Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ancaman Food Waste di Balik Program Makan Siang dan Susu Gratis
29 April 2024 11:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Amin Arigo Saci tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Program Makan Siang Gratis yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Gibran merupakan angin segar bagi masyarakat di Indonesia tak tanggung tanggung menurut TKN Prabowo Gibran di tahun pertama akan menggelontorkan dana sebesar Rp 120 triliun. hal ini dapat menjadi jawaban atas masalah stunting, kurang gizi dan permasalahan gizi lain nya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data SKI (Survei Kesehatan Indonesia) 2024 angka stunting di Indonesia saat ini berada di 21,5% yang berarti dalam 10 tahun terakhir (2013-2023) mengalami penurunan. namun hal ini masih di bawah RPJMN yakni 14%.
Prevalensi stunting saat ini dipengaruhi berbagai faktor pada periode prenatal dan periode kelahiran hingga postnatal, terutama bumil risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan pemeriksaan kehamilan (K4). Dibandingkan tahun 2022, di tahun 2023 proporsi bumil risiko KEK meningkat sedangkan pemeriksaan kehamilan (K4) menurun.
Kedua faktor ini merupakan determinan status gizi sebelum bayi lahir yang perlu mendapat perhatian sehingga program pemberian makan siang dan susu gratis dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut untuk meningkatkan status gizi bayi. Gizi yang baik dapat menjadi bekal untuk menciptakan SDM yang baik dan unggul guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik program makan siang dan susu gratis ini ada ancaman yang mengintip dalam implementasinya yang tak boleh diabaikan yaitu food waste atau pemborosan makanan.
Food Waste dapat terjadi jika jumlah makanan yang disediakan melebihi kebutuhan penerima manfaat serta tidak tepat sasaran. faktor yang dapat menyebabkan kondisi tersebut antara lain kurangnya perencanaan yang baik, menu yang disajikan tidak sesuai dengan selera lidah konsumen, keamanan dan kelayakan makanan saat disajikan.
Ancaman food waste dalam program makan siang gratis ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga memiliki dampak lingkungan yang serius. Makanan yang dibuang secara tidak perlu akan berakhir sebagai limbah organik, menyumbang pada masalah pencemaran lingkungan dan emisi gas rumah kaca dari tempat pembuangan sampah.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi ancaman food waste ini, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah dan pihak terkait. Perencanaan yang lebih matang dalam menentukan jumlah makanan yang dibutuhkan berdasarkan data riil, penggunaan strategi distribusi yang efisien untuk memastikan makanan sampai kepada yang membutuhkan, serta penerapan sistem pengelolaan sisa makanan yang berkelanjutan merupakan beberapa langkah yang dapat diambil.
Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang pentingnya mengurangi pemborosan makanan. Dengan melibatkan penerima manfaat program makan siang dan susu gratis dalam upaya pengurangan food waste, diharapkan dapat tercipta kesadaran kolektif akan pentingnya memperlakukan makanan dengan penuh penghargaan.
Dengan demikian, melalui upaya bersama antara pemerintah, pihak terkait, dan masyarakat, ancaman food waste di balik program makan siang gratis dapat diatasi secara efektif. Dengan mengoptimalkan manajemen makanan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengurangi pemborosan, program ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
ADVERTISEMENT