Skeptisme Terhadap Aksi Pemboikotan Produk-Produk Pro Israel

Muhammad Arief Bero
Mahasiswa S1- Hubungan Internasional Universitas Mulawarman tahun 2021
Konten dari Pengguna
3 April 2024 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Arief Bero tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi produk pro Israel yang mendukung pelanggaran HAM di Gaza. Sumber: Gencraft Ai
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk pro Israel yang mendukung pelanggaran HAM di Gaza. Sumber: Gencraft Ai
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semenjak memanasnya kembali konflik Israel dan palestina yang terjadi pada 7 Oktober 2023 lalu telah mengakibatkan rentetan panjang aksi protes yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di dunia. Hal ini diakibatkan oleh aksi perlawanan militer Israel yang dinilai membabi buta dan melanggar banyak HAM terhadap warga Palestina, dikutip dari United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs, selama 7 Oktober 2023 hingga 7 Maret 2024 jumlah warga jalur gaza yang menjadi korban dari serangan Israel terdapat sebanyak lebih dari 100.000 jiwa, 72.298 orang diantaranya terluka dan 30.800 orang lainnya telah tewas.
ADVERTISEMENT
Hal ini memicu kecaman dan protes dari masyarakat dunia, banyak dari masyarakat di seluruh dunia melakukan berbagai macam cara untuk mengakhiri aksi serangan Israel yang dinilai melanggar HAM. Salah satu aksi yang banyak dilakukan oleh masyarakat dunia adalah aksi pemboikotan produk produk yang berasal dari Israel maupun produk produk yang dinilai pro terhadap Israel. Gerakan pemboikotan ini bertujuan untuk menunjukan solidaritas dan kecaman terhadap pemerintah israel, selain itu pemboikotan juga merupakan salah satu cara untuk menekan perlakuan yang tidak adil terhadap warga Palestina.
Namun, aksi pemboikotan yang dilakukan oleh masyarakat dunia menimbulkan pro dan kontra, hal ini dikarenakan sebagian masyarakat skeptis terhadap aksi pemboikotan yang dilakukan, kebanyakan masyarakat tidak benar benar yakin bahwa aksi pemboikotan produk pro Israel akan berdampak bagi penyelesaian konlfik Israel dan Palestina, hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas metode aksi nirkekerasan seperti pemboikotan dalam resolusi konflik. Metode aksi nirkekerasan sendiri merupakan metode perlawanan tanpa kekerasan yang menekankan strategi politik, ekonomi dan sosial tanpa menggunakan kekerasan. Metode ini pertama kali diciptakan oleh Gene Sharp pada tahun 1973
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat yang Skeptis, metode nirkekerasan seperti pemboikotan produk pro Israel dianggap lamban bahkan dianggap tidak mampu untuk menyelesaikan konflik, hal ini didasari oleh perilaku negara yang ingin mereka kecam, menurut mereka Israel yang tidak segan menggunakan kekerasan untuk merebutkan kekuasaan tentu saja tidak akan goyah dengan aksi damai. Selanjutnya dampak dari pemboikotan produk pro israel juga dianggap terbatas hal ini karena sektor perekonomian Israel yang tidak sepenuhnya bergantung pada sektor” tersebut dan kompleksitas konflik antara Israel dan Palestina yang sangat luas
Walaupun masih banyak masyarakat dunia yang Skeptis terhadap aksi pemboikotan produk pro Israel, namun aksi yang menggunakan metode nirkekerasan merupakan salah satu opsi terbaik untuk mengurangi korban dan konflik baru dalam usaha untuk menyelesaikan konflik
ADVERTISEMENT