Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Menelusuri Jejak Sejarah dan Menikmati Kuliner di Kawasan Peneleh Kota Surabaya
16 Desember 2021 15:38 WIB
Tulisan dari Muhammad Arif Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sabtu, 11 Desember 2021 saya dan teman-teman Faklutas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, mengikuti sebuah kegiatan Surabaya Urban Track (Subtrack) yang diselenggarakan khusus untuk 20 mahasiswa. Kegiatan ini diadakan atas kerjasama antara Forum Begandring Soerabaia dengan Program Studi Sastra dan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga Surabaya. Kegiatan yang saya ikuti ini berfokus mempelajari dan mengunjungi kawasan bersejarah kota Surabaya dan mencicipi kuliner di Peneleh dan Pandean Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Sebelum melakukan perjalanan kami diminta untuk menulis pandangan kami tentang daerah dan obyek penjelajahan yang akan dijelajahi pada secarik kertas yang kemudian dimasukkan ke dalam amplop. Kemudian nanti setelah kegiatan selesai amplop akan dibuka kembali dan membandingkan pesan yang telah ditulis dengan wawasan yang telah kami dapatkan.
Saya dan teman-teman sebagai peserta Subtrack dalam jelajah sejarah ini pertama-tama menuju ke makam Peneleh. Di makam Peneleh kami mengetahui tokoh-tokoh yang dikuburkan di sini sejak abad ke-19. Salah satunya adalah seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda, bernama Pieter Merkus, dari nisannya yang terbuat dari baja dapat diketahui bahwa dia meninggal di Huiz van Simpang yang sekarang adalah Gedung Negara Grahadi pada tahun 1844. Tapi ia dimakamkan di pemakaman Belanda Peneleh pada tahun 1847.
Setelah dari makam Peneleh, perjalanan kemudian dilanjutkan ke Masjid Jami’ Peneleh yang merupakan masjid yang menurut riwayat adalah salah satu masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel. Dari Masjid Jami’ Peneleh kami lanjutkan dengan menuju ke Jembatan Besi Peneleh. Diceritakan oleh panitia yang sekaligus pemandu kegiatan kami, bahwa sejarah dari Jembatan Besi Peneleh ini adalah menjadi saksi bisu terjadinya pertempuran besar dalam perjalanan sejarah di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Perjalanan dilanjutkan menuju rumah sekaligus museum HOS Tjokroaminoto. Disini saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan baru mengenai sejarah kota Surabaya bahwa di kota ini menjadi basis yang penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kita ketahui bersama bahwa di rumah inilah seorang proklamator Indonesia bernama Bung Karno belajar dan tinggal.
Setelah dari rumah dan museum HOS Tjokroaminoto perjalanan kemudian menuju ke rumah kelahiran Bung Karno presiden pertama Indonesia. Sayangnya rumah ini berubah dari bentuk aslinya karena ada perbaikan dan renovasi untuk merehap dan menjadikan rumah kelahiran Bung Karno ini menjadi aset yang penting bagi sejarah terutama sejarah kota Surabaya.
Jelajah sejarah dilanjutkan dengan menuju ke Sumur Jobong yaitu sumur peninggalan dari nenek moyang masyarakat Peneleh dan Pandean. Sumur ini ditemukan dengan kedalam kurang lebih 1 meter di dalam tanah dan ditemukan karena ada rehabilitasi dan pembuatan gorong-gorong. Kemudian saya disini menikmati es dawet putu, minuman khas yang dijual oleh masyarakat sekitar dengan harga yang murah yaitu 5 ribu rupiah.
ADVERTISEMENT
Jelajah sejarah Surabaya Urban Track yang saya ikuti ini menawarkan aktivitas yang menarik kepada peserta. Jelajah sejarah dengan berjalan kaki selama kurang lebih dua jam menyusuri kampung-kampung dan berhenti pada lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini ditutup dengan diskusi dan penyampaian wawasan yang telah di dapatkan oleh para peserta Surabaya Urban Track.