Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Manakah yang Lebih Penting, Pendidikan Formal atau Karier Sepak Bola?
22 Desember 2022 15:49 WIB
Tulisan dari Muhammad Dwiki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mana yang lebih penting pendidikan formal atau sepak bola?
Belakangan ini banyak sekali munculnya nama-nama generasi muda yang berhasil sukses di bidang sepak bola. Akan tetapi, muncul juga beberapa pertanyaan seperti “apakah karier sepak bola bisa menjamin kesuksesan di masa depan?” lalu ada juga pertanyaan “apakah pemain sepak bola muda juga perlu pendidikan formal?”. Semua pertanyaan itu pasti memunculkan yang namanya perdebatan dan belum ada jawaban yang pasti mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapi, semua pertanyaan tersebut pastinya memiliki alasan yang kuat seperti banyaknya pemain sepak bola muda yang gagal di masa depan, pemain sepak bola setelah pensiun banyak yang menjadi pengangguran.
ADVERTISEMENT
Memang pendidikan formal itu sangatlah penting khususnya untuk generasi muda di zaman sekarang ini. Karena hal utama yang diperlukan untuk bekerja di masa mendatang adalah ilmu pendidikan yang dipelajari di sekolah-sekolah. Tetapi, bagi seorang pesepak bola muda pastinya masih memikirkan kembali untuk melanjutkan ilmu pendidikan nya ketika dia sudah sukses di dalam karier sepakbolanya. Dua hal ini yang menjadikan dilema bagi seorang pesepak bola muda, karena keduanya sangatlah penting untuk dijalankan.
Pendidikan sangatlah penting, seperti yang sudah dituliskan oleh Dr. Rahmat Hidayat, Ma dan Dr. Abdillah, S.Ag, M. Pd di dalam sebuah bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya”. Mereka menjelaskan bahwa tujuan dari pendidikan yang sebenarnya yaitu untuk mencerdaskan seseorang agar mendapatkan hak hidup yang layak (Hidayat dan Abdillah 2019, 25). Faktor dari kegagalan pesepak bola tersebut salah satunya yaitu kelemahan pada fisik pesepak bola tersebut.
ADVERTISEMENT
Seperti pernyataan I Made Andika Bayu di dalam jurnal ilmu pendidikan sebuah artikel yang berjudul Profil Tingkat Vo2 Max Pada Siswa Sekolah Sepak bola (Ssb) Palembang Muda. Dia menerangkan bahwa kondisi fisik yang bagus merupakan hal yang paling penting di dalam menjadi seorang pesepak bola profesional (Bayu 2017, 105). Memang fisik suatu hal yang diutamakan dalam berolahraga khususnya sepak bola. Selain, faktor tersebut ada hal lain yang membuat pesepak bola itu gagal di masa depannya. Faktor tersebut adalah kurangnya dukungan dari pihak keluarga terutama orang tua. Orang tua pasti menginginkan anaknya itu sukses dalam bidang pendidikan, karena pendidikan adalah hal yang utama di masa depan menurutnya.
Orang tua berperan penting dalam karier seorang anak yang sedang dalam perkembangannya, maka dari itu berilah dukungan kepada anak mengenai apa yang akan dia pilih menurut kemampuan yang ia miliki. Selain itu, pemain sepak bola dianggap gagal dilihat ketika sudah melewati masa untuk bermain sepakbola (pensiun).
ADVERTISEMENT
Ketika pemain sudah memutuskan untuk pensiun, jika dia mempunyai background pendidikan yang tinggi maka akan mudah untuk mencari pekerjaan setelah pensiun tersebut. Tetapi, ketika tidak mempunyai background pendidikan yang tinggi atau bisa disebut terlalu fokus pada karier sepak bolanya maka akan merasakan yang namanya pengangguran.
Seperti yang di lansir pada media berita republika.co.id, Presiden klub Madura United yaitu Achsanul Qosasi mengeluarkan pendapatnya. Bahwa seorang pesepak bola yang sudah pensiun kebanyakan tidak mempunyai kegiatan ataupun pekerjaan dan lebih banyak yang menganggur dalam kurun waktu yang sangat lama (Itah, 2017). Pada hal ini juga yang memunculkan sebuah pertanyaan “setelah pensiun menjadi pesepak bola, akan jadi apa?” itulah pertanyaan yang sering terdengar di telinga para pesepakbola. Padahal setelah seorang pesepak bola pensiun, dia akan memilih jalannya sendiri sesuai kemampuan yang dimiliki nya.
ADVERTISEMENT
Pada pendapat kali ini, banyak sekali menuai pro serta kontra, karena keduanya memiliki bukti yang kuat. Padahal banyak juga pesepak bola setelah pensiun yang menjadi pengusaha, bahkan ada yang mempunyai sebuah perusahaan. Seperti yang di lansir pada kompas.com Arif Budiman menyatakan, bahwa ada seorang mantan pesepak bola Indonesia yang saat ini sukses menjadi pengusaha di Amerika Serikat. Pesepak bola yang menjadi pengusaha tersebut bernama Cornelius Dipo Alam, seorang pesepak bola asal Jakarta yang kini memutuskan untuk melanjutkan atau membuka usaha diluar negeri (Budiman, 2022). Ini menjadi bukti bahwa seorang pesepak bola setelah pensiun akan terlihat sukses sesuai dengan kemampuan yang ia miliki bukan mengenai seberapa tinggi pendidikan yang ditempuhnya.
Setelah melihat beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kesuksesan pesepak bola muda bukan dilihat dari seberapa tinggi ia menempuh pendidikan dan pada akhirnya banyak pesepakbola yang mengalami kegagalan di masa depan dan juga banyak pesepak bola setelah memutuskan untuk pensiun menjadi pengangguran.
ADVERTISEMENT
Pustaka acuan :
Bayu, I Made Andika. (2017). Profil Tingkat Vo2 Max Pada Siswa Sekolah Sepak bola (Ssb) Palembang Muda. Wahana Didaktika: Jurnal Ilmu Kependidikan, Vol. 15(3). hal. 103-112. Diunduh pada 11 Desember 2022. Doi : http://dx.doi.org/10.31851/wahanadidaktika.v15i3.1437
Budiman, Arif. (2022). Mantan Pemain Bola Indonesia Jadi Pengusaha Sukses di AS, Pernah Nyaris Dipanggil Timnas. Diakses pada 11 Desember 2022, dari : https://www.kompas.com/global/read/2022/07/07/213100970/mantan-pemain-bola-indonesia-jadi-pengusaha-sukses-di-as-pernah-nyaris?page=all
Hidayat, Rahmat. Dan Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya”. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI)
Itah, Israr. (2017). Pembatasan Usia di Liga Buat Banyak Pemain Menganggur. Diakses pada 9 Desember 2022, dari : https://www.republika.co.id/berita/onj7u5348/pembatasan-usia-di-liga-buat-banyak-pemain-menganggur