E-sports di Indonesia

Muhammad Fauzan Al-hafidz
Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya Bintaro (Informatika).
Konten dari Pengguna
21 Desember 2022 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fauzan Al-hafidz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
E-sports di Indonesia
Gaming mobile dikenal sebagai hal buruk yang dapat merusak otak manusia, sebagian besar orangtua di Indonesia juga menilai bahwa usia anak-anak sampai dengan remaja yang terlalu sering bermain game, akan merusak mata dan otaknya, hal tersebut merupakan dampak negative dari bermain game, sehingga banyak sekali orangtua yang melarang anak-anaknya untuk bermain game. Namun siapa sangka bahwa game/gaming mobile ini dapat menjadi sumber penghasilan dan keuntungan, jika kita mau untuk menjadi kompetitif, professional dalam mengikuti kompetisi melalui esport.
(source foto dari saya) Kompetisi Esports Divisi PUBGM Piala CIMB NIAGA Q-BIX BSD
Dunia esports di negara Indonesia kian meningkat, esports sendiri merupakan persaingan electronic sports dengan beberapa gaming mobile di dalam kompetisinya, seperti contohnya game : Call of Duty, Free Fire, Mobile Legends, PUBG Mobile. Tentu masih banyak game lainnya yang terdaftar dikompetisi esports, dengan dukungan dari beberapa brand besar untuk menjadi sponsor, maka semakin banyak keuntungan yang dapat diraih oleh pemenang, terbukti esports telah mengeluarkan banyak dolar pada beberapa kompetisi nasional dan international. Hal ini lah yang mendasari semakin banyak masyarakat Indonesia yang terobsesi ingin menjadi bagian dari esports dan menjadi proplayer/gamer.
ADVERTISEMENT
Sampai dengan saat ini banyak sekali orang di Indonesia yang membuat tim-tim esports untuk memenangkan setiap kompetisi yang ada, baik nasional maupun international dan selain membuat tim serta mengadakan rekrutment proplayernya, biasanya tim-tim juga merekrut orang untuk menjadi Brand Ambassador & Talent. Hal ini untuk memajukan tim nya agar dapat eksis serta mendapatkan sponsor yang lebih banyak, seperti contohnya ada tim besar bernama : Bigetron, RRQ dan EVOS.
Satya Kevino (2019) “..Dengan total populasi sekitar 270 juta berarti hampir 20% dari seluruh masyarakat Indonesia terlibat dalam esports dengan sangat aktif” (hlm.001).
Selain itu, perkembangan esports dimulai dari beberapa komunitas yang memulai aksinya untuk mengembangkan gaming mobile ini, baik nasional ataupun international. Mereka membuat tim masing-masing untuk berada di beberapa divisi game lainnya, seperti contohnya ada tim yang berasal dari komunitas, seperti tim : Bonafide, Genesis Dogma (GD) dan MORPH. Ketiga tim tersebut mengawali karirnya pada game PUBG Mobile, namun untuk saat ini tim-tim tersebut berhasil unggul dikompetisi game lainnya, tentu saja ini menjadi benefit atau keuntungan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Josseph (2020) Sejak perkembangan industri esports inilah stigma pemikiran masyarakat Indonesia terhadap game mulai berubah dan banyak sekali orangtua yang mendukung anak-anaknya untuk menjadi proplayer/gamer, hingga beberapa orangtua memasukkan anaknya ke sekolah esports.
Maka dari itu tak heran jika melihat anak-anak di Indonesia sudah mengikuti tren gaming mobile, dikarenakan mungkin saja mencontoh dari remaja dan orangtua yang mengikuti tren esports ini. Akan tetapi jika ada orangtua yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti dunia esports, haruslah mendahulukan anaknya pendidikan terlebih dahulu, agar anaknya tetap memiliki kemampuan dalam berfikir yang baik dan memiliki kecerdasan dalam membuat keputusan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari topik pembahasan kali ini ialah tidak selamanya yang sedang tren akan terus menjadi naik dan tetaplah pandai dalam memanfaatkan peluang, jika anda memiliki kemampuan/skills untuk bermain game, maka manfaatkanlah untuk menjadi seorang gamer/proplayer.
ADVERTISEMENT