Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Pertambangan Itu Berkah Atau Kutukan di Tanah Intan Bulaeng?
18 Februari 2025 14:54 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Faris Ayus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sumbawa tana intan bulaeng adalah julukan yang sering kita dengar dalam obrolan masyarakat Sumbawa, tapi apa itu tana intan bulaeng sebenarnya, menarik untuk kita mengerti bahwa intan bulaeng adalah julukan untuk pulau sumbawa yang kaya dengan kekayaan mineral seperti emas, tembaga, perak dan berbagai kekayaan tambang lainnya dan ini memang terafirmasi dengan berdirinya berbagai tambang besar di Pulau Sumbawa misalnya seperti tambang Amman mineral Nusantara, PT. Sumbawa Barat Sejahtera, PT. Intam, PT Sumbawa Jutaseraya dan di bagian timur terdapat tambang PT. Sumbawa Timur Mining.
ADVERTISEMENT
Pertambangan di Pulau Sumbawa selalu menarik untuk dikaji dari tahun ke tahun sehingga narasi kritis selalu harus hadir untuk menjaga dan mengawasi tingkah laku dari aktor tambang. Pulau Sumbawa adalah salah satu daerah tempat eksploitasi tambang terbesar di Indonesia, misalnya di Kabupaten Sumbawa Barat dengan lubang galian tambangnya yang sangat besar. Yang membuat menarik adalah bagaimana sebenarnya dampak dari pertambangan baik terhadap sosial ekonomi ataupun dampak ekologinya. Karena berbicara tambang tidak akan lepas dari yang namanya eksploitasi lingkungan yang pasti menimbulkan berbagai dampak akibat hal tersebut.
Dalam tulisan ini akan coba menilik apa saja dampak dari pertambangan yang ada di pulau sumbawa, yang sekiranya jarang di diskusikan atau diobrolan akar rumput (Masyarakat awam). Ada berbagai objek yang menarik untuk topik dalam pembahasan kali ini. Akan tetapi dalam hal ini penulis akan coba fokus terhadap dua hal yaitu dari segi sosial politik, ekonomi dan ekologi.
ADVERTISEMENT
Sebuah kutipan menarik yang penulis dapatkan dalam berita BBC News Indonesia yaitu pernyataan dari kordinator jaringan tambang (JATAM) Merah Johansyah "di mana ada tambang, disitu ada penderitaan warga, di mana ada tambang, di situ ada kerusakan lingkungan, tidak akan bisa berdampingan" (BBC News Indonesia, 2021). Untuk mengawali perbincangan ini coba kita runtut dari apa saja kerusakan lingkungan akibat pertambangan, berbicara kerusakan kita harus mengetahui siapa dan apa saja yang terkena dari dampak pertambangan, agus salim mengatakan ada dua yang terdampak dari kerusakan akibat tambang yaitu manusia dan non manusia, dan yang hanya sebagai pusat perhatian adalah manusia saja. kita kadang lalai memberi perhatian kepada objek non manusia seperti biota laut, hewan, dan tumbuhan (Salim et al., 2022).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan Batubara, disebutkan bahwasanya kegiatan pertambangan harus mematuhi berbagai macam regulasi lingkungan dan sosial,. Dari perundang-undangan tersebut sudah jelas bahwasanya pihak pertambangan harus melihat berbagai macam dampak kemudian tidak boleh melenceng dari aturan-aturan yang sudah ada, itulah sebabnya penting ada yang namanya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Dampak Pertambangan
Seringkali, aktivitas pertambangan memiliki berbagai efek negatif terhadap lingkungan. Limbah seperti merkuri dan sianida mencemari udara permukaan dan tanah , membahayakan kehidupan akuatik dan kesehatan manusia. Pada tahun 2012, dikatakan bahwa laut Pulau Sumbawa menjadi tempat pembuangan limbah tambang terbesar di dunia. PT. Newmont Nusa Tenggara berada di Laut bagian barat dan selatan pulau Sumbawa, dan perusahaan ini bertanggung jawab atas pembuangan limbah sebanyak 148 ribu ton setiap hari. (liputan 6, 2012)
ADVERTISEMENT
Selain itu, air asam yang dihasilkan dari tambang juga memperburuk kondisi air. Pencemaran udara dari debu dan emisi gas berbahaya seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida menimbulkan masalah pernapasan bagi pekerja tambang dan masyarakat sekitar.
