Sunrove (Sabun Cuci Piring Daun Mangrove) dari Desa Randusanga Kulon, Brebes

Muhammad Farid Sudibyo
Mahasiswa IPB University
Konten dari Pengguna
26 Juli 2022 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Farid Sudibyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Produk Sunrove (Sabun Cuci Piring dari Daun Mangrove). Foto: Tim KKN-T IPB
zoom-in-whitePerbesar
Produk Sunrove (Sabun Cuci Piring dari Daun Mangrove). Foto: Tim KKN-T IPB
ADVERTISEMENT
Mahasiswa IPB University dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah membuat sebuah inovasi baru yaitu “Sunrove”. Sunrove merupakan singkatan dari sabun cuci piring dari daun mangrove. Mahasiswa KKN-T desa Randusanga Kulon memanfaatkan daun mangrove yang jumlahnya melimpah. Hasil inovasi tersebut disosialisasikan kepada masyarakat Desa Randusanga Kulon pada tanggal 20 Juli 2022. Bekerjasama dengan ibu-ibu PKK kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan sunrove dilakukan di balai desa Randusanga Kulon, Selasa (19/07/2022).
Sosialisasi dan Pelatihan Cara Pembuatan Sunrove. Foto: Tim KKN-T IPB.
Ibu Isna S.Farm, Apt. selaku Ketua PKK Randusanga Kulon mengatakan, “Sosialisasi pembuatan Sunrove (Sabun Cuci Piring dari Daun Mangrove) ini sangat inovatif karena memanfaatkan daun mangrove sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun pencuci piring sehingga masyarakat terutama ibu rumah tangga lebih memahami akan pemanfaatan tanaman mangrove yang tidak hanya buah nya saja yang dikonsumsi melainkan daunnya dapat dimanfaatkan menjadi inovasi yang terbilang lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, khususnya untuk lingkungan Desa Randusanga Kulon,” jelas Ibu Isna, S.Farm, Apt.
Penyampaian Materi terkait Sunrove. Foto: Tim KKN-T IPB
Mangrove merupakan salah satu satu tanaman yang hidup di perairan payau ataupun air laut. Jumlah tanaman mangrove di Indonesia sangat melimpah dan jenisnya pun beragam seperti Bruguiera/Tanjang, Avicennia/Api-api, Sonneratia/Kapidada, Rhizophora/Bakau, dan Nypa/Nipah. Adapun umumnya jenis mangrove yang terdapat di Desa Randusanga Kulon ini hanyalah Avicennia/Api-api, Sonneratia/Kapidada, dan Rhizophora/Bakau. Namun, untuk proses pembuatan Sunrove ini hanya memanfaatkan salah satu jenis mangrove yaitu Sonneratia/kapidada. Mangrove kapidada ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan seperti sirup, selai, dodol, dan produk non pangan yaitu sabun dan kayu bakar.
ADVERTISEMENT
“Dalam proses memproduksi Sunrove, penambahan ekstrak daun mangrove ini didapatkan dengan cara merebus daun selama 15 menit atau hingga warna air rebusan berubah menjadi coklat.” ujar Farid Sudibyo, mahasiswa KKN-T dari Fakultas Perairan dan Ilmu Kelautan IPB University. Penambahan esktrak daun kapidada dalam sabun cuci piring ini memiliki keunggulan antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada piring atau alat masak lainnya. Setelah penyampaian materi dilakukakan pula kegiatan pelatihan pembuatan sunrove yang dipimpin oleh Farid Sudibyo.
Pelatihan Pembuatan Sunrove Bersama Ibu-Ibu PKK Desa Randusanga Kulon. Foto: Tim KKN-T IPB.
Ibu-ibu PKK Desa Randusanga Kulon sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi sekaligus pelatihan pembuatan sunrove ini. Selain membawa kesan bagi ibu-ibu PKK, kegiatan ini juga memberikan kesan yang baik bagi Mahasiswa KKN-T IPB University untuk terus bersemangat memberikan pelatihan-pelatihan inovasi selanjutnya. Adapun masyarakat Desa Randusanga Kulon berharap dapat dilaksanakan kembali pelatihan program yang lebih inovatif dengan memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar Desa Randusanga Kulon sehingga memberikan kebermanfaatan bagi sesama.
ADVERTISEMENT