Reformasi Militer Tiongkok : Upaya Menguasai Taiwan, Asia Pasifik, dan Afrika

Muhammad Akbar
Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Mulawarman.
Konten dari Pengguna
22 November 2022 14:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiongkok merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang saat ini memiliki posisi yang kuat dalam kancah politik internasional dengan peningkatan ekonomi yang signifikan serta dapat bersaing dengan negara adidaya seperti Amerika Serikat. Sejak reformasi ekonomi yang digagas oleh Deng Xiaoping, Tiongkok terus mengalami pertumbuhan ekonomi dan kemajuan pembangunan nasional yang sangat pesat.
Ilustrasi Reformasi Militer Tiongkok (FOTO : Muhammad Akbar)
Kekuatan Tiongkok dalam sistem internasional juga tidak lain merupakan hasil dari interaksi yang dilakukan dalam kerangka kerjasama ekonomi yang sangat kuat dengan berbagai negara di dunia, terutama dengan negara-negara berkembang. Semakin massif nya interaksi Tiongkok dengan sistem internasional dan ekonomi global membuat Tiongkok semakin memiliki ambisi untuk menguasai beberapa kawasan yang termanifestasi dalam kepentingan ekonomi dan penguasaan terhadap pasar global. Adapun tiga wilayah/kawasan yang menjadi fokus dari kepentingan Tiongkok yaitu Taiwan, Laut Cina Selatan dalam kerangka wilayah 9 Dash Line, dan Afrika untuk keperluan proyek Belt And Road Initiative (BRI).
ADVERTISEMENT

Dinamika Kepentingan Nasional Tiongkok

Dalam dinamika interaksi Tiongkok dalam sistem internasional, tentunya ambisi negara tirai bambu tersebut menghadapi berbagai macam tantangan, salah satu nya berasal dari negara adidaya yaitu Amerika Serikat. Tiongkok merupakan ancaman nyata bagi Amerika Serikat dalam politik internasional, hal tersebut disebabkan oleh bagaimana Tiongkok dapat menyalip Amerika Serikat sebagai raksasa ekonomi dunia dalam jangka waktu yang singkat. Selain itu, Tiongkok juga berhasil membuat beberapa negara seperti Australia menggantungkan ekonominya dalam kerangka kerjasama bilateral.
Kondisi tersebut mendorong Amerika Serikat untuk melakukan counter terhadap kekuatan Tiongkok di wilayah-wilayah kepentingannya. Sebagai respon terhadap counter yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Tiongkok turut sadar bahwa untuk menjaga kepentingan nasionalnya, perlu dilakukan reformasi dan modernisasi militer demi memperkuat pengaruh serta menjaga kepentingan nasional mereka.
ADVERTISEMENT

Bentuk Reformasi Militer Tiongkok

Sebagai negara yang berhasil mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, Tiongkok menjadi negara kaya yang diproyeksikan dapat mengalahkan Amerika Serikat sebagai raksasa ekonomi dunia. Hal tersebut mendorong ambisi Tiongkok untuk melakukan ekspansi ekonomi yang lebih luas dan menguasai pasar global. Alasan tersebut membuat Presiden Xi Jinping selama satu dekade terahkir melakukan reformasi serta modernisasi terhadap sektor militer untuk memperkuat keamanan nasional dan mengamankan kepentingannya di berbagai kawasan.
Tiongkok memulai reformasi pada sektor militer dengan menggandakan anggaran militernya lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut Insititut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), anggaran militer beijing terus ditingkatkan selama 27 tahun berturut-turut, dan akan terus ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya. Peningkatan anggaran militer ini merupakan upaya Tiongkok untuk mereformasi serta meningkatkan kapabilitas Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) serta persenjataan termasuk senjata nuklir. Selain itu, Tiongkok turut berupaya untuk membangun angkatan laut terbesar di dunia. Hal ini merupakan bagian dari ambisi Tiongkok untuk dapat mendominasi sistem internasional dengan menggabungkan kekuatan ekonomi, militer, dan tekhnologi dalam menghadapi berbagai rintangan terhadap kepentingannya di wilayah Taiwan, Kawasan Asia Pasifik, dan Afrika.
ADVERTISEMENT

