Konten dari Pengguna

Apakah Dukungan Layanan Makanan Bergizi Anak dapat Mengatasi Masalah Stunting?

Muhammad Fadhlullah
Research and Development Manager (Health & Wellbeing) of Yayasan BUMN
20 Februari 2025 15:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fadhlullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa sih Stunting itu?
Stunting merupakan sebuah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak yang dapat terlihat dari tubuh anak yang pendek dibanding anak lain seusianya. Stunting menjadi sebuah gambaran bahwa perawatan dan pemenuhan gizi anak khususnya pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan berpengaruh terhadap masa depan sang anak. Dikutip dari Survei Kesehatan Indonesia, kondisi kejadian stunting secara nasional mencapai 21,5% pada tahun 2023, sedangkan Badan Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa kejadian stunting tidak lebih dari 20%.
ADVERTISEMENT
Bagaimana strategi Dukungan Layanan Makanan Bergizi Anak dapat mengurangi kejadian Stunting?
Dukungan Layanan Makanan Bergizi Anak secara gratis bisa menjadi sebuah intervensi yang relevan untuk mengurangi kejadian Stunting pada anak, dari masa dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Kegiatan ini dapat diimplementasi pada audiens sasaran yang diutamakan pada anak dengan keluarga yang memiliki status ekonomi menengah ke bawah. Implementasi ini untuk membuktikan apakah benar upaya Dukungan Layanan Makanan Bergizi Anak secara gratis dapat mengatasi masalah Stunting?
Tentunya, intervensi penanganan stunting di Indonesia dapat dilakukan oleh semua pihak. Yayasan BUMN menginisiasi program Ruang Tumbuh sebagai pusat perkembangan anak inovatif di Indonesia. Dalam program tersebut, terdapat 5 kegiatan yang mana salah satunya adalah kegiatan layanan kesehatan dan gizi. Upaya intervensi melibatkan siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebanyak 50 orang dari Posyandu EHA Indah 3B Pegangsaan Dua di Kota Jakarta Utara dengan pertimbangan pemilihan lokasi terletak pada RW kumuh dan terjadi kesenjangan ekonomi dengan daerah sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan layanan dukungan makanan bergizi untuk anak. Foto: Yayasan BUMN
Upaya pencegahan stunting yang dilakukan tidak cukup hanya sampai pada tahap kesadaran, tetapi juga perlu sebuah proses aksi nyata yang berkelanjutan. Yayasan BUMN bersama Sahabat Gizi melalui aktivitas SIGAP PAUD (Skrining Gizi dan Dukungan Gizi Anak PAUD) melakukan langkah strategis dalam memastikan anak-anak usia dini mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh optimal dengan pelaksanaan kegiatan pemberian makanan bergizi gratis untuk anak pada 50 siswa TK Nur At-Taqwa yang berlokasi di sekitar posyandu selama 12 minggu dengan frekuensi pemberian makan lima kali dalam seminggu. Langkah ini menunjukkan bahwa pemberian gizi bukan hanya tentang sekali-dua kali bantuan, tetapi perlu dilakukan secara konsisten. Lebih dari itu, sebelum intervensi dilakukan, skrining gizi juga diterapkan untuk mengetahui informasi dasar dari status gizi tiap anak sebelum pemberian dukungan layanan makan bergizi dilakukan.
ADVERTISEMENT
Hasil yang terlihat dari kegiatan pemberian dukungan gizi anak selama 12 minggu menunjukkan bahwa intervensi yang tepat dapat membawa perubahan positif dalam upaya pencegahan Stunting. Data yang dihimpun setelah intervensi ini membuktikan terdapat peningkatan 2,54% anak dengan tinggi badan normal, serta penurunan 0,28% anak dalam kategori anak pendek. Selain itu, terjadi penurunan 2,36% anak dengan berat badan berlebih, serta peningkatan signifikan dalam kategori gizi baik, yaitu 8,18% untuk anak usia ≤5 tahun dan 10,65% untuk anak usia >5 tahun.
Angka-angka ini bukan sekadar statistik, tetapi bukti bahwa kegiatan peningkatan gizi yang konsisten dapat memperbaiki kualitas tumbuh kembang anak-anak Indonesia. Upaya Yayasan BUMN dalam mendukung percepatan penanganan Stunting menjadi salah satu contoh bahwa kolaborasi yang baik antara berbagai pihak dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kejadian Stunting hingga menuju 14% sesuai target nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Namun, yang lebih penting dari sekadar angka adalah perubahan pola pikir masyarakat, terutama orang tua, tentang pentingnya pola asuh dan pemenuhan gizi sejak dini.
ADVERTISEMENT
Mencegah Stunting bukan hanya soal intervensi sesaat, tetapi bagaimana memastikan bahwa setiap anak memiliki akses terhadap nutrisi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya. Jika kesadaran ini terus ditanamkan dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata, bukan tidak mungkin visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud dengan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan. Yang patut menjadi perhatian adalah bagaimana pendekatan seperti ini seharusnya bisa diterapkan lebih luas. Jika kegiatan baik seperti ini dapat menjangkau lebih banyak anak dan dilakukan secara berkelanjutan, dampaknya tentu akan sangat besar dalam upaya menekan angka Stunting di Indonesia.