifikasi tentang bahasa Minangkabau. Namun demikian, terdapat pula bahasa Minangkabau umum yang telah meluluhkan spesifik-spesifik bahasa Minangkabau dan dipakai oleh segenap lapisan anggota masyarakat penutumnya. Bahasa Minangkabau umum inilah yang harus dijadikan patokan dalam usaha pembakuan bahasa Minang- kabau.
Dalam usaha pembakuan diperlukan norma-norma umum yang mengingatkan dan menggambarkan unsur-unsur yang sama dalam keberagaman bahasa Minangkabau yang ada. Penyusunan tatabahasa Minangkabau haruslah mengambil patokan dari bahasa Minangkabau umum.
ADVERTISEMENT
Bahasa Minangkabau sebagaimana bahasa lainnya membedakan juga adanya ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan, walaupun ragam bahasa tulisan terbatas pada ragam bahasa susastra "kaba" saja. Begitu juga dengan ragam bahasa Minangkabau akibat percampuran dengan bahasa-bahasa lain akibat pergaulan para penutumya ataupun pendidikannya.
Maka dari itu, tidak heran jika kita berpergian ke berbagai daerah yang ada di Sumatera Barat, maka akan banyak pula berbagai dialek yang kita dengar saat menginjakkan kaki di sana. Dengan dialek-dialek ini, bahasa Minangkabau menjadi bahasa yang spesial dan khas yang unik. Maka dari itu, marilah kita sama-sama melestarikan bahasa daerah kita dengan mempelajarinya dan menggunakannya dengan sesama yang mengerti sehingga bahasa ini tidak punah. Walaupun memang bahasa Minangkabau sedikit sulit untuk dipelajari oleh non-minang, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kita tidak bisa mempelajari bahasanya dan menuturkannya dengan sangat baik. Maka dengan itu, kita bisa melestarikan bahasa kita.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
"Tata Bahasa Minangkabau". wikiasource.org. 31 November 2024. 31 November 2024. [https://id.m.wikisource.org/wiki/Tata_Bahasa_Minangkabau/Bab_2]