Konten dari Pengguna

Pancasila: Falsafah Bangsa sebagai Refleksi di Tengah Dinamika Kehidupan Modern

Muhammad Ardiansyah
Mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Bisnis, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
3 Juni 2024 8:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pancasila. Foto: Getty Images/iStockphoto/Niko Mufrida
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pancasila. Foto: Getty Images/iStockphoto/Niko Mufrida
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, kehidupan seringkali diwarnai oleh dinamika yang serba cepat dan kompleks. Teknologi yang terus berkembang, norma sosial budaya yang terus tergerus, globalisasi yang menghubungkan berbagai budaya, serta tantangan ekonomi dan sosial yang makin beragam, membuat kita perlu menemukan landasan yang kuat dalam menjalani hidup. Melihat hal tersebut, Pancasila sebagai falsafah bangsa menjadi sangat penting.
ADVERTISEMENT
Pancasila dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti produk yaitu sebagai pandangan hidup. Artinya, Pancasila memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman atau landasan dalam hal sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kegiatan sehari-hari, dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pancasila dengan lima sila dasar yang menjadi landasan berkehidupan, bukan hanya sekedar landasan konstitusional yang bersifat tekstual, namun lebih dari itu, nilai lima sila Pancasila juga sebagai pedoman moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari yang bahkan masih relevan hingga saat ini.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Sila pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa," menjadi landasan utama kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Di kehidupan modern ini di mana nilai norma dan etika mulai tergerus di masyarakat, landasan agama dan ketuhanan haruslah ditempatkan pada posisi tertinggi sebagai acuan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Nilai sila ini membawa kita ke aspek religius yang mengedepankan prinsip-prinsip kebajikan, cinta, saling mengasihi, dan toleransi. Merefleksikan diri pada nilai ketuhanan dan religi menuntun kita untuk menciptakan kondisi bangsa yang harmonis di tengah dinamika yang serba cepat dan kompleks.
ADVERTISEMENT
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," mengingatkan kita untuk selalu menempatkan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri. Kompetisi dan individualisme serta apatisme sering mendominasi dan mewarnai kehidupan modern, oleh karena itu, kita perlu merenungi kembali esensi dari nilai kemanusiaan yang hakiki. Menghargai dan menghormati sesama, seta memperlakukan orang lain dengan adil dan beradab, menjadi sangat penting. Nilai sila ini menuntun kita untuk menjadi pribadi yang humanistik dan simpatik, dengan demikian kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling mendukung.
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," mengajarkan kita akan pentingnya kebersamaan dan kesatuann. Pada era modern ini di mana pengaruh globalisasi sudah tidak bisa dihindari, budaya asing yang masuk sudah menjadi pengaruh yang sangat kuat, mempertahankan identitas dan persatuan bangsa menjadi tantangan tersendiri. Dengan merefleksikan nilai sila persatuan, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dan perubahan zaman dengan lebih tangguh. Hal ini menuntun kita untuk memperkuat rasa kebersamaan dalam keragaman, menghargai perbedaan, dan memperkuat rasa kebangsaan.
ADVERTISEMENT
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan," menekankan pentingnya nilai demokrasi dan musyawarah. Di tengah arus besar informasi dan kebisingan media sosial, sering membawa kita terjebak dalam polarisasi dan konflik yang memecah. Melihat hal tersebut, Pancasila mengajarkan kita untuk selalu mengedepankan nilai konsolidasi dan dialog dalam menyelesaikan perbedaan. Dengan demikian, kita terhindar dari konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman dan interpretasi informasi yang keliru.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," adalah pengingat akan pentingnya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kesenjangan ekonomi menjadi tantangan nyata yang dihadapi bangsa ini, terutama di era modern di mana lapisan bawah seringkali tertinggal jauh untuk mengejar dinamika yang semakin cepat bergerak. Merefleksikan nilai keadilan dan kesejahteraan, Pancasila mengajarkan kita untuk memperjuangkan keadilan sosial, hak yang sama setiap individu untuk mendapatkan kehidupan yang layak, pendidikan yang berkualitas, dan kesempatan yang setara. Pancasila mendorong kita untuk bekerja sama dalam menciptakan sistem yang adil dan merata.
ADVERTISEMENT
Menghidupkan nilai-nilai Pancasila haruslah dimulai dari kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita menyadari bahwa Pancasila bukan hanya sekedar konsep tekstual yang dihafal, tetapi harus diinternalisasi dan diimplementasi dalam tindakan yang nyata. Di tengah hiruk pikuk dan dinamika kehidupan modern, Pancasila sebagai falsafah bangsa memberikan kita landasan moral dan etika yang dapat membantu kita mejalani hidup dengan lebih bermakna.
Pancasila sebagai falsafah bangsa juga memiliki relevansi yang sangat kuat di tengah dinamika kehidupan modern. Nilai-nilai yang terkandung mengajarkan kita tentang esensi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Dengan menjadikan Pancasila sebagai refleksi diri dalam menjalani hidup, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan sejahtera.