Konten dari Pengguna

Drama Setya Novanto: Catch Me If You Can, KPK!

Muhammad Fathir Al Anfal
Catfather. Chocolate Lover. Movie Enthusiast. Arsenal Fans. Follow akun satunya yang udah verified juga ya! Namanya sama kok :)
16 November 2017 23:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fathir Al Anfal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Licin dan penuh drama. Itulah Setya Novanto, ketua DPR yang memiliki rekam jejak menawan. Bukan soal prestasinya, melainkan soal kelihaiannya lolos dari jerat hukum atas semua kasus yang pernah menimpanya. Yang terkini, tentunya adalah kasus korupsi proyek e-KTP. Setya Novanto, untuk kedua kalinya, ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada Jumat (10/11).
Poster film 'Catch Me If You Can' (Foto: YouTube)
zoom-in-whitePerbesar
Poster film 'Catch Me If You Can' (Foto: YouTube)
Setelah drama penangkapan yang gagal kemarin malam karena Setya Novanto keburu raib, petang ini (16/11) drama kembali terjadi. Mobil Fortuner milik Setya Novanto menabrak tiang listrik di Jalan Permata Berlian, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Alhasil, scene klise kembali terulang. Setya Novanto masuk rumah sakit (lagi). Sebelumnya karena sakit, kali ini karena kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Kabarnya, Setya Novanto dilarikan ke Rumah Sakit Permata Hijau. Kabarnya lagi, wajah dan tangan Setya Novanto masih terlihat mulus--tidak terlihat cedera yang parah. Sepak terjang Setya Novanto untuk menghindari KPK serupa (tapi tak sama) dengan Frank Abagnale Jr, seorang konsultan keamanan Amerika Serikat. Lantas, apa yang serupa antara Frank Abagnale dengan Setya Novanto?
Frank, di usianya yang masih sangat muda belum genap 19 tahun, berhasil menggelapkan uang jutaan dolar dengan memalsukan cek. Bahkan, pada periode 1967-1969, Frank sukses menyamar sebagai pilot, dokter, hingga pengacara. Kisah hidup Abagnale sebelum bertaubat yang mengesankan tersebut pernah diangkat menjadi film. Judulnya Catch Me If You Can, yang rilis tahun 2002.
Disutradarai Steven Spielberg, film yang dibintangi Leonardo DiCaprio, Tom Hanks, Christopher Walken, dan Amy Adams ini sukses besar. Selain itu, film ini mendapat rating 96% di Rottentomatoes. Pencapaian yang baik, tentunya. Kembali ke pertanyaan sebelumnya: Mengapa mereka serupa? Jawabannya mungkin hanya dua. Pertama, mereka sama-sama terlibat kasus yang turut melibatkan uang dalam jumlah besar. Kedua, sama-sama licin.
ADVERTISEMENT
Perbedaannya, jelas lebih banyak. Dan tentunya, lebih signifikan. Pertama, Frank Abagnale Jr. melakukan penipuan pada masa remaja. Usia yang kerap dikaitkan dengan pencarian jati diri dan keinginan untuk dianggap hebat. Sementara Setya Novanto, baru saja berumur 63 tahun pada akhir pekan lalu.
Kedua, Frank menghindari kejaran FBI dengan berpindah-pindah tempat dan berganti-ganti identitas. Sementara Setya Novanto, menghindari kejaran KPK dengan menuju rumah sakit dan terbaring tak berdaya. Ketiga, usai Frank berhasil ditangkap oleh FBI, dia bersahabat dengan orang FBI yang menangkapnya tersebut. Bahkan, karena kecerdasannya, Frank bekerja di FBI untuk menangkap pemalsu cek lainnya.
Sementara Setya Novanto, nampaknya akan sulit ditangkap oleh KPK. Selain itu, tidak ada indikasi bahwa Setya Novanto akan bersahabat dengan KPK. Apalagi bekerja di KPK untuk menangkap para koruptor. Utopis! Namun, kita tidak boleh berburuk sangka. Biar bagaimanapun, kecelakaan tetaplah sebuah musibah. Dan yang terpenting, tiang listrik yang ditabrak mobil Setya Novanto masih dalam keadaan sehat.
ADVERTISEMENT
Sementara mungkin saja, Setya Novanto, bersama mimpi indahnya malam ini, masih bisa meracau: Catch Me If You Can, KPK!