Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Geothermal Serta Dampak Lingkungan Sosial
22 Desember 2024 9:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Areev tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi energi geothermal yang sangat besar, dengan potensi energi geothermal sekitar 28,61 hingga 29 GWe, yang merupakan sekitar 40% dari potensi geothermal dunia, berkat posisi kita di jalur cincin api pasifik yang kaya akan aktivitas vulkanik. Potensi ini tentu saja menjadikan kita sebagai salah satu negara dengan cadangan energi geothermal terbesar di dunia.
Pemerintah juga menargetkan peningkatan kapasitas hingga 7-9,5 GW pada tahun 2025 dengan mengatasi tantangan teknis, finansial, dan regulasi. Sedangkan pemanfaatan saat ini masih sangat rendah, dengan kapasitas terpasang hanya sekitar 2,175 GWe pada tahun 2022, atau sekitar 7,6% dari potensi yang ada.
ADVERTISEMENT
Geothermal adalah sumber energi yang diambil dari panas di bawah permukaan bumi, baik dalam bentuk uap maupun air panas. Energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik geothermal menggunakan panas dari dalam bumi untuk menghasilkan uap yang memutar turbin dan menggerakkan generator listrik. Energi geothermal juga merupakan sumber energi yang berkelanjutan, dapat diandalkan, dan tidak bergantung pada cuaca. Sistem ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi concern global sast ini.
Energi geothermal juga menawarkan potensi besar untuk mengurangi dampak lingkungan dan menyediakan solusi energi yang berkelanjutan. Dengan pemahaman dan teknologi yang terus berkembang, energi ini dapat memainkan peran penting dalam transisi menuju sistem energi yang lebih bersih dan efisien.
ADVERTISEMENT
Meskipun dianggap sebagai sumber energi terbarukan yang lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia telah menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.
Penggundulan Hutan dan Kerusakan Ekosistem
Banyak potensi panas bumi di Indonesia terletak di atau dekat dengan kawasan hutan konservasi. Pengembangan PLTP sering kali memerlukan pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur seperti jalan, yang menyebabkan penggundulan hutan dan kerusakan ekosistem
Polusi Air
Proses eksplorasi dan pengoperasian PLTP dapat menyebabkan polusi air, seperti yang terjadi di PLTP Baturraden, di mana pencemaran air sungai mengakibatkan berkurangnya sumber air bersih bagi masyarakat sekitar.
Emisi Gas Rumah Kaca
Meskipun emisi CO2 dan H2S dari PLTP lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, emisi ini tetap ada dan bervariasi tergantung pada karakteristik reservoir dan jenis uap yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Risiko Keracunan
Kasus fatal keracunan H2S telah dilaporkan di PLTP, di mana seorang pekerja meninggal setelah terpapar gas ini di ruang pemisah minyak. Analisis toksikologi menunjukkan konsentrasi sulfida dan tiosulfat yang sangat tinggi dalam jaringan tubuh korban, mengonfirmasi keracunan H2S sebagai penyebab kematian
Gangguan Sosial dan Budaya
Masyarakat lokal sering kali menolak pembangunan PLTP karena khawatir akan dampak negatif terhadap kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi mereka. Di Gunung Lawu, misalnya, masyarakat menolak proyek PLTP karena takut akan dampak negatif terhadap aspek-aspek tersebut
Kurangnya perhatian terhadap aspek sosial dalam penilaian lingkungan dapat memicu penolakan dan protes dari masyarakat, seperti yang terjadi di Banyumas. Ini disebabkan oleh sosialisasi yang terbatas dan kurangnya keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pengembangan
ADVERTISEMENT
Meskipun PLTP menawarkan manfaat sebagai sumber energi terbarukan, pengembangannya di Indonesia menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan, termasuk kerusakan hutan, polusi air, dan emisi gas rumah kaca, keracunan gas H2S dan lainnya.
Melihat berbagai dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan, pemerintah perlu melakukan persiapan yang matang dan berbagai upaya mitigasi risiko terhadap pengembangan PLTP kedepannya. Di satu sisi pengembangan PLTP dengan potensi yang besar di indonesia sangat positif untuk percepatan transisi energi dan pengurangan gas rumah kaca, disisi lain dampak yang ditimbulkan juga memicu suatu persoalan baru yang signifikan.
Sangat penting upaya mitigasi risiko yang matang terhadap pengembangan PLTP kedepannya seperti penerapan teknologi reinjeksi CO2 dan H2S yang dapat mengurangi emisi gas berbahaya. Begitu juga pemantauan yang ketat terhadap kualitas udara, air, dan tanah serta aktivitas seismik dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi dampak lingkungan secara dini
ADVERTISEMENT
Pengelolaan limbah geotermal yang tepat, termasuk pembuangan limbah yang mengandung radionuklida, dapat mengurangi risiko kesehatan bagi pekerja dan masyarakat sekitar, reklamasi lahan yang terganggu selama dan setelah operasi PLTP dapat membantu pemulihan ekosistem dan mengurangi biaya jangka panjang.
PLTP memang menawarkan potensi besar sebagai sumber energi bersih, namun tetap memiliki dampak lingkungan yang perlu dikelola dengan baik. Tentu melalui penerapan teknologi mitigasi, pemantauan lingkungan yang ketat, dan pengelolaan limbah yang tepat, dampak negatif dari PLTP dapat diminimalkan, sehingga mendukung pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan kedepannya.