Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Perkembangan Media terhadap khalayak Dalam Sosiologi Komunikasi
29 Desember 2020 5:18 WIB
Tulisan dari muhammad fajrul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas lebih jauh mengenal bagaimana media bekerja mempengaruhi khalayak. ada baiknya kita lebih memahami khalayak dan sosiologi komunikasi. Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu unsur dari proses komunikasi. Oleh karena itu, khalayak tidak boleh diabaikan sebab berhasil atau tidak nya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak (Cangara, 2010: 157). Sedangkan Sosiologi komunikasi menurut Seorjono Soekanto menjelaskan bahwa sosiologi komunikasi adalah kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial, yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok (Mahyudin,2019).
ADVERTISEMENT
Hubungan antara masyarakat,khalayak dan media tidak bisa dipisahkan karena di dalam sebuah masyarakat pasti terdapat khalayak di dalamnya dan media akan berperan penting dalam mempengaruhi khalayak dan masyarakat. Khalayak sendiri memiliki dua pandangan yaitu Khalayak pasif yang hanya menjadi audiens yang hanya bereaksi terhadap apa yang mereka dengar dan lihat. Yang kedua khalayak aktif yaitu khalayak yang menjadi patisipan aktif dalam publik ( Ido,2008).
Teori jarum hipodemik adalah salah satu teori yang menggambarkan khalayak pasif. Teori itu mampu mengasumsikan bahwa audiens bisa dibentuk dengan cara apapun yang di inginkan media. menurut Jason dan Anne Hill media masssa dalam teori Jarum Hipodermik mempunyai efek langsung disuntikkan ke dalam ketidaksadaran audience (Nurudin, 2011: 166). Sedangkan teori yang mengkaji khalayak aktif adalahTeori uses and gratifications milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut (Nurudin, 2011: 192).Teori khalayak aktif tidak mencoba untuk memahami apa yang dilakukan oleh media kepada orang-orang, tetapi berfokus untuk menilai apa yang orang-orang lakukan dengan media (Baran dan Davis,2010:285). Lima elemen atau asumsi dasar dari model uses and gratification menurut Elihu Katz, Jay Blumer dan Michael Gurevitch antara lain (1) khalayak adalah pihak yang aktif dan penggunaan media yang mereka lakukan berorientasi tujuan; (2) inisiatif dalam menghubungkan kebutuhan akan kepuasan terhadap pilihan media tertentu bergantung pada anggota khalayak; (3) media berkompetisi dengan sumber kebutuhan kepuasan yang lain; (4) orang-orang sadar dalam menggunakan media, minat dan motif sehingga memungkinkan peneliti menyediakan gambaran lebih akurat terhadap penggunaan tersebut; (5) keputusan pada nilai mengenai bagaimana khalayak menghubungkan kebutuhannya dengan media atau isi tertentu sebenarnya ditunda.
ADVERTISEMENT
Jika kita melihat pada zaman sekarang ini hamper seluruh masyarakat pasti pernah menggunakan entah dengan media social,televisi,radio,koran maupun media lainnya. Hal tersebut terjadi karena media merupakan salah satu penyedia informasi dan pengetahuan yang luas.
Salah satu contohnya semakin banyak seseorang yang menghabiskan waktu menonton televisi dari segala jenis program, maka ia akan semakin mengadopsi pandangan dominan mengenai dunia yang ditampilkan di media tersebut atau bisa disebut sebagai teori kultivasi (Quail, 2011: 258). Dalam hal itu media berhasil membentuk norma dalam bertindak dikehidupan nyata dan itu terjadi tidak hanya di media televisi saja bahkan terjadi hampir di seluruh media.
Media berhasil mempengaruhi khalayak hingga terciptanya pergeseran budaya hingga munculnya budaya baru dikalangan masyarakat saat ini. Hal tersebut terjadi karena media merepresntasikan sering kali suatu budaya yang sedang tren dan khalayak terus berulang kali mengkonsumsi dan menikmati budaya tersebut hingga budaya itu menjadi budaya populer di dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh budaya yang telah populer di masa sekarang ini adalah Tik-tok. Aplikasi tersebut dulunya mendapatkan banyak cibiran dari para netizen. Namun siapa sangka Tik-tok kini menjadi budaya baru yang digemari oleh semua kalangan mulai dari anak kecil hingga orang dewasa sekalipun. Tak jarang kita melihat seorang atau sekelompok orang yang meletakkan smartphone nya sambil melakukan gerakan-gerakan tertentu.
Lalu salah satu budaya yang kini menjadi populer dikalangan masyarakat khususnya para kawula muda adalah budaya demam korea, yang pastinya bukan demam penyakit melainkan dengan tergila-gila dan mengikuti tokoh penyanyi K-pop maupun aktor K-drama. Tak jarang yang rela mengikuti tren berpakaian hingga rambut ala-ala tokoh idolanya bahkan tak jarang yang rela mengeluarkan uang ratusan hingga jutaan untuk membeli merchandise dan tiket konsernya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu Masyarakat,Khalayak dan media adalah sebuah kesatuan yang saling berkaitan erat. Media hanya dapat menawarkan informasi, namun keputusan ada di khalayak. Informasi yang dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan akan dipilih oleh khalayak aktif. Khalayak aktif akan merasa muak apabila terus disuguhkan oleh informasi yang tidak mereka butuhkan dan tidak memberi kepuasaan. Khalayak pasif juga tidak selamanya negatif karena khalayak mempunyai pemahaman sendiri terhadap makna, dan bahwa mereka pada akhirnya hanya tertarik pada pesan-pesan yang sesuai dengan minat-minat kita. Tidak selamanya kita harus menjadi khalayak aktif, terkadang kita menjadi khalayak pasif jika pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan minat kita.
Muhammad Fajrul Falah H I, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ADVERTISEMENT