Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kutukan Artificial Intellegence bagi Model Komputasi Otak Manusia.
29 Oktober 2024 13:25 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari MUHAMMAD ARYAHIE PASYA - tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Artificial intelligence adalah jawaban dari berbagai pertanyaan ilmuwan dari abad lalu yang bertanya tanya bahwa akan ada suatu saat nanti akan ada penemuan manusia yang lebih pintar daripada manusia itu sendiri. Ilmuwan – ilmuwan dunia dari awal abad 18 sudah mempercayai bahwa akan datang suatu masa dimana ciptaan manusia akan lebih pintar dari manusia itu sendiri. Namun, mereka belum bisa memprediksi secara spesifik bahwa ciptaan apa yang akan melampaui kepintaran manusia itu sendiri. Sekarang sudah terjawab, bahwa ciptaan itu ialah Artifial Intelligence.
ADVERTISEMENT
Meskipun artificial intellegence sangat membantu pekerjaan sehari – hari manusia di era modern ini, artificial intellegence juga memiliki sisi negatif. Yakni melemahkan daya pikir kritis yang ada pada manusia tepatnya model komputasi.
Model komputasi manusia adalah cara kerja otak manusia dalam mengolah data dan memutuskan ketetapan. Dalam kinerjanya, model komputasi manusia memiliki beberapa proses utama yakni sensory input, persepsi, memori, proses berpikir, dan motor output. proses proses ini bekerja sama untuk mengolah data-data yang diperoleh manusia dari sensory input yang meliputi mata, telinga, kulit, lidah dan hidung, setelah melewati sistem sensory input, sistem komputasi otak akan memahami dan meinterpretasikan data data yang tadi diterimanya proses ini dinamakan persepsi, kemudian data data yang telah diproses akan tersimpan pada memori jangka pendek dan jangka panjang, setelah memori menyimpan data -data yang diperoleh, maka otomatis otak akan menjalankan proses berpikirnya untuk memutuskan ketetapan, menyelesaikan permasalahan dan berinovasi, proses yang terakhir yaitu motor output, pada proses motor output hasil dari proses berpikir diwujudkan dalam bentuk tindakan.
ADVERTISEMENT
Dengan kehadiran artifical intelligence manusia cenderung melewati proses proses yang dikerjakan oleh otak manusia. Dan biasanya manusia langsung melakukan motor output, dan tidak melewati proses proses lainnya. Dengan demikian manusia cenderung akan mengalami ketergantungan pada artificial intelligence. Ketergantungan pada artificial intelligence dapat mengakibatkan menurunnya kapasitas memori manusia, karena otak menjadi pasif dalam mengolah data-data dan memutuskan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan melemahnya kemampuan kognitif manusia.
Selain itu, AI juga dapat mengakibatkan fenomena yang disebut pemikiran algoritmik jika manusia tersebut memiliki ketergantungan pada AI, dimana individu mulai berpikir dengan cara yang lebih terstruktur dan terlalu kaku, mirip dengan cara algoritma AI mengolah data. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kreativitas manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Walaupun pemikiran algoritmik sebenarnya memiliki kelebihan dalam sistematika berpikir seperti menyelesaikan masalah dengan solusi yang lebih efisien dan efektif. Namun apabila pemikiran algoritmik sendiri dilakukan oleh AI dengan menampilkan informasi informasi yang kurang transparan, manusia berpotensi mengalami pemikiran algoritmik yang akan menimbulkan beberapa akibat fatal. Berikut adalah beberapa akibat fatal yang wajib diwaspadai jika anda sering menggunakan AI :
1. Berkurangnya kreativitas manusia
Pemikiran algoritmik biasanya mengikuti tahapan tahapan sistema
tis dan prosedural untuk menyelesaikan masalah. Hal ini dapat mengurangi kemampuan manusia untuk mengeksplorasi solusi yang lebih kreatif.
2. menurunnya daya pikir Kritis manusia
Ketergantungan pada algoritma dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir kritis. manusia menjadi cenderung terbiasa untuk menerima solusi yang dihasilkan oleh algoritma secara mentah tanpa mempertimbangkan hal hal lain sesuai dengan realita.
ADVERTISEMENT
3. Stres dan overthinking
Proses berpikir algoritmik yang berulang dapat menyebabkan stres, terutama jika manusia terjebak dalam pola pikir tertentu sehingga tidak mampu menemukan solusi yang diinginkan. Dan Pemikiran algoritmik dapat menyebabkan individu terjebak dalam berpikir berlebihan (overthinking), dimana mereka terus-menerus berpikir setiap langkah tanpa mengambil tindakan. Hal ini dapat menghambat pengambilan keputusan dan membuat manusia tidak yakin tentang tahapan berikutnya.
5. Berkurangnya Keterampilan Sosial
Ketika manusia terlalu fokus pada pemecahan masalah secara algoritmik, mereka mungkin mengabaikan pentingnya interaksi sosial dan komunikasi dalam tahapan pemecahan masalah. Hal Ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan orang lain.
Secara keseluruhan, meskipun AI memiliki banyak manfaat dalam hal efisiensi dan efektifitas, penting untuk kita menjaga keseimbangan antara pendekatan model komputasi buatan ini dengan kreativitas dan kemampuan interpersonal agar tidak memperlemah fungsi kognitif manusia.
ADVERTISEMENT