Konten dari Pengguna

Eksistensi Framing Dalam Sebuah Berita

Muhammad Andika
Mahasiswa universitas pamulang ini nyata bukan hanya sekedar retorika
10 Desember 2022 16:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Andika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Media massa yaitu sebuah media untuk massa yang memberikan informasi dengan istilah pers. Media massa memiliki ideologi dan visi misi tertentu yang dapat mempengaruhi kebijakan redaksional media tersebut. Media massa adalah suatu sarana bagi masyarakat. Dalam bidang jurnalistik, media massa dapat dikatakan dengan istilah pers yaitu menyiarkan suatu berita atau informasi. Menurut saya sebuah media massa tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penopang guna membuat media tersebut dapat berdiri dengan adanya seseorang yang bertugas melakukan pengelolaan informasi untuk disampaikan pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Karena itu membuat berita atau media massa sendiri mencoba membuat suatu hal yang berbeda, agar masyarakat atau pembaca lebih tertarik melihat berita-berita yang disuguhkan. Oleh karena itu pembuat berita akan menghalalkan apa saja untuk mendapatkan suatu kepuasan dalam tulisannya, seperti membuat berita framing. Apakah framing itu?
Mengutip dari jurnal yang ditulis oleh Neng Tika harnia, dkk. Framing berita merupakan suatu cara media mengemas sebuah berita dengan menonjolkan satu pesan yang ingin disampaikan agar masyarakat tertuju pada satu pesan yang ditonjolkan oleh media tersebut. Tika harnia dalam jurnal nya pun mengatakan bahwa framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengelola sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu. Framing berkaitan dengan penyusunan skema dalam mengelola sejumlah informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Framing berfungsi untuk membuat sebuah berita memiliki kepentingan untuk diketahui masyarakat. jika didefinisikan secara sederhana framing merupakan cara pandang media massa terhadap suatu peristiwa atau realitas.
ADVERTISEMENT
Framing pun masih terus menunjukkan eksistensinya pada media massa saat ini, itupun mengapa framing masih sangat melekat pada masyarakat sehingga banyak penulis atau pembuat berita yang menjadikan framing ini sebagai alat mereka untuk mencapai suatu kepentingan.
Seperti kita lihat eksistensi framing kian kental pada berita media massa yang berkembang di indonesia, maka dapat digambarkan bahwa framing pada media massa kita sudah sering kali digunakan dalam menyajikan suatu berita.
Misalnya seperti kasus satu keluarga tewas di kalideres jakarta barat, banyaknya media massa hanya berfokus memberitakan penyebab kematian nya saja dan media massa tersebut seolah memberikan pembenaran bahwa penyebab terjadinya meninggal satu keluarga tersebut akibat pembunuhan berencana. Sedangkan framing tematik merupakan sebuah konsep pembingkaian dengan cara menggambarkan suatu peristiwa yang bersifat umum dan berkembang. Fokus beritanya hanya kepada analisis sumber kematiannya saja.
instagram @andikaspnsh
Contoh misalnya seperti suatu media massa memberitakan adanya dugaan perampokan yang dialami keluarga tersebut, yang menyebabkan terbunuhnya 4 anggota keluarga di dalam kediamannya. Lalu tidak berselang lama munculnya berita tentang faktor kematian satu keluarga itu karena kelaparan dan tidak pernah bersosialisasi kepada warga setempat sejak 20 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Dari kedua fungsi tersebut secara jelas bisa dibedakan bagaimana konsep framing sebelumnya digunakan pada media massa di indonesia.
Dengan contoh-contoh kasus di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa framing bisa membuat dampak pada pembaca dari sebuah berita. Itulah mengapa eksistensi framing masih terus di atas awan sebab pembaca suatu berita akan terbawa dengan pokok topik yang disajikan oleh pembuat berita itu sendiri. Lalu apakah adanya langkah untuk tidak terjebak didalam farming itu?
Pertama, pembaca harus lebih teliti untuk memberikan bahan bacaan pada dirinya dan bisa menilai apakah berita ini mengandung framing atau tidak, sehingga pembaca akan mendapatkan bacaan yang natural akan informasinya
Kedua, pembaca lebih teliti memilih media massa untuk mencari suatu informasi dan pembaca harus membandingkan pokok berita dari media satu ke media yang lain, sehingga akan mendapatkan persamaan isi berita ataupun adanya perbedaan yang sangat signifikan. Pembaca pun akan lebih bisa menilai berita yang baik dan benar akan naturalisasi data yang ditulis oleh penulis.
ADVERTISEMENT
Tetapi kita tidak bisa menutup kemungkinan bahwa framing itu hanya yang buruk-buruk saja, jika pembaca bisa berpikir atau menerapkan langkah-langkah diatas dinilai akan lebih membantu dalam membaca suatu berita dan akan lebih bijak dalam memperoleh suatu informasi.
Dari beberapa penggambaran di atas, menurut penulis kesimpulan yang bisa diambil bahwa kita sebagai pembaca tidak bisa melepaskan diri dari framing pada media massa, tetapi jika kita mengetahui apa itu framing lebih dalam lagi dan dapat lebih hati-hati dalam membaca suatu informasi pada media massa.