Konten dari Pengguna

Mahasiswa BBK 5 UNAIR Edukasi Bahaya Pernikahan Dini & MPASI di Banyuwangi

Muhammad Alesha Fadhana
Seorang mahasiswa Universitas Airlangga tingkat akhir yang gemar menulis untuk institusinya. Seringkali menggoreskan tintanya di lingkup akademik maupun opini.
2 Februari 2025 9:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Alesha Fadhana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sesi kuis bersama orang tua BALITA di Posyandu Zahra  1. (dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sesi kuis bersama orang tua BALITA di Posyandu Zahra 1. (dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Banyuwangi – Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga menggelar kegiatan sosialisasi terkait dampak pernikahan dini terhadap stunting serta memberikan edukasi mengenai resep MPASI berbahan lokal di Desa Kaotan, Banyuwangi. Kegiatan yang berlangsung di Posyandu Zahra 1, Zahra 3, dan Zahra 2 ini dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 16 Januari 2025.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini mendapatkan antusiasme besar dari masyarakat setempat, terutama ibu-ibu rumah tangga yang hadir. Sosialisasi bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perencanaan keluarga yang matang serta pemenuhan gizi anak sejak dini untuk mencegah stunting. Ketua pelaksana, Fitri Khairunisa, menekankan pentingnya program ini untuk mendukung kesehatan generasi mendatang.
"Kami ingin masyarakat Desa Kaotan lebih memahami pentingnya perencanaan keluarga dan nutrisi yang cukup bagi balita, terutama dalam mencegah stunting," ujar Fitri.
Dalam sosialisasi tersebut, mahasiswa menyampaikan berbagai materi, termasuk:
Dampak negatif pernikahan dini terhadap tumbuh kembang anak
Pentingnya pemberian MPASI yang seimbang
Rekomendasi resep MPASI berbahan lokal yang mudah didapat
Pembagian brosur edukasi terkait stunting
Sesi penyuluhan ditutup dengan kuis interaktif yang disambut antusias oleh para peserta. Kuis ini menjadi media evaluasi sekaligus mempererat komunikasi antara mahasiswa dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Desa Kaotan yang sebelumnya tercatat sebagai wilayah dengan angka stunting tertinggi kedua di Kecamatan Blimbingsari menerima manfaat besar dari kegiatan ini. Berdasarkan data tahun 2022, 9 dari 175 balita di desa ini mengalami stunting.
Ibu Arti Yulianti Novita Dewi selaku Kader Pembangunan Manusia (KPM) Desa Kaotan menyampaikan rasa terima kasihnya. "Pendampingan dari mahasiswa BBK 5 Unair sangat bermanfaat, terutama dalam kegiatan Posyandu dan penyuluhan gizi. Kami merasa lebih terbantu," ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Desa Kaotan diharapkan semakin sadar akan pentingnya kesehatan keluarga dan dapat turut menekan angka stunting di wilayah tersebut. Program ini juga sejalan dengan tujuan SDGs, yakni memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan semua usia.
ADVERTISEMENT