Konten dari Pengguna

Generasi Muda di Garis Depan Pantai Nusantara

Muhammad Yusuf Awaluddin
Pemerhati Masalah Iklim dan Pengajar di Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
28 Februari 2024 9:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Yusuf Awaluddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatihan tentang kebersihan pantai bagi siswa SMK di Kabupaten Pangandaran (Foto Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan tentang kebersihan pantai bagi siswa SMK di Kabupaten Pangandaran (Foto Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Laut, begitu ia melemparkan pesonanya, akan selamanya menahan seseorang dalam jaring keajaibannya." - Jacques Cousteau (1910-1997), Ahli Oseanografi Perancis.
ADVERTISEMENT
Semilir angin, deburan ombak, dan surya tenggelam menjadi satu kesatuan atraksi yang memikat penuh dengan kedamaian saat kita berada di tepian pantai. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan memiliki ribuan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Lautan nusantara yang membentang luas mewadahi untaian pulau-pulau tersebut.
Negara kita juga memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, yaitu lebih dari 95.000 km. Hal tersebut merupakan berkah sekaligus karunia yang patut kita syukuri. Selain itu, posisi strategis maritim Indonesia merupakan aset berharga yang dapat memberikan kesejahteraan bagi warganya. Salah satunya adalah melalui sektor pariwisata.
Secara umum, data statistik 2023 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan ada lebih dari 11,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2023, naik sebesar 98% dari tahun sebelumnya. Sebuah lonjakan yang cukup baik untuk pariwisata Indonesia yang sempat terpukul pandemi beberapa tahun lalu. Pemerintah memproyeksikan jumlahnya naik hingga 14,3 juta wisatawan mancanegara, sementara wisatawan nusantara sebanyak 1,5 miliar perjalanan.
ADVERTISEMENT
Pariwisata sendiri memiliki berbagai macam, salah satunya adalah pariwisata bahari mengunjungi pantai. Pantai-pantai di Indonesia seperti Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Pangandaran, Pantai Parangtritis, Pantai Ora hingga Pantai Pink menjadi favorit wisatawan. Namun, peningkatan jumlah wisatawan tersebut kerap kali diiringi dengan dengan meningkatnya pencemaran di area pantai (Aditya dkk, 2019).
Hal ini akan berdampak negatif pada sektor pariwisata semisal menurunnya jumlah kunjungan wisatawan. Salah satu hal penting yang perlu didorong untuk terus ditingkatkan adalah keterlibatan generasi muda, calon penerus bangsa untuk menjaga kelestarian pesisir pantai. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam keberlanjutan dan kelestarian lingkungan pantai. Lalu apa saja peran yang bisa diambil oleh generasi muda?

Turut berperan Aktif

Dalam konteks lokal di Indonesia, banyak sekali alternatif pilihan yang dapat dilakukan oleh generasi muda untuk aktif dalam upaya penyelamatan lingkungan pantai, seperti turut serta dalam kegiatan bersih pantai (coastal cleanup). Penyelenggaranya bisa berasal dari komunitas lokal, sekolah, kampus, pemerintah ataupun swasta.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, tahun lalu kampus kami melakukan kegiatan bersih pantai di Pantai Pangandaran dengan melibatkan siswa-siswi SMK di Kabupaten Pangandaran. Instansi pemerintah dan swasta juga kerap melakukan kegiatan tersebut. Sehingga bisa menjadi kesempatan yang baik untuk terlibat langsung. Kegiatan ini penting sekali selain menjaga kebersihan pantai, juga sebagai bentuk kampanye lingkungan.
Kegiatannya sederhana, menyusuri area tertentu dari pantai yang sudah ditentukan lalu mengumpulkan berbagai sampah laut. Tidak lupa mencatat jenis-jenisnya dan memasukannya ke dalam kantung sampah. hal ini penting untuk pendataan. Kemudian dikumpulkan dan dibawa menuju tempat pembuangan sampah sementara.
Jangan lupa untuk mendokumentasikan kegiatan tersebut dan sebarkan melalui sosial media masing-masing. Karena hal ini adalah salah satu bentuk kampanye dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan pantai.
Ilustrasi kegiatan bersih pantai. Credit by Canva
Saya menyadari bahwa kegiatan aksi bersih pantai ini memerlukan keberlanjutan dan bisa menjangkau kalangan yang lebih luas lagi. Apabila melihat basis data yang dihimpun oleh Marine Debris Indonesia (2024), jumlah titik aksi sampah laut masih tercatat sangat minim jika dibandingkan dengan luasnya pantai yang kita miliki. Kontribusi dan partisipasi dari masyarakat secara umum masih sangat dibutuhkan. Karena dengan memiliki basis data sampah laut yang baik maka dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait kebersihan pantai.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kontribusi nyata dari berbagai pihak, termasuk generasi muda akan sangat dinantikan. Caranya bisa dengan aktif melakukan inisiasi kegiatan aksi bersih pantai ini dengan mengajak berbagai pihak, seperti sekolah, instansi pemerintah, masyarakat umum hingga swasta. Kalau masih bingung bagaimana caranya, ada panduan umum yang bisa diikuti di sini.
Melalui panduan tersebut, masyarakat secara umum bisa terlibat langsung dan turut serta mengisi basis data dari kegiatan yang dilakukan. Harapannya, generasi muda bisa menjadi pendorong rasa cinta lingkungan lewat aksi tersebut dalam skala lokal, dimulai dari daerahnya sendiri.