Kerusakan tanah, termasuk erosi dan degradasi lahan, mengurangi kesuburan tanah dan menyebabkan sedimentasi dibadan air, sementara deforestasi dan hilangnya habitat mengancam keberlanjutan keanekaragaman hayati. Aktivitas tambang yang memecah habitat dan mengganggu ekosistem memperburuk situasi ini. Pencemaran tanah dari tumpahan bahan kimia dan akumulasi logam berat merusak kesuburan tanah dan mengancam kesehatan tanaman, hewan, dan manusia. Gangguan hidrologi yang menyebabkan perubahan aliran air dan pengeringan sumber air lokal memperparah dampak lingkungan, sementara limbah tambang yang tidak dikelola dengan baik mencemari lingkungan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Dampak lingkungan dari pertambangan sangat kompleks dan bervariasi tergantung pada jenis tambang, metode penambangan, dan lokasi geografis. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak negatif tersebut, diperlukan penerapan praktik pertambangan yang bertanggung jawab, regulasi yang ketat, serta rehabilitasi dan restorasi lahan sesudah tambang (Post-mining land). Upaya ini penting untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pertambangan tidak mengorbankan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, dari berbagai masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh tambang , penulis berusaha untuk menunjukkan bahwa, seperti halnya budaya, lingkungan alam atau alam harus dilindungi seperti halnya aset fisik. Sampai kapan alam Sumbawa dapat bertahan dari eksploitasi oleh perusahaan besar yang juga menghancurkan alam ?. Kemudian adanya pertambangan seharusnya bisa meningkatkan perekonomian Masyarakat di Kabupaten Sumbawa, apakah peningkatan ekonomi sudah terjadi?, mari sama-sama kita lihat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Laju Pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Sumbawa menurut Lapangan usaha pertambangan dan penggalian:
Dari tahun 2011 hingga 2023, sektor pertambangan dan keinginan Kabupaten Sumbawa akan berkembang dengan tren yang cukup dinamis. Antara tahun 2011 dan 2016, pertumbuhannya relatif stabil dan meningkat, mencapai puncaknya pada 7,91%, namun angka tersebut turun signifikan pada tahun 2018 (3,70%), namun kemudian meningkat tajam pada tahun 2019 (8,90%), Sektor ini sangat terpengaruh oleh pandemi COVID-19 tahun 2020, yang menyebabkan penurunan drastis hingga -7,61%. Meskipun terdapat sedikit pemulihan pada tahun 2021 (1,71%) dan 2022 (0,40%), tingkat pertumbuhannya masih jauh lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, pertanian dan pertambangan dalam perekonomian Kabupaten Sumbawa tampaknya belum meningkat secara signifikan dalam jangka panjang . Tren setelah pandemi menunjukkan pemulihan yang lambat, dengan pertumbuhan hanya 3,59% pada tahun 2023 meskipun ada pemutaran dibeberapa tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa industri masih menghadapi masalah karena rendahnya harga komoditas, kebijakan investasi, dan faktor eksternal lainnya. Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan sektor ini secara lebih besar di masa mendatang, peningkatan investasi, pengelolaan sumber daya yang lebih berkelanjutan, dan dukungan dari pemerintah daerah adalah faktor penting.
Saran dan Solusi
Pemerintah harus melakukan tindakan nyata karena fakta bahwa sektor pertambangan masih kurang mempengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi Sumbawa dan dampaknya. Dimulai dengan perbaikan regulasi dan pengawasan pertambangan, yang harus diperketat lebih lanjut untuk mencegah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tambang legal yang terus berlanjut. Jangan sampai harapan keuntungan malah mendapat buntung karena wilayah kita tercemar. Akibatnya, CSR tambang juga harus dirasakan langsung oleh masyarakat, baik di sektor pendidikan, pembangunan infrastruktur, atau lainnya . Pemerintah dan masyarakat adalah pihak yang paling dapat menekan perusahaan. Mari kita selesaikan bersama.
ADVERTISEMENT