Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Commissioning Transformator untuk Menjaga Kelistrikan di Indonesia
21 September 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Alvis Wijayanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam suatu pekerjaan engineering terdapat istilah commissioning. Commissioning merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan suatu peralatan yang akan dioperasikan berjalan dengan baik. Commissioning ini sebagai penentu apakah sebuah alat masih bisa dijalankan atau tidak. Salah satu proses commissioning dalam sistem tenaga listrik di Indonesia adalah commissioning pada transformator. Commissioning transformator merupakan proses pengecekan kondisi sebuah transformator yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan syarat yang telah ditentukan.
Suatu sistem tenaga listrik memiliki beberapa bagian yaitu bagian pembangkitan, transmisi, dan distribusi yang saling berkaitan. Setiap bagian memiliki peran penting dalam menjaga agar pasokan listrik tetap terjaga, untuk memenuhi beban dan menjaga keandalan suatu sistem tenaga listrik. Agar dapat menyalurkan tenaga listrik dengan baik, suatu sistem memiliki empat subsistem yaitu pembangkitan, transmisi, distribusi, dan beban. Dalam keempat subsistem tersebut terdapat peralatan utama yang disebut transformator.
ADVERTISEMENT
Transformator merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah besaran suatu level tegangan dan arus tertentu ke level tertentu. Dapat dikatakan transformator merupakan jantung dari sistem tenaga listrik di Indonesia.Secara sederhana, arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan fluks magnet yang mengalir melalui inti besi yang terdapat di antara dua belitan. Fluks magnet tersebut menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda potensial/tegangan induksi. Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya gaya gerak listrik (GGL) pada suatu penghantar yang berada dalam medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu.
Dalam transformator terdapat suatu jaringan isolasi yang harus dijaga keandalannya. Isolasi dalam transformator ini berperan penting untuk menjaga bagian yang seharusnya tidak bertegangan tetap aman. Berikut tiga pengujian commissioning yang dilakukan pada isolasi transformator:
ADVERTISEMENT
a) Pengujian Tahanan Isolasi
Pengujian tahanan isolasi merupakan pengujian untuk mengukur nilai resistansi atau tahanan isolasi pada komponen transformator seperti antara lilitan primer dan sekunder, antara lilitan dengan inti besi, atau antara lilitan dengan tangki (grounding). Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan isolasi trafo masih dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan yang dapat menyebabkan kebocoran arus listrik atau hubungan pendek (short circuit). Prinsip pengujian tahanan isolasi adalah dengan memberikan tegangan DC pada bagian yang diuji, kemudian mengukur besarnya arus bocor yang mengalir.
b) Pengujian Tan Delta
Pengujian tan delta merupakan pengujian untuk mengetahui kondisi isolasi dari belitan atau material isolasi yang digunakan. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya degradasi, kelembapan, atau kontaminasi pada isolasi yang dapat menyebabkan penurunan kinerja bahkan kerusakan pada transformator. Kedua pengujian tersebut sangat berkaitan erat untuk mengetahui kualitas isolasi transformator. Tan delta adalah perbandingan antara arus yang mengalir melalui komponen kapasitif dan komponen resistif dari isolasi. Nilai tan delta yang tinggi mengindikasikan adanya kerusakan pada isolasi, sedangkan nilai tan delta yang rendah menunjukkan kondisi isolasi yang baik.
ADVERTISEMENT
c) Pengujian Dielectric Frequency Response (DFR)
Selain menggunakan tan delta, kualitas isolasi juga dapat dilihat dari pengujian Dielectric Frequency Response (DFR) yang mengukur respons dari isolasi terhadap frekuensi yang bervariasi, biasanya dalam rentang 1 mHz hingga 1 kHz. Respons ini menunjukkan bagaimana sifat kapasitif dan resistif dari isolasi berubah dengan frekuensi, yang kemudian digunakan untuk mendeteksi kondisi isolasi. Pada dasarnya, DFR mengukur tanggapan isolasi terhadap tegangan AC pada berbagai frekuensi dan menghasilkan kurva yang menunjukkan perubahan impedansi dan rugi-rugi dielektrik pada setiap frekuensi.
demikianlah beberapa pengujian yang dilakukan untuk menjaga dan memonitoring keadaan isolasi transformator. Transformator merupakan salah satu aspek vital dalam sistem tenaga listrik. Jika tidak dimonitor dengan baik, maka ketika terjadi suatu gangguan, hal tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyaluran tenaga listrik di Indonesia.
ADVERTISEMENT