Edukasi dan kolaborasi

Peran lainnya yang bisa dilakukan oleh generasi muda adalah turut berperan aktif melakukan edukasi kepada masyarakat tentang jenis-jenis sampah laut, efek buruknya, serta mengingatkan arti pentingnya kebersihan pantai. Bukankah tidak elok kalau pantai-pantai indah di sekitar kita tercemari oleh sampah laut?
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, tumpukan sampah di Pantai Loji Kabupaten Sukabumi sempat viral tahun lalu, mendorong sekelompok anak muda "Pandawara Group" berinisiatif melakukan edukasi dan aksi bersih pantai. Sambutan masyarakat luar biasa sehingga sampah laut di pantai tersebut bisa ditangani dengan tuntas.
Generasi muda dapat melakukan edukasi dengan berbagai cara, seperti peyuluhan, seminar, atau sosial media. Edukasi yang tepat sasaran kepada masyarakat dan dilakukan berjenjang akan memberikan hasil yang optimal. Bagi mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata, misalnya, bisa membuat program edukasi dengan cara yang menarik kepada masyarakat ataupun wisatawan di sekitar pantai.
Contoh lainnya, tahun lalu kami telah melakukan pelatihan dan edukasi mengenai kebersihan pantai serta peran yang bisa diambil oleh siswa-siswi SMK di Kabupaten Pangandaran. Kami menyampaikan informasinya secara interaktif, simuasi dan diakhiri dengan aksi langsung di pantai. Tujuannya agar bisa meningkatkan ketertarikan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar pantai.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kolaborasi merupakan kata kunci yang bisa menjadi solusi efektif dalam menangani pencemaran di pantai. Generasi muda memiliki kemampuan kolaboratif, keberanian dan keterbukaan dalam pemikiran. Sebagai contoh, kesuksesan Pandawara Group dalam mengajak masyarakat tak lepas dari kolaborasi yang mereka lakukan dengan berbagai pihak, termasuk swasta, lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah daerah. Hal tersebut menjadi bukti bahwa masalah kebersihan lingkungan pantai tidak bisa dikerjakan sendiri. Perlu kolaborasi dan kerjasama dengan pihak lain secara gotong royong.
Pada akhirnya, generasi muda memiliki banyak cara untuk turut berkontribusi dalam upaya kebersihan lingkungan pantai. Mereka memiliki banyak cara untuk berkontribusi. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti turut partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kebersihan pantai, melakukan edukasi kepada masyarakat, dan berkolaborasi dengan barbagai pihak dalam upaya pelestarian lingkungan pantai.
ADVERTISEMENT
Marilah kita sama-sama dukung upaya yang dilakukan tersebut, karena sejatinya generasi muda akan menjadi garda terdepan dalam pelestarian lingkungan pantai. Agar pesona dan keajaiban dari laut dan pantai bisa kita rasakan.