Konten dari Pengguna

Sisi Gelap AI: Tantangan Lingkungan di Era Digital

Muhammad Ellbendl Satria
Mahasiswa Informatika Universitas Pembangunan Jaya
13 Oktober 2024 16:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ellbendl Satria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi AI Tidak Ramah Lingkungan. Sumber : Microsoft Bing Image Creator
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi AI Tidak Ramah Lingkungan. Sumber : Microsoft Bing Image Creator
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi pendorong utama inovasi di berbagai sektor. Mulai dari pengembangan mobil otonom yang futuristik hingga asisten virtual yang responsif, AI telah mengubah cara kita hidup dan berinteraksi di dunia. Namun, di balik kemajuan yang menakjubkan ini, terdapat sebuah dilema yang perlu kita sadari. AI, yang sering dipandang sebagai solusi untuk berbagai permasalahan, justru turut memberikan kontribusi terhadap krisis lingukangan yang semakin buruk. Salah satu faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah tingginya konsumsi energi oleh perangkat keras yang mendukung operasi AI, terutama Graphics Processing Unit (GPU).
Ilustrasi Data Center GPU. Sumber : Microsoft Bing Image Creator
GPU: Otak AI yang Rakus Energi
ADVERTISEMENT
Proses "melatih" model AI, khususnya model deep learning yang kompleks, membutuhkan daya komputasi yang luar biasa besar. Jutaan, bahkan miliaran parameter harus dioptimalkan agar AI dapat "belajar" dan menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk melakukan tugas berat ini, GPU berpeforma tinggi menjadi tumpuan utama. Meskipun GPU dirancang untuk pemrosesan paralel yang efisien, konsumsi energinya tetaplah banyak. Seperti yang diungkapkan oleh Strubbel et al.(2019) "Melatih satu model AI berukuran besar dapat menghasilkan emisi karbon dioksida yang setara dengan emisi lima mobil sepanjang masa pakainya."
Jejak Karbon AI di Luar Fase Pelatihan
Dampak lingkungan dari AI tidak hanya terbatas pada fase pelatihan. Penggunaan AI di berbagai aplikasi, seperti pusat dara untuk layanan cloud computing dan perangkat edge seperti smartphone, juga memperparah konsumsi energi global. Pusat data yang menampung ribuan server dan infrastruktur jaringan untuk mendukung layanan AI, membutuhkan sistem pendingin yang intensif dan pasokan listrik yang banyak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perangkat edge seperti smartphone meskipun ukurannya kecil, tetapi jumlahnya sangat banyak di seluruh dunia. Akibatnya, konsumsi energi mereka secara keseluruhan menjadi sangat besar. Hal ini memperjelas bahwa dmpak AI terhadap lingkungan tidak bisa diabaikan.
Solusi untuk Masa Depan AI
Mengatasi tantangan dampak lingkungan AI membutuhkan upaya kolaboratif yang menyatukan berbagai pemangku kepentingan. Bukan hanya para ilmuwan dan insinyur yang mengembangkan teknologi AI, tetapi juga pemerintah yang merumuskan kebijakan, serta industri yang menerapkan AI dalam operasionalnya, semua memiliki peran penting.
ADVERTISEMENT
Seperti yang ditekankan dalam Journal of Digital Technologies and Law, "Memahami dampak lingkungan dari AI sangat penting bagi para pembuat kebijakan, pengacara, peneliti, dan pakar industri dalam mengembangkan strategi untuk meminimalkan kerusakan lingkungan." (Zhuk, 2023). Beberapa solusi dan strategi yang dapat diimplementasikan antara lain:
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Kecerdasan buatan adalah teknologi transformatif dengan potensi yang luar biasa. Namun, kita tidak boleh terlena dengan kemajuan teknologi dan mengabaikan tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi dampak lingkungan AI secara proaktif, kita dapat memastikan bahwa AI benar-benar menjadi kekuatan positif bagi umat manusia dan planet bumi.
Daftar Pustaka
Strubell, E., Ganesh, A., & McCallum, A. (2019). Energy and policy considerations for deep learning in NLP. Energy and Policy Considerations for Deep Learning in NLP. https://doi.org/10.18653/v1/p19-1355
Zhuk, A. (2023). Artificial intelligence impact on the environment: Hidden ecological costs and Ethical-Legal Issues. Journal of Digital Technologies and Law, 1(4), 932–954. https://doi.org/10.21202/jdtl.2023.40