Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Orang Bilang Agama itu Candu, Benarkah?
22 Januari 2025 11:59 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhammad Bangkit tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Agama itu candu.” Sebuah frasa fenomenal yang kerap digunakan untuk menyudutkan peran agama dalam kehidupan manusia. Pernyataan ini sering kali dihubungkan dengan Karl Marx, seorang filsuf yang menyebut agama sebagai "opium rakyat." Dalam pandangannya, agama dianggap sebagai alat pelarian yang membuat manusia mengabaikan kenyataan hidup. Frasa ini kemudian digunakan oleh sebagian pihak untuk menggambarkan agama sebagai sesuatu yang membius, melemahkan, dan menghambat kemajuan.
ADVERTISEMENT
Namun, benarkah agama adalah candu? Apakah pandangan ini relevan dalam konteks Islam? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat agama dari sudut pandang Islam, memahami fungsi sejatinya, serta menganalisis bagaimana agama justru menjadi penuntun manusia kepada kebaikan, bukan pelarian. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran agama dalam kehidupan manusia menurut pandangan Islam.
1. Pandangan Islam Tentang Fungsi Agama
Islam memandang agama bukan sekadar sebuah kepercayaan, tetapi juga panduan hidup yang menyeluruh. Agama menurut pandangan Islam berfungsi untuk menuntun manusia kepada jalan yang benar, mengatur hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta. Allah SWT. berfirman:
إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَبِيرٗا
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra: 9)
Ayat ini menegaskan bahwa agama melalui Al-Qur'an, adalah sumber petunjuk yang memberikan arah hidup yang lurus dan membawa kebahagiaan sejati. Agama bukanlah alat pelarian dari realitas, melainkan alat untuk menghadapi realitas dengan kesadaran penuh dan keyakinan yang kokoh.
2. Agama Bukan Candu, Tapi Penyembuh Jiwa
Salah satu alasan mengapa agama dianggap candu adalah karena sebagian orang melihatnya hanya sebagai pelarian dari penderitaan hidup. Namun di dalam Islam, agama justru menjadi penyembuh bagi jiwa yang terluka. Allah SWT, berfirman:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ
ADVERTISEMENT
"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus: 57)
Agama Islam tidak hanya menawarkan kedamaian batin, tetapi juga memberikan solusi nyata atas masalah kehidupan yang muncul. Melalui ajaran Islam, manusia diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian, bersyukur atas nikmat, dan bertawakal kepada Allah SWT. Semua ini menjadikan agama sebagai penyembuh, bukan pelarian.
3. Agama Mendorong Kemajuan, Bukan Menghambatnya
Pandangan bahwa agama menghambat kemajuan adalah salah kaprah. Islam justru mendorong umatnya untuk terus berkembang, baik dalam ilmu pengetahuan, teknologi, maupun peradaban. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban yang sangat ditekankan. Rasulullah ﷺ bersabda:
ADVERTISEMENT
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)
Sejarah mencatat bahwa pada masa kejayaan Islam, para ilmuwan Muslim seperti Al-Khwarizmi, Ibnu Sina dan Al-Farabi berhasil membuat berbagai penemuan besar yang menjadi fondasi ilmu pengetahuan modern. Mereka tidak memandang agama sebagai penghalang, tetapi sebagai pendorong untuk memahami ciptaan Allah lebih dalam. Allah SWT. Berfirman:
قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ
"Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS. Az-Zumar: 9)
Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam pandangan Islam. Agama Islam justru menjadi landasan bagi kemajuan umat manusia, bukan sebaliknya.
4. Agama Sebagai Solusi Sosial
Anggapan bahwa agama adalah candu sering muncul karena adanya pandangan bahwa agama hanya berfungsi dalam ranah privat dan tidak berhubungan dalam kehidupan sosial. Namun, Islam membantah pandangan ini dengan menjelaskan bahwa agama memiliki fungsi sosial yang sangat penting. Islam mendorong umatnya untuk peduli terhadap sesama, memperbaiki masyarakat, dan menciptakan keadilan. Allah SWT. berfirman:
ADVERTISEMENT
إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl: 90)
Ayat ini menunjukkan bahwa agama memiliki peran penting dalam menciptakan tatanan masyarakat yang harmonis. Nilai-nilai agama, seperti keadilan, kasih sayang, dan saling tolong-menolong, menjadi solusi bagi berbagai masalah sosial.
5. Agama Menjawab Kehampaan Spiritual
Salah satu alasan mengapa agama dianggap sebagai candu adalah karena pandangan bahwa agama hanya menjadi pelipur bagi orang-orang yang merasa hampa dalam hidupnya. Namun, dalam Islam, agama justru memberikan makna dan tujuan hidup yang sesungguhnya. Allah SWT. berfirman:
ADVERTISEMENT
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Agama memberikan pemahaman bahwa kehidupan dunia adalah sementara, dan tujuan akhir manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Dengan demikian, agama mengisi kehampaan spiritual dan memberikan arah yang jelas bagi kehidupan manusia.
Pernyataan bahwa agama adalah candu tidak relevan jika dilihat dari perspektif Islam. Sebaliknya, agama adalah sumber petunjuk, penyembuh jiwa, dan solusi bagi berbagai masalah kehidupan. Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, memotivasi manusia untuk berusaha dan berkarya, serta memberikan tujuan hidup yang mulia.
Agama bukanlah pelarian dari realitas, melainkan alat untuk menghadapi realitas dengan sikap yang lebih baik dan iman yang lebih kokoh. Islam memandang kehidupan dunia sebagai ladang amal untuk mempersiapkan kehidupan akhirat, dengan menjadikan agama sebagai pemandu.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Luthfi, A., & Khairullah, K. (2019). Agama Sebagai Tempat Pelarian Diri (?): Suatu Tinjauan Sosiologi Agama Perspektif Karl Marx. Bina'Al-Ummah, 14(1), 1-16.
Hafiz, F. 2024. Islam (Bukanlah) Candu bagi Masyarakat. Bandung: Himupnan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah Cabang Kabupaten Bandung.
Marzali, A. (2017). Agama dan kebudayaan. Umbara, 1(1).