Pandemi COVID-19 dan Fenomena 'The Great Resignation'

Muhammad Andi Pasha
Mahasiswa Program Magister Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
15 November 2021 21:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Andi Pasha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source :Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Source :Pixabay
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membawa banyak sekali perubahan dalam bidang kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang ketenagakerjaan, di saat banyak masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan dikarenakan pandemi, sebagaimana disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. Per bulan Januari 2021 sebanyak 3,5 juta orang harus kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi, hal ini menambah total pengangguran di Indonesia sebagaimana survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2021 sebanyak 9,1 juta orang. Sektor ketenagakerjaan yang terdampak oleh pandemi COVID-19 ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di beberapa negara lain di dunia, salah satunya di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Fenomena The Great Resignation
Fenomena menarik justru terjadi di Amerika Serikat, berdasarkan data dari Biro Statistik Ketenagakerjaan Amerika Serikat (BLS) yang berada di bawah Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, mengatakan bahwa per Agustus 2021 sebanyak 4,3 juta orang mengundurkan diri dari pekerjaan, naik 242,000 dari bulan Juli di tahun yang sama, ekonom menamai fenomena ini dengan sebutan "The Great Resignation", istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Anthony C. Klotz, seorang professor di Texas A&M University. Lebih lanjut dalam tulisannya, Anthony mengatakan bahwa kebijakan Work From Home (WFH) sedikit banyak mempengaruhi para tenaga kerja tersebut untuk menemukan prioritas lain ketimbang terlalu berfokus pada pekerjaan yang dijalani dan seringkali memberikan tekanan yang berlebih dan mendorong mereka untuk menemukan work-life balance dalam kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini menyebabkan banyaknya lowongan pekerjaan yang tersedia di Amerika Serikat dan lebih jauh hal ini menjadi tantangan yang harus dijawab oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. Berdasarkan hasil survei yang dikeluarkan oleh Bankrate, pada bulan Agustus dinyatakan bahwa sebanyak 55% dari responden berencana untuk mencari pekerjaan baru dalam 1 tahun ke depan, namun terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan mereka dalam memilih pekerjaan. Yang pertama yaitu fleksibilitas pekerjaan, kedua yaitu pertimbangan akan upah yang layak, dan yang ketiga yaitu budaya kerja yang layak.
Tidak dapat dipastikan sejauh mana fenomena ini akan berlanjut, dan apakah hal ini akan terjadi juga di negara lain, namun satu hal yang pasti fenomena "The Great Resignation" ini diharapkan menghadirkan budaya kerja yang sehat dan juga penghasilan yang lebih layak bagi para pekerja di kemudian hari.
ADVERTISEMENT