Kurban Melalui Lembaga: Dinikmati Mereka yang Tidak Berpunya

Muhammad Faiz Andeaz Fawwaz
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gajah Mada
Konten dari Pengguna
17 Juli 2022 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Faiz Andeaz Fawwaz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ibadah Kurban ditunaikan melalui lembaga sosial, untuk apa?

Pemberian Daging Kurban Kepada Penerima Manfaat, Sumber: Dokumentasi THK Dompet Dhuafa JABAR 2021 (sudah diberi izin)
zoom-in-whitePerbesar
Pemberian Daging Kurban Kepada Penerima Manfaat, Sumber: Dokumentasi THK Dompet Dhuafa JABAR 2021 (sudah diberi izin)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kurban merupakan ibadah yang agung, terabadikan dalam Al-al quran dan Hadits sebagai ibadah yang memiliki nilai kebaikan yang amat tinggi di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Praktiknya rutin diadakan setiap tahun pada 10 Dzulhijah hingga 13 Dzulhijah, menjadikannya ibadah rutin yang dilaksanakan di pertengahan bulan Haram. Selain nilai kurbannya Ibrahim dan Ismail, praktik ini juga merupakan sebuah hari raya yang menjadi hari raya besar, sebagaimana dalam sebuah hadis:
ADVERTISEMENT
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main pada masa jahiliah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya pada masa jahiliah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. an Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya sahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
ADVERTISEMENT
Idul adha secara ekspilisit, HARUS, menjadi hari yang dirayakan, kebahagiannya harus dinikmati setiap orang, tidak terkecuali saudara-saudara kita yang tidak bisa merasakan nikmatnya daging. Dan harus menunggu momen Idul Adha. Sementara di sisi lain, Nilai ekonomi dari kegiatan kurban pada tahun 2022 menurut IDEAS Lembaga Riset Institute for Demographic dan Poverty Studies (IDEAS) diproyeksikan memiliki potensi nilai ekonomi sebesar Rp 24,3 triliun yang berasal dari 2,17 juta pekurban (shahibul qurban). Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di angka yang diestimasikan mencapai Rp 22,3 triliun dari 2,11 juta orang pekurban.
Dahulu, praktik kurban yang rutin dilakukan oleh individu atau keluarga mampu dilakukan di lingkungan masjid tempat mereka tinggal. Dengan proporsi penerimaan daging bagi pekurban, dan juga bagaimana daging kurban dapat terdistrubusi, dengan baik dan tidak rusak. Betul, dibagikan HANYA di sekitar daerah tempat kambing dipotong. Dampaknya, warga yang menerima kurban tidak hanya mereka yang tidak berpunya, namun juga mereka yang cukup menerima daging kurban berlebih, hingga mungkin kulkas dua pintu nya penuh sesak dengan daging yang siap untuk di masak.
ADVERTISEMENT
Lembaga-lembaga zakat dan kemanusiaan Islam jeli melihat ini. Kebutuhan yang banyak di lingkungan perkotaan, menjadikan perputaran daging kurban tidak bisa dirasakan merata oleh semua orang, termasuk mereka yang tinggal jauh dari akses terhadap hewan kurban. Dengan menciptakan sebuah sistem di mana mereka yang mampu untuk berkurban, bisa memilih menyalurkan kurbannya ke daerah2 yang jarang menikmati daging kurban. Dengan tawaran untuk membagikan, dan merayakan bersama kebahagiaan yang dirasakan lewat setiap iris daging yang diberikan kepada saudara muslim nya di sana.
Skema, yang lebih jauh dikembangkan dengan menggaet mitra pengelola hewan kurban, dan pengembangan masyarakat dhuafa lewat pemberdayaan sebagai peternak hewan kurban, menjadikan nilai kegiatan kurban tidak hanya memberikan kebahagiaan kepada penerima manfaat dalam bentuk daging, namun pemberdayaan yang mencerahkan, memberikan keuntungan yang lebih dari sekadar memasak hidangan daging untuk keluarga, namun meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan yang berpihak pada peternak di hari raya idul adha.
ADVERTISEMENT