Konten dari Pengguna

Hiu Paus Teluk Saleh: Menjaga Loyalitas Wisatawan Dengan Kearifan Budaya Lokal

Faris Ayus
Pegiat Surga Institute, Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta.
12 Maret 2025 10:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faris Ayus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kearifan lokal dan hiu Paus. Foto: canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kearifan lokal dan hiu Paus. Foto: canva.com
ADVERTISEMENT

Hiu Paus di Perairan Teluk Saleh Pulau Sumbawa

Wisata hiu paus di Teluk Saleh Pulau Sumbawa sedang menjadi perbincangan para pelancong atau wisatawan baik mancanegara maupun lokal, Perlu di ketahui terlebih dahulu bahwa Hiu paus (Whaleshark) adalah salah satu hewan yang dilindungi, dikutip di laman IDN Times bahwa Hiu Paus adalah Ikan dengan nama ilmiah Rhincodon Typus ini merupakan spesies ikan dan hiu terbesar di dunia, mereka memiliki panjang tubuh rata-rata 5,5 sampai 10 meter dan bisa tumbuh hingga sepanjang 12 meter. Berat mereka juga bisa mencapai lebih dari 18 ton. Ukurannya yang besar membuat pergerakan ikan ini cenderung lambat (Suraga, 2024). Di Indonesia sendiri hiu paus ini hanya muncul dibeberapa wilayah saja yaitu di perairan Botubarani Gorontalo dan tentunya teluk saleh di pulau Sumbawa sendiri.
ADVERTISEMENT
Kemudian penulis sendiri memang asli daerah pesisir di wilayah Teluk saleh secara tidak langsung sering mendengar cerita dari Masyarakat mengenai Hiu paus, ada yang terdampar dan ada yang masuk kedalam jala bangang nelayan setempat. Sejak kapan sebenarnya ekowisata hiu paus di teluk saleh ini sendiri ada, Sekitar 12 September 2018, bersamaan dengan dibukanya Sail Moyo Tambora, ekowisata Hiu Paus di Teluk Saleh Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai dibuka. Dikutip dilaman Kompas.id salah seorang ranger (sebutan untuk guide) ekowisata hiu paus teluk saleh mengatakan bahwa yang pertamakali mempelopori atau menginisiasi adanya ekowisata hiu paus teluk saleh adalah Conservation International (CI) Indonesia, yang pada saat itu CI melakukan penelitian terkait marine ecotourism (Zakaria, 2024).
ADVERTISEMENT

Dari Hiu paus Untuk Harapan Baru dan Tantangannya

Ekowisata Hiu paus teluk saleh juga hadir dengan harapan mampu meningkatkan perekonomian Masyarakat Setempat dan secara lebih luas Masyarakat pulau Sumbawa, juga diharapkan mampu mendorong pariwisata lainnya juga yang tak kalah menarik. Kemudian seiring dengan berkembangnya wisata hiu paus teluk saleh muncul satu pertanyaan yang berkeliaran di pikiran penulis. Pertanyaan tersebut yakni bagaimana agar wisatawan yang datang mau Kembali lagi?, dan mau melihat wisata lainnya juga, dan bagaimana wisata ini bisa juga memperkenalkan Sumbawa di mata dunia, tanpa menimbulkan gangguan bagi Masyarakat dan justru menguntungkan masyarakat setempat, bukan hanya pihak pengelola saja.
Kemudian perlu diketahui juga masyarakat Pulau sumbawa sangat erat dengan budaya dan agama, mayoritas Masyarakat di Pulau Sumbawa adalah penganut agama islam, bahkan falsafah suku samawa (salah satu suku yang mendiami Pulau Sumbawa) sendiri adalah “Adat barenti ko syara, syara’ barenti ko kitabullah” adalah falsafah hidup masyarakat Sumbawa yang berarti adat berpegang teguh pada agama, dan agama berpegang teguh pada Kitab Allah. Falsafah ini adalah pegangan kehidupan masyarakat Sumbawa. Maksud penulis menyampakan hal tersebut adalah agar nantinya tidak ada perselisihan atau pertentangan dengan Masyarakat setempat akibat melihat budaya luar yang masih tabu di masyarakat Sumbawa. Oleh sebab itu pengelolaan pariwisata haruslah terintegrasi interkoneksi antara wisata itu sendiri dengan sosial budaya.
ADVERTISEMENT

Kekayaan Budaya Lokal Dan Interaksi Budaya Sebagai Solusi Menjaga Loyalitas Wisatawan

Solusi yang dihadirkan oleh penulis adalah bagaimana diperlukan adanya kekayaan budaya lokal dan interaksi budaya, hal ini sudah terbukti di bali bahwasanya loyalitas wisatawan terbentuk akibat kekayaan budaya lokal juga interaksi budaya, kekayaan budaya lokal dan interaksi budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan wisatawan, yang pada gilirannya mempengaruhi loyalitas destinasi (Suarthana et al., 2024). Harus kita ketahui Masyarakat Di Sumbawa sendiri memiliki beragam kekayaan budaya dan adat istiadatnya. Hal ini harusnya bisa dimanfaatkan untuk menambah daya jual pariwisata di Pulau Sumbawa, misalnya Masyarakat diberikan ketentuan Ketika masuk ke kampung adat harus menggunakan kain adat yang kan tersebut harus include atau satu paket dengan wisata, sehingga disatu sisi para pengrajin kain adat mendapatkan pemasukan dan untuk meminimalkan konflik Masyarakat dengan budaya asing, itu hanya satu contoh kecil saja, penulis rasa dalam opini ini tidaklah mampu menjelaskan secara rinci oleh sebab itu perlu ada kerja sama multi sektor, baik Masyarakat, pemerintah dan pengelola wisata, perlu juga pemerintah membuat suatu regulasi yang jelas terkait pariwisata dan katannya dengan budaya. Penulis rasa tulisan ini jauh dari kata memuaskan, tapi ini adalah wacana yang harus kita bahas lebih lanjut. Sekian semoga bermanfaat dan salam lestari.
ADVERTISEMENT

Refrensi

Suarthana, I. K. P., Wisnawa, I. M. B., Karta, N. L. P. A., & Sarukunaselan, K. (2024). Unlocking Loyalty: The Power of Local Culture in Bali Tourism. Jurnal Kajian Bali, 14(2), 498–521. https://doi.org/10.24843/JKB.2024.v14.i02.p09
Suraga, I. (2024). 7 Fakta Unik Hiu Paus, Ikan Terbesar di Dunia yang Berhati Lembut . Idntimes.Com. https://www.idntimes.com/science/discovery/ina-suraga/fakta-unik-hiu-paus-c1c2
Zakaria, I. (2024). Wisata Hiu Paus Teluk Saleh Sumbawa, Buah Kemesraan Alam dan Manusianya - Kompas. Kompas.Id. https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/04/15/wisata-hiu-paus-teluk-saleh-sumbawa-mari-nikmati-kemesraan-alam-dan-manusianya