Green Accounting: Upaya Pelestarian Lingkungan dalam Perusahaan

Ilustrasi Pelestarian Lingkungan. Sumber: Canva.com

Green Accounting

Istilah green accounting mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat awam. Selain karena jarang terdengar, green accounting memang merupakan kegiatan spesifik dan identik dengan bidang akuntansi. Oleh karena itu lah sebagai mahasiswa akuntansi, kamu perlu mengetahui definisi dan konsep apa yang ada di balik green accounting.

Awal perkembangan green accounting ini di mulai pada tahun 1970an di Eropa. Konsep ini lahir karena adanya pemikiran–pemikiran yang menginginkan agar perusahaan tidak hanya fokus pada bidang industri saja, tetapi juga mulai memikirkan kelestarian lingkungan. Masyarakat pada umumnya membutuhkan peran perusahaan sebagai penghasil barang atau jasa untuk konsumen, tetapi bagi konsumen yang menanamkan konsep green accounting akan senantiasa mengharapkan kesadaran diri akan lingkungan tak hanya menjadi kewajiban konsumen, tetapi juga perusahaan. Melalui pemikiran ini tentu kamu juga bisa tahu bahwa green accounting menjunjung tinggi konsep perusahaan yang fokus pada kehidupan manusia dan lingkungannya. Bahkan menurut Almilia dan Wijayanto (2007), dengan menerapkan green accounting artinya perusahaan siap dalam menghadapi evaluasi berbasis lingkungan yang terdiri dari 3 nilai utama.

Permasalahan Lingkungan yang Sering Ditemui dalam Perusahaan

Konsep green accounting lahir bukan tanpa sebab, hal ini tak lain dan tak bukan karena maraknya permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan. Permasalahan lingkungan ini biasanya berupa pembuangan limbah, pencemaran suara, polusi, dan masalah bahan baku yang kurang ramah lingkungan. Adanya permasalahan lingkungan ini akhirnya berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang terganggu. Semakin lama, banyak masyarakat yang mulai sadar bahwa fenomena pencemaran lingkungan ini perlu diatasi. Sebab, masyarakat yang tidak sejahtera berpengaruh dalam proses transaksi perekonomian antara produsen (perusahaan) dan juga konsumen.

Ilustrasi Pencemaran Lingkungan. Sumber: Canva.com

3 Poin dalam Penilaian Green Accounting

Ada yang perlu kamu ketahui dalam penilaian green accounting, yakni:

Perusahaan harus memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang turut peduli dalam pelestarian lingkungan dengan memerhatikan biaya–biaya anggaran seperti menyiapkan dana untuk perbaikan kerusakan lingkungan, pencegahan, dan usaha menjaga kelestarian alam.

Perusahaan dalam hal ini harus menghasilkan keuntungan berupa finansial seperti memerhatikan keuntungan, pendapatan bersih, arus kas, dan pengeluran yang diperlukan perusahaan.

Perusahaan identik dengan badan yang berupaya memperoleh laba, akan tetapi dalam hal ini perusahaan harus memikirkan dampak lingkungan yang dihasilkannya di samping fokus terhadap hal ekonomi saja. Penilaian environmental protection berusaha menilai apakah suatu perusahaan sudah menjaga kelestarian lingkungan dengan baik.

Green Accounting sebagai Upaya Mengatasi Pencemaran Lingkungan Perusahaan

Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata perusahaan, pabrik, ataupun rumah produksi? Tentu sebagian besar orang akan mengaitkannya dengan perekonomian dan pencemaran lingkungan. Sebab, terdapat beberapa kasus pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh perusahaan–perusahaan tak bertanggung jawab yang kemudian mengganggu kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Karena kejadian ini juga tentu kepercayaan konsumen terhadap produsen menurun.

Adapun upaya yang dilakukan perusahaan sebagai pihak produsen adalah untuk berusaha membangum citra yang baik di depan publik dan memaksimalkan kinerja mereka. Sebab dari waktu ke waktu, pola pikir konsumen semakin terbuka khususnya apabila bersinggungan dengan lingkungan. Lalu, apa yang diharapkan masyarakat dari adanya green accounting ini? Green accounting mendorong perusahaan untuk lebih hati–hati dalam kegiatan produksinya dan lebih memerhatikan lingkungan dengan cara: