Pengelolaan Sumber Daya Alam di Republik Afrika Tengah

Muhammad Akbar
Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Mulawarman.
Konten dari Pengguna
16 November 2022 20:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Republik Afrika Tengah merupakan salah satu negara di kawasan Afrika yang berbatasan dengan wilayah Chad, Sudan, Republik Demokratik Kongo, dan Kamerun. Negara ini merupakan negara bekas kolonialisme Prancis yang berhasil meraih kemerdekaannya sekitar tahun 1960.
Ilustrasi identitas dan geografi Republik Afrika Tengah (FOTO : Muhammad Akbar)
Kawasan Republik Afrika Tengah memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama sumber daya alam berupa minyak dan mineral. Segala komoditas sumber daya alam yang dimiliki oleh Republik Afrika Tengah ini memiliki nilai ekstraksi yang tinggi dan berpotensi terhadap peningkatan proyeksi ekonomi di negara tersebut. Faktanya, Republik Afrika Tengah merupakan salah satu negara yang masuk ke dalam daftar negara termiskin di dunia. Berdasarkan data yang disusun oleh World Bank pada tahun 2022, Republik Afrika Tengah Sierra Leone jika dihitung berdasarkan Gross National Income (GNI)
ADVERTISEMENT

Manajemen Sumber Daya Alam

Republik Afrika Tengah merupakan negara yang memiliki sumber daya alam melimpah diantaranya adalah emas, berlian, tembaga, besi, uranium, serta komoditas utamanya yaitu minyak dan mineral. Dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut, pemerintah melakukan ekspor terhadap komoditas sumber daya alamnya ke beberapa negara industri. Namun, dampak dari ekspor tersebut tidak sebanding dengan yang di terima, dan mirisnya di balik kekayaan sumber daya alam yang dimilki oleh Republik Afrika Tengah, tidak ada manfaat ekonomi yang secara signifikan menunjang perekonomian negara.
Berlimpahnya sumber daya alam di Republik Afrika Tengah bersama dengan fakta bahwa masyarakat bahkan banyak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer akibat kemiskinan yang berujung pada banyaknya kekerasan domestik, tidak lain merupakan ketidakmampuan dari rezim politik yang berkuasa di negara tersebut. Dari awal Republik Afrika Tengah meraih kemerdekaan nya hingga saat ini, kesalahan dalam pengelolaan sumber daya alam terus menjadi permasalahan akibat kontrol penuh atas eksploitasi dipegang oleh pemerintah yang otoriter dan korupsi pada tataran rezim politik yang terus terjadi.
ADVERTISEMENT

Kesalahan Manajemen Hingga Kekerasan Domestik

Sejak bergulirnya pemerintahan Davoid Dacko hingga Faustin Archange, kemajuan perekonomian di Republik Afrika Tengah tidak mengalami peningkatan ekonomi nasional yang signifikan. Pemerintah secara konstitusi memiliki wewenang untuk mengelola sumber daya alam yang berada dalam kedaulatan wilayah dan secara moral harus mendistribusikan hasil hasil dari eksploitasi tersebut untuk kemajuan ekonomi negara dan perbaikan moneter. Namun, yang menjadi permasalahan adalah Rezim Politik yang berkuasa meskipun terus mengalami pergantian tetap saja tidak dapat mengelola sumber daya alam di Republik Afrika Tengah dengan tepat sasaran.
Ketidakmampuan Rezim Politik di Republik Afrika Tengah mengakar dari pemerintah yang tidak berkapabilitas serta lembaga yang secara khusus menangani isu isu terkait pengelolaan lingkungan yaitu The Ministry Of Water, Forests, Hunting, and Fisheries (MWFHF). Eksploitasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak memberikan kebermanfaatan dan kesejahteraan dalam masyarakat, hal tersebut didasarkan pada banyaknya tindakan korupsi dalam internal pemerintahan dan ketidakmampuannya dalam mengelola serta mendistribusikan keuntungan-keuntungan ekonomi dari hasil ekspor sumber daya alam yang nilai jualnya tidak sebanding dengan yang diterima. Selain itu, Pemerintah Republik Afrika Tengah juga tidak dapat menerapkan kebijakan moneter dengan baik dan menciptakan aktivitas ekonomi yang dapat menunjang pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Pemerintah juga menciptakan kebijakan hukum yang memudahkan perusahaan asing untuk melakukan eksploitasi demi keuntungan ekonomi, dimana eksploitasi yang dilakukan oleh kebanyakan perusahaan secara massif dapat menyebabkan kelangkaan sumber daya alam. Sementara itu, banyak masyarakat yang juga merasa ingin memiliki sumber daya alam tersebut secara pribadi yang berujung pada persaingan ketat antara perusahaan dengan warga sipil.

Kudeta dan Perang Sipil

Akibat ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola dan mendistribusikan keuntungan dari eksploitasi sumber daya alam menyebabkan konflik pada tataran masyarakat karena pemerintah dianggap tidak dapat menyelesaikan masalah kemiskinan dan tidak dapat menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi masyarakatnya. Orang-orang di Republik Afrika Tengah terutama kalangan masyarakat yang tidak mampu berambisi untuk memiliki sumber daya alam tersebut dengan cara apapun, konflik domestik pun terjadi akibat perebutan antar masyarakat sipil serta perusahaaan yang menimbulkan kekhawatirkan dapat menyebabkan kelangkaan sumber daya alam. Ujung dari konflik tersebut adalah perang sipil hingga kudeta sebagai bentuk dari ketidakpuasan masyarakat atas kinerja pemerintah. Kudeta dan pergantian justru tidak memberikan pengaruh yang signifikan dan terbukti tidak memberikan jalan yang baru bagi Republik Afrika Tengah untuk menuju pembaruan yang lebih baik dari segi pengelolaan sumber daya alam. Pada akhirnya, pengelolaan sumber daya alam di Republik Afrika Tengah hanya memberikan keuntungan untuk beberapa pihak yaitu rezim politik dan perusahaan. Masyarakat sama sekali tidak merasakan dampak ekonomi yang signifikan dan justru menimbulkan kekerasan domestik hingga kudeta yang terus -menerus terjadi di Republik Afrika Tengah.
ADVERTISEMENT