Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Matematika Bukan Sekadar Kalkulasi, Matematika Tonggak Filosofi Hidup
22 Oktober 2024 18:50 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Muhammad Alfatih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat yang hidup pada generasi alpha, tanggapan yang menyatakan bahwa “Matematika hanya sekadar ilmu yang mempelajari tentang berhitung, mencari luas bangun datar dan ruang, serta dipenuhi dengan angka saja” sudah tidak jarang terucap oleh masyarakat secara umum. Tanggapan tersebut merupakan suatu logical fallacy yang tidak dapat dielakkan dan telah berkembang pesat. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh penulis melalui survei, penulis mendapatkan 50 orang responden yang berasal dari kalangan pelajar SMA dan mahasiswa. Berdasarkan data yang didapatkan, terdapat 37 orang yang menyatakan bahwa mereka tidak menyukai matematika karena kesulitannya dan merasa bahwa matematika tidak memiliki korelasi dalam kehidupan sehari-hari. Berlawanan dengan pendapat 37 responden (74% dari keseluruhan data) yang memandang matematika secara negatif, terdapat 13 responden (26% dari keseluruhan data) yang menyatakan bahwa mereka menyukai matematika karena sudah menguasainya secara umum dan merasakan korelasi matematika terhadap kehidupan sehari-hari. Melihat permasalahan ini, sebagai calon saintis dan matematikawan, sudah menjadi keharusan untuk membenarkan tanggapan buruk tersebut dan juga bagi penulis untuk mensosialisasikan apa itu “Matematika” kepada masyarakat umum. Berikut hasil survei responden yang ditujukan kepada pelajar SMA dan mahasiswa mengenai ketertarikan terhadap matematika yang dikemas dalam diagram.
Menurut Wikipedia, secara etimologi, matematika diambil dari bahasa Yunani (máthēma) yang berarti “yang dipelajari”. Dalam arti luas, matematika adalah bidang studi yang diperuntukkan untuk menemukan dan mengorganisasikan metode, teori, dan teorema yang dikembangkan dan dibuktikan untuk kebutuhan ilmu-ilmu empiris (sains) dan matematika itu sendiri. Dalam matematika, terdapat empat bidang yang dipelajari, yaitu analisis, aljabar, kombinatorika, dan matematika terapan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan definisi dan jenis-jenis matematika, terdapat makna tersirat bahwa “Matematika bukanlah sekadar angka”. Hal tersebut menandakan bahwa matematika bukanlah ilmu yang hanya berisi kemampuan berhitung, namun ia berperan penting dalam kemampuan berpikir logis, penyelesaian masalah (problem solving), pengenalan pola, dan struktur. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu pengembangan diri terbaik yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Matematika sebagai ilmu peningkatan kemampuan berpikir logis terlihat pada salah satu submateri yang disebut “Logika Matematika”. Dalam logika matematika, secara mendasar akan disuguhkan berbagai materi yang berhubungan dengan mengeksekusi benar atau salahnya kalimat, efektif atau tidak efektifnya kalimat, serta cara mencari ekuivalensi dari suatu kalimat dengan kalimat lain yang memiliki makna dan kebenaran yang setara. Dewasa ini, ambiguitas makna semakin banyak terjadi dan dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, secara tersirat, kemampuan dalam menelaah dan mengkaji semesta pembicaraan dari keambiguan suatu hal sudah menjadi keharusan dan tuntutan bagi manusia. Dengan kemampuan dasar atas penggunaan logika, manusia dilatih agar menjadi orang yang memiliki jawaban bulat, dapat melihat bobot suatu permasalahan, konsisten dalam menyatakan pendapat, dan terbentuk menjadi orang yang berintegritas.
ADVERTISEMENT
Matematika difungsikan sebagai peningkatan keterampilan penyelesaian masalah (problem solving) dapat ditemukan pada salah satu submateri yang disebut “Teori Bilangan”. Dalam teori bilangan akan dipelajari berbagai sifat-sifat bilangan bulat dan berbagai masalah terbuka untuk disederhanakan menjadi jawaban yang bulat dan pasti. Seiring waktu, tidak sedikit manusia yang menghalalkan segala cara untuk lari dari tanggung jawab karena merasa tidak mampu menyelesaikan suatu permasalahan. Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia keilmuan, merupakan suatu kesalahan bagi penulis apabila melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, mempelajari kemampuan penyelesaian masalah menjadi keharusan bagi semua manusia. Harapannya, terbentuk manusia yang tenang saat menghadapi permasalahan, bertanggung jawab, dapat diandalkan, serta mampu membuat keputusan yang matang dan tepat.
