Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Surat Terbuka Untuk Perempuan, Dari Pria Yang Kurang Pandai Multitasking
30 Maret 2025 8:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Fariz Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Laki-laki, pernahkah Anda mendapat kalimat seperti itu? Tenang, Anda bukan satu-satunya karena ini sudah jadi masalah lumrah bagi para pria. Kalau nggak pernah juga nggak masalah, karena itu hanya contoh ungkapan kekesalan para perempuan ke pasangan laki-lakinya. Jadi, bukan karena kamu beda, tapi bisa jadi karena kamu nggak punya pasangan aja.
ADVERTISEMENT
Hal yang menurut perempuan sepele, tapi jarang dianggap serius sama para pria. Padahal, kenyataannya bukan pria menganggap hal ini sepele, tapi perempuan belum tahu jawabannya jadi suka melebih-lebihkan. Nggak jarang juga pria ada di posisi mau menjelaskan tapi nggak didengar.
Sudah banyak penelitian yang menjelaskan bahwa gender bukan jadi penyebab utama orang nggak bisa multitasking. Tapi, terlepas ini urusan gender atau bukan, bagi orang yang nggak bisa dan biasa multitasking, mencoba untuk multitasking itu bisa jadi salah satu hal tersulit yang dilakukan orang itu. Misalnya, kita sedang berusaha untuk multitasking, di awal memang kelihatannya gampang dan semua pekerjaan itu selesai. Yang menjadi tantangannya adalah mengerjakan semua hal itu di waktu yang bersamaan, dan dikerjakan dengan baik.
Di momen kita merasa bahagia dan senang sudah berhasil multitasking, di momen itu pula kita kecewa karena hasil pekerjaan kurang maksimal. Ada beberapa orang yang tetap melanjutkan untuk mencoba dan pada akhirnya bisa multitasking dengan baik, tapi ada beberapa orang juga yang memutuskan untuk berhenti mencoba. Mereka menganggap bahwa ini adalah kegagalan ini tidak layak diteruskan, sehingga memutuskan untuk kembali fokus untuk mengerjakan satu hal dengan baik.
ADVERTISEMENT
Untuk mencoba saja, energi sudah terkuras begitu deras. Belum lagi, melihat hasil kerja yang buruk. Ini bisa menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Ada pula yang menganggap bahwa cara kerja seperti ini tidak punya perbedaan yang signifikan. Daripada mencoba multitasking, perlu disadari bahwa masih ada banyak hal yang bisa meningkatkan kinerja.
Sebetulnya, itu cuma analogi yang harus kita ketahui bahwa cara orang bekerja itu beda-beda. Ada satu tipe orang, yang bisa punya keseriusan dan fokus yang tinggi tapi sekaligus melupakan segalanya. Terlepas ini disengaja atau tidak, hal-hal buruk yang akan terus menempel pada setiap orang akan selalu ada. Salah satunya kurang pandai dalam multitasking.
Orang-orang sadar akan kekurangannya ini biasanya juga pintar menempatkan dirinya. Mereka nggak percaya bahwa dia diikuti dunia. Mereka percaya bahwa dunia yang mengikuti dirinya. Logikanya, kalau orang seperti ini sadar kelemahannya, di banyak kesempatan, dia nggak akan mau ngerjain pekerjaan yang butuh multitasking atau mengungkap kelemahannya. Ada pilihan untuk menerima kekurangan atau menderita dua kali lipat.
Masuk akal apabila para pria lebih pilih kena omel pasangannya ketimbang belajar multitasking. Dan untuk para perempuan, kenapa kalian bukannya fokus pada kelebihan kami? Hal-hal yang jauh lebih besar dan lebih berharga untuk mendapatkan perhatian yang lebih pula.
ADVERTISEMENT
Kalau terus-terusan begini, kami nggak akan capek sebenarnya. Kalian lah yang nantinya akan muak. Kami bukannya nggak mau berubah, tapi daripada memaksakan, lebih baik sadar diri. Persoalan memberi kabar sebetulnya hanya contoh kecil. Contoh kecil itu pada akhirnya tumbuh dan berkembang yang mengarah ke kesimpulan bahwa laki-laki memang kurang pandai multitasking.
Logikanya, kalau seseorang sudah mencintai, dia akan memberikan segalanya. Dengan multitasking, kami berpikir bahwa akan ada kecenderungan kepada salah satu pekerjaan yang kami lakukan. Sulit untuk memaksimalkan keduanya. Jadi, kami pikirkan sesuatu yang lebih baik bagi kalian, yaitu meminta kesabaran kalian barang sejenak. Berikan kami waktu untuk menyelesaikan pekerjaan apapun yang sedang kami lakukan karena apabila sudah tiba waktunya bagi kami untuk berfokus kepada kalian, kami tidak akan ingat segalanya lagi, kecuali kalian.
ADVERTISEMENT