Konten dari Pengguna

Pariwisata Budaya Melalui 10 Bali Baru

Muhammad Farhan
Asisten Peneliti INDEF (Institute for Development of Economics and Finance)
17 Maret 2024 8:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Farhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tempat wisata di Bali. Foto: Guitar photographer/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tempat wisata di Bali. Foto: Guitar photographer/Shutterstock
ADVERTISEMENT
UNESCO mendefinisikan budaya sebagai seperangkat fitur spiritual, material, intelektual, dan emosional yang khas dari masyarakat atau kelompok sosial, yang meliputi seni, sastra, gaya hidup, cara hidup bersama, sistem nilai, tradisi, dan kepercayaan. Budaya itu sendiri seringkali didefinisikan oleh aspek objektif yang dapat kita lihat, rasa, dan dengar, seperti seni, makanan, festival, dan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang heterogen, Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang unik dari Sabang sampai Merauke. Kebudayaan pada masing-masing wilayah tentu dapat memberikan unsur keunikan tersendiri sehingga, secara alami, wilayah tersebut memiliki potensi tersendiri untuk mengembangkan pariwisata budaya.
Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk dari aktivitas pariwisata di mana motivasi utama wisatawan adalah untuk mempelajari, mengetahui, merasakan, dan mengkonsumsi produk/atraksi budaya yang berwujud ataupun yang tidak berwujud di daerah destinasi pariwisata (Richards, 2018).
Salah satu bentuk modal budaya yang seringkali diutilisasi dalam pariwisata budaya adalah cagar/warisan budaya. Cagar budaya memiliki otentisitas tersendiri terkait kebudayaan di masing-masing daerah di Indonesia sehingga dapat menjadi pemicu motivasi pada wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut dalam rangka memahami keunikan dari daerah yang dikunjungi. Kebudayaan non-benda seperti tarian, musik, dan upacara tradisional juga dapat menjadi faktor penarik pariwisata bagi daerah terkait, di mana pada umumnya mendampingi cagar budaya sebagai objek wisata. Pada akhirnya, pengutilisasian modal budaya dapat menumbuhkan daya tarik pariwisata di daerah terkait.
ADVERTISEMENT

10 Bali Baru

Pulau Bali dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata yang populer di dunia. Popularitas Bali sebagai destinasi pariwisata didukung oleh berbagai faktor, seperti wilayah pantai dan pegunungan, iklim tropis, dan biaya hidup yang relatif murah. Walaupun demikian, Bali juga menawarkan sesuatu yang bersifat unik untuk wisatawan yang berkunjung, yaitu kebudayaan Bali yang masih kental terjaga oleh penduduk Bali.
Wisatawan cenderung akan mengunjungi daerah yang memiliki ciri khas yang unik yang tidak dapat mereka temukan di daerah asal. Kebudayaan lokal tentu dapat memberikan kesan unik pada daerah destinasi pariwisata terkait. Keunikan tersebut akan memberikan daya tarik tersendiri pada daerah destinasi pariwisata.
Dengan demikian, selain untuk berlibur, wisatawan dapat berkesempatan untuk mempelajari dan menikmati kebudayaan lokal yang ada di daerah destinasi pariwisata yang mereka kunjungi.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan Bali dalam memanfaatkan potensi pariwisata untuk menyejahterakan masyarakatnya dapat menjadi referensi bagi provinsi lainnya di Indonesia untuk dapat mengembangkan sektor pariwisatanya.
Pembangunan 10 destinasi prioritas pariwisata Indonesia atau dikenal juga sebagai “10 Bali Baru” yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia merupakan salah satu upaya dalam menciptakan tourism hotspot yang baru di Indonesia sehingga wisatawan, khususnya wisatawan asing, dapat mengenal Indonesia secara lebih luas dengan berkunjung ke daerah destinasi pariwisata unggulan yang setara dengan Bali. Pembangunan 10 Bali Baru ini juga memiliki urgensi tersendiri bagi sektor pariwisata Indonesia.
Berdasarkan CNN Indonesia, Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang mengalami overtourism pada periode Januari hingga November 2023. Pembangunan 10 Bali Baru dapat berperan sebagai pereda overtourism di Bali sehubung terdapat destinasi pariwisata yang “setara dengan Bali” di Indonesia yang dapat menjadi alternatif wisatawan baik domestik maupun asing untuk berlibur.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, daerah/objek wisata yang dimaksud sebagai 10 Bali Baru adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Likupang (Sulawesi Utara), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Raja Ampat (Papua Barat), Bangka Belitung, dan Pulau Morotai (Maluku Utara).
Kesepuluh daerah/objek wisata tersebut sebagian besar merupakan daerah pantai dan memiliki kebudayaan lokal yang melekat pada masing-masing daerah. Namun, potensi wisata budaya yang dimiliki setiap daerah tersebut cenderung kurang diperhatikan.
Pembangunan 10 Bali Baru yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia cenderung terfokus pada pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata, seperti jalan raya, hotel, dan taman rekreasi. Hal tersebut tentunya tidak dapat menjadikan daerah 10 Bali Baru tersebut untuk menyerupai Bali apabila pembangunan 10 Bali Baru tidak memerhatikan aspek kebudayaan dalam pembangunan yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
Hampir semua objek wisata 10 Bali Baru hanya memanfaatkan keindahan alam dan eksotisme daerah pantai dan pegunungan yang pada faktanya juga dimanfaatkan oleh negara lain yang memiliki garis pantai dan wilayah pegunungan.
Dengan demikian, jika pembangunan 10 Bali Baru tersebut hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata dan pemanfaatan keindahan alam, maka akan menyebabkan ketiadaan faktor keunikan dari daerah destinasi pariwisata 10 Bali Baru tersebut untuk dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun asing. Pariwisata budaya dapat menjadi solusi untuk dapat memunculkan faktor keunikan tersebut.

Perencanaan Transaktif

Perencanaan pembangunan secara transaktif (transactive planning) adalah perencanaan yang melibatkan pengetahuan teknokratik serta pengetahuan yang dibangun atas kearifan lokal dan nilai-nilai yang dimiliki masyarakat lokal dalam perencanaan pembangunan dan/atau kebijakan pada suatu daerah.
ADVERTISEMENT
Perencanaan transaktif dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan karena teknokrat dan masyarakat dapat saling berinteraksi dan berdialog dalam merencanakan suatu pembangunan sehingga terdapat proses pembelajaran sosial (social learning) yang berkelanjutan dalam perencanaan pembangunan.
Perencanaan transaktif mengenai pengembangan pariwisata budaya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan unsur kebudayaan lokal yang dapat menjadi objek daya tarik pariwisata budaya di daerah terkait.
Dengan adanya persetujuan antara pihak pemerintah dan pihak masyarakat lokal dalam mengembangkan pariwisata budaya, maka unsur keunikan pada daerah destinasi pariwisata 10 Bali Baru dapat tercipta. Dengan demikian, keberlanjutan pariwisata di daerah 10 Bali Baru dapat lebih terjaga karena keunikan budaya menjadi bagian tidak terpisahkan dalam menarik minat wisatawan.