Konten dari Pengguna

Empat Indikasi Utama Masalah Kesehatan Mental pada Pelajar

Muhammad Fadhlullah
Research and Development Manager (Health & Wellbeing) of Yayasan BUMN
19 Februari 2025 22:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fadhlullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Badan Kesehatan Dunia, pelajar dengan usia 10-19 tahun memiliki kerentanan terhadap terjadinya masalah kesehatan mental. Terbukti 1 dari 7 pelajar di dunia telah mengalami masalah kesehatan mental yang dihadapinya. Di Indonesia sendiri, studi mengenai kesehatan mental pelajar telah dilakukan pada tahun 2022 oleh lembaga Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey yang mengungkapkan 1 dari 3 pelajar remaja Indonesia memiliki satu masalah kesehatan mental yang dihadapinya.
ADVERTISEMENT
Fenomena masalah kesehatan mental pelajar tentu perlu menjadi fokus perhatian oleh berbagai pihak, khususnya sekolah. Sekolah menjadi tempat utama terjadinya masalah kesehatan mental pelajar. Studi yang diinisiasi oleh Yayasan BUMN bersama Health Collaborative Center dan Fokus Kesehatan Indonesia tahun 2024 yang melibatkan 741 siswa dan 97 guru dari beberapa SMA di Jakarta menemukan beberapa indikasi terjadinya gangguan kesehatan mental pelajar. Berikut ini indikasi-indikasi bermasalah kesehatan mental pada pelajar DKI Jakarta.
1. Indikasi gangguan hiperaktivitas selama di sekolah
Ilustrasi gangguan hiperaktivitas pelajar di sekolah. Foto: Cottonbro Studio/Pexels
Pelajar SMA terindikasi mengalami gangguan hiperaktivitas yang berpengaruh pada kesehatan mentalnya, khususnya selama berkegiatan di sekolah. Hal ini tercermin dari gelagat yang ditunjukkannya, seperti terlalu aktif dalam berperilaku sehingga mengganggu teman sekitarnya, konsentrasi yang menurun sehingga tidak bisa diam, dan perhatiannya mudah terdistraksi sehingga tidak dapat menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai akibat mudah teralihkan dengan hal lain.
ADVERTISEMENT
Gangguan hiperaktivitas ini harus dikelola dengan tepat agar menghasilkan dampak baik bagi pelajar. Jika gangguan hiperaktivitas tidak tertangani, maka berdampak buruk pada performa akademik pelajar dan pada hubungan sosialnya.
2. Indikasi masalah dengan teman sebaya
Ilustrasi masalah dengan teman sebaya di sekolah. Foto: Mikhail Nilov/Pexels
Pelajar SMA terindikasi mengalami masalah dengan teman sebayanya. Permasalahan kesehatan mental ini terjadi disebabkan oleh tindak perundungan (bullying) yang dilakukan antar pelajar sehingga korban perundung cenderung menyendiri, tidak berani untuk melawan, dan bahkan tidak memiliki teman baik.
Perilaku perundungan antar pelajar menjadi isu masalah kesehatan mental, baik pelaku maupun korban. Pelajar harus memiliki keberanian dalam menghentikan tindak perundungan yang terjadi di sekolahnya. Korban perundungan diharapkan dapat melapor kepada guru agar mendapat perlindungan dan penanganan kesehatan fisik serta mentalnya.
ADVERTISEMENT
3. Indikasi gejala gangguan emosional
Ilustrasi gangguan emosional pada pelajar. Foto: Cottonbro Studio/Pexels
Pelajar SMA terindikasi mengalami gangguan emosional yang mendalam sehingga mengganggu performa belajarnya. Gangguan emosional ini menjadi indikasi masalah kesehatan mental dengan dapat ditunjukkan dalam bentuk kekhawatiran yang berlebih, memiliki kecenderungan menjadi mudah takut akan banyak hal, dan ada saja keluhan sakit fisik yang timbul.
Gangguan emosional ini berdampak buruk karena dapat menyebabkan perasaan tidak bahagia dan hilangnya kepercayaan diri. Gangguan emosional harus segera tertangani agar tidak berlarut dan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan perasaan bahagia pelajar.
4. Indikasi masalah perilaku
Ilustrasi masalah perilaku pada pelajar. Foto: Cottonbro Studio/Pexels
Pelajar SMA terindikasi mengalami masalah perilaku yang berujung kerugian yang dialami. Masalah perilaku yang terjadi seputar mudah marah, mudah berkelahi/ribut dengan orang lain, seringkali berbohong kepada guru maupun orang tua, dan seringkali berbuat curang kepada teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Masalah perilaku ini dapat merugikan orang lain yang hidup berdampingan pelajar tersebut sehingga masalah ini harus ditangani secepatnya. Dukungan psikolog dan orang tua dapat berkontribusi pada pengelolaan perilaku yang baik pada pelajar.
Indikasi-indikasi gangguan kesehatan mental pada pelajar ini dapat menjadi acuan dalam perumusan strategi pencegahan terjadinya masalah mental pelajar di sekolah. Kontribusi peran aktif guru dan orang tua bersinergi dalam mendeteksi dini perilaku pelajar ini, baik di sekolah maupun di rumah agar masalahnya tidak berlarut sehingga meminimalkan dampak buruk akibat dari gangguan mental yang diderita oleh pelajar.