Kepentingan Tiongkok di Taiwan

Dalam kancah politik internasional, Tiongkok berusaha memaksa wilayah taiwan untuk menjadi bagian dari Tiongkok daratan melalui kebijakan satu Tiongkok (one China Policy) dibawah pemerintahan resmi beijing. Taiwan merupakan wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat dan dianggap dapat meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok lebih besar. Hal tersebut mendorong Presiden Xi Jinping untuk mengintegrasikan Taiwan dengan Tiongkok sebagai satu negara, bahkan jika harus dengan upaya menggunakan militer sekalipun. Dalam menggunakan kekuatan militer, Tiongkok pada pertengahan tahun 2022 menggelar latihan militer di sekitar pulau Taiwan, yang menandakan bahwa mereka siap untuk melakukan invasi ke Taiwan untuk menjadikan negara tersebut sebagai bagian integral dari Tiongkok Daratan.

Kepentingan Tiongkok di Asia Pasifik

Di Asia Pasifik, Tiongkok melakukan klaim historis terhadap 9 Dash Line atau 9 garis putus putus yang menjadi wilayah otoritas Tiongkok untuk melakukan eksploitasi sumber daya laut. Akan tetapi, klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum sesuai dengan ketetapan UNClOS 1982 dan bersinggungan dengan wilayah kedaluatan laut di beberapa wilayah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia di bagian Laut Natuna Utara. Hal tersebut menyebabkan tendensi ASEAN dengan tiongkok semakin memanas, yang juga turut melibatkan Amerika Serikat dan Australia untuk membentuk pakta pertahanan AUKUS demi melakukan counter terhadap kekuatan Tiongkok di Laut Cina Selatan. Sebagai respon, Tiongkok turut mengerahkan beberapa pasukan militernya untuk melakukan latihan militer di Laut Cina Selatan. Hingga saat ini, tendensi yang terjadi di LCS belum menemukan jalan keluar, bahkan berpotensi mendorong perlombaan senjata dan militer.
ADVERTISEMENT

Kepentingan Tiongkok di Afrika

Di Afrika, Tiongkok turut membentuk kepentingannya dengan cara menginjeksi beberapa negara di Afrika dengan suntikan dana pembangunan yang besar untuk melancarkan proyek jangka panjang yaitu Belt And Road Initiative (BRI) yang akan memberikan superioritas ekonomi Tiongkok dalam sistem internasional dan pasar global. Di sisi lain, kawasan Afrika juga memiliki sumber daya alam yang melimpah. Hal tersebut turut mendorong Tiongkok untuk membuat kerangka kerjasama ekonomi yang dapat membuat negara- negara di Afrika bersedia untuk memberikan kesempatan terhadap Tiongkok untuk melakukan eksploitasi, meskipun secara ekonomi keuntungan yang didapatkan oleh negara-negara di Afrika tidak sebanding dengan yang diterima oleh Tiongkok.
Dalam konteks militer, bantuan dan kerjasama yang dibentuk oleh Tiongkok dengan beberapa negara di kawasan Afrika tersebut menyebabkan Tiongkok lebih mudah untuk membangun pangkalan militernya di Afrika. Salah satu contohnya adalah pangkalan militer Tiongkok di pantai timur Afrika yang bertempat di Doraleh, Djibouti. Pangkalan militer yang dibangun di kawasan Afrika juga berfungsi untuk membangun angkatan laut Tiongkok menjadi lebih besar. Hal tersebut merupakan salah satu reformasi militer Tiongkok yang dilakukan untuk mengamankan kepentingan nasionalnya di kawasan Afrika.
ADVERTISEMENT