Membahas kemampuan membentuk pola dan struktur, hal ini akan banyak dipelajari pada submateri “Geometri”. Dalam geometri, pembelajar matematika akan mempelajari sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang yang akan membentuk pola terstruktur menjadi sebuah bentuk. Geometri mengandung nilai filosofis bahwa masih banyak hal yang belum tertata dan diperlukan peran manusia untuk merapikannya di dunia ini. Dalam pola dan struktur geometri, diberikan pemahaman tentang cara menata segala permasalahan yang muncul. Oleh karena itu, keterampilan mengolah pola dan struktur dapat mengasah kemampuan berpikir sistematis dan mudah dipahami oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Logika, penyelesaian masalah, serta kemampuan pengembangan pola dan struktur merupakan pilar dalam pengembangan diri. Dari logika, dapat diambil nilai filosofis bahwa manusia memerlukan kemampuan berpikir secara rasional, sesuai fakta, profesional, tidak melibatkan perasaan, dan memiliki jawaban bulat dalam mengungkapkan sesuatu. Dengan demikian, terbentuk karakter seseorang yang berintegritas, jujur, dan dapat diandalkan dalam berbagai kepercayaan atas dasar kegigihan seseorang dalam kematangan berlogika. Kemampuan penyelesaian masalah memberikan kemampuan bagi manusia agar menjadi orang yang efisien dalam berpikir, dapat memahami akar permasalahan dan resolusinya, serta memiliki ide cemerlang. Begitu pula dengan kemampuan pengembangan pola dan struktur, hal tersebut memberikan bekal kepada manusia agar menjadi orang yang terstruktur, berpikir sistematis, serta mampu membuat skala prioritas.
ADVERTISEMENT
Matematika tidak hanya dipahami dalam konteks logika, penyelesaian masalah, dan pengembangan pola dan struktur saja. Masih banyak hal lain yang dapat dikaji dalam matematika untuk kelanjutan kehidupan manusia. Berbagai aspek yang telah dibahas merupakan contoh atau sebagian dari seluruh aspek kehidupan yang perlu dikenalkan kepada manusia supaya mereka dapat diandalkan dari berbagai sudut pandang. Kemampuan yang terkait erat dengan pembahasan ini adalah kepemimpinan. Secara tersirat, matematika juga memiliki misi untuk membuat para pembelajarnya menjadi pemimpin hebat di masa depan serta mampu mengandalkan ilmu pengetahuan sebagai landasan hidup mereka dalam bertindak. Secara otomatis, apabila seseorang berhasil menjadi pemimpin, dapat dikatakan bahwa orang tersebut telah berhasil dalam melakukan pengembangan diri.
Berdasarkan pengalaman pribadi penulis pada tanggal 23 Agustus 2024, bertepatan dengan pembelajaran mata kuliah “Logika dan Teknik Pembuktian”, penulis mengutip pernyataan dosen penulis, Ibu Dr. Nikken Prima Puspita, S.Si., M.Sc.. Dalam simpulannya, beliau menyatakan bahwa angka dalam matematika hanyalah opsional yang bertugas untuk menyederhanakan logika dan teknik pembuktian dengan dasar yang dikemas sedemikian rupa agar mudah dipahami sebagai fakta logika dan pernyataan untuk menyusun sebuah formula. Mendengar hal tersebut, penulis sebagai mahasiswa beliau menjadi paham bahwa matematika adalah jaringan ilmu yang sangat luas dan tidak terbatas pada angka saja, tetapi melatih manusia untuk lebih cakap dalam berpikir.
ADVERTISEMENT
Sebagai calon saintis dan matematikawan muda, sudah menjadi keharusan bagi penulis untuk menyuarakan matematika kepada masyarakat umum dengan menggunakan pemaknaan lain dalam mengubah sudut pandang dari “angka” menjadi “filosofi hidup”. Melalui karya ini, penulis menyatakan dan berjanji pada diri sendiri untuk terus mempelajari matematika yang diperuntukkan bagi diri penulis sendiri dan masyarakat umum demi sumber daya manusia yang cerah di masa depan. Setelah mempelajari matematika dengan matang dan dianggap pantas untuk mengajar, penulis akan menyosialisasikan matematika yang berkenaan dengan pengembangan diri ini ke seluruh penjuru daerah sejauh Allah swt. izinkan. Dalam memberikan pengajaran, akan terbentuk relasi yang luas, dengan demikian penulis juga akan membentuk kelompok saintis muda yang nantinya bertugas menyosialisasikan dan memberikan pemahaman filosofi matematika kepada masyarakat umum. Hal ini dilakukan agar masyarakat umum dapat memahami dan mengimplementasikan matematika tidak hanya terkait angka saja tetapi sudah pada level kehidupan sehari-hari serta perencanaan masa depan yang cerah.
ADVERTISEMENT