Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pentingnya Mengajarkan Anak tentang Komunikasi dalam Keluarga
20 Oktober 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari MUHAMMAD FIGKY ALZAIDI - tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah keluarga khususnya di dalam hubungan orang tua dan anak. Lingkungan pertama yang dikenal anak adalah keluarga, dan keluarga memegang peran utama dalam membentuk perkembangan anak. Keluarga menjadi tempat anak belajar merespons orang lain, memahami siapa dirinya, dan sekaligus berlatih mengendalikan emosinya. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh cara berkomunikasi dalam keluarga, terutama peran orang tua dalam mendidik dan merawat anak.
ADVERTISEMENT
Dalam mendidik anak, orang tua perlu memiliki kesabaran yang besar karena pemikirannya masih lugu. Cinta dan kasih sayang yang diberikan Allah membantu orang tua bersabar dalam membesarkan, mengasuh, serta memperhatikan kesejahteraan anak-anak mereka.
Interaksi dan perlakuan yang mereka terima dari anggota keluarga, terutama orang tua, akan terekam dalam diri mereka, memengaruhi emosi, serta membentuk karakter mereka secara bertahap.
Orang tua diamanahkan untuk menjaga diri dan keluarganya dari hukuman neraka, sesuai dengan perintah Allah yang tertuang dalam salah satu ayat-Nya :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6)
ADVERTISEMENT
Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak mereka dan orang tua harus bisa mencerminkan sikap-sikap yang baik, karena contoh yang pertama kali anak lihat adalah orang tuanya. Pendidikan Islam bertujuan untuk mengajarkan dan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik. Mendidik anak dalam keluarga bertujuan membentuk karakter yang baik dan mulia.
Di dalam keluarga orang tua harus membangun komunikasi yang sehat, karena ini adalah kunci untuk menjaga hubungan yang kuat dan keterbukaan antara orang tua dan anak. Keterbukaan antar anggota keluarga sangat penting agar mereka bisa saling mendukung dalam mengatasi masalah dan menciptakan kebahagiaan dalam rumah tangga.
Sayangnya, masih banyak anak yang merasa sulit untuk berbicara jujur kepada orang tuanya. Berbagai alasan yang membuat mereka enggan terbuka, seperti takut dimarahi dari orang tuanya, merasa malu untuk berbagi cerita, atau merasa tidak penting untuk memberitahu orang tua tentang apa yang sedang dialaminya. Akibatnya, hubungan antara anak dan orang tua menjadi kurang dekat. Jika dibiarkan, masalah ini bisa mengganggu kesehatan mental anak, terutama bila mereka menghadapi masalah besar namun tidak berani menceritakannya kepada orang tua. Percakapan dua arah dengan anak sangat penting, karena mereka lagi mencoba memahami dunia sekitarnya. Contoh komunikasi sederhana yang bisa orang tua lakukan seperti :
ADVERTISEMENT
1. Bagaimana perasaanmu hari ini nak?
2. Bagaimana kegiatan kamu di sekolah tadi?
3. Mungkin ada yang ingin kamu ceritakan hari ini?
4. Kamu sudah makan siang tadi? Kamu makan apa tadi?
5. Apakah ada cerita yang membuatmu sedih atau kesal hari ini? Coba ceritakan
Walaupun kalimat diatas terdengar sangat sederhana, namun dengan cara berkomunikasi seperti itulah yang membuat kita sebagai orang tua menjadi dekat dengan anak. Kita sebagai orang tua harus kreatif dalam berkomunikasi. Untuk bisa menjadi orangtua yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, ada beberapa panduan yang dapat diikuti :
1. Menjadi Pendengar yang Baik
Sebagai orang tua kita harus bisa menunjukkan ekspresi dan bahasa tubuh bahwa kita benar-benar mendengarkan anak saat ia berbicara. Jika anak sedang berbagi cerita atau sedang menceritakan masalahnya, cobalah kita untuk bisa mendengarkannya dan kalau bisa jangan sampai terganggu dengal hal-hal yang lain. Serta memberikan dukungan dan pengertian, tanpa langsung memberikan solusi.
ADVERTISEMENT
2. Membuat Anak Merasa Nyaman
Untuk bisa membuat anak terbuka, kita sebagai orang tua harus menciptakan lingkungan yang nyaman. Meluangkan waktu untuk bermain dengan anak serta mendukung aktivitas-aktivitas yang disukai oleh anak, diselingi dengan obrolan yang santai dengan anak.
3. Memberikan Nasihat dengan Lembut
Anak itu sering merasa ragu untuk terbuka kepada orang tuanya karena takut dinasihati/dimarahi dengan suara yang keras. Sebagai orang tua ketika anak membuat kesalahan alangkah baiknya menasihati mereka dengan suara yang pelan atau lembut. Salah satu cara yang dapat orang tua lakukan adalah dengan memberikan ide atau solusi untuk menyelesaikan masalah, misalnya dengan mengatakan "Mungkin Ayah punya beberapa ide untuk membantu kamu menghadapi masalah ini, mau dengar?" Jangan lupa untuk melibatkan anak dalam memberikan tanggapan atas saran tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Berbicara Dengan Lembut
Saat berkomunikasi, penting bagi orangtua untuk bersikap lembut dan menjaga sopan santun dalam memilih kata-kata. Hindari menghakimi, karena hal tersebut bisa merusak kedekatan dengan anak.
5. Ciptakan Ruang untuk Diskusi Terbuka
Ketika anak mengungkapkan hal yang menyedihkan atau kesalahan yang telah mereka buat, hindari reaksi marah atau menghakimi. Sebaliknya, dengarkan dengan seksama dan temukan solusi bersama. Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan lebih berani untuk mengakui serta membicarakan kesalahan mereka.
6. Sediakan Waktu Khusus untuk Berkomunikasi
Setiap hari, ciptakan waktu khusus untuk berbicara dengan anak Anda. Ini dapat dilakukan saat makan, sebelum tidur, atau saat melakukan aktivitas bersama. Pastikan Anda tidak terlalu sibuk dengan pekerjaan atau gadget sehingga melewatkan momen berharga untuk berinteraksi dengan anak.
ADVERTISEMENT
Keterbukaan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik dapat membantu anak menerapkan nilai-nilai tersebut di luar keluarga, termasuk dalam pertemanan, sekolah, dan masyarakat. Ini akan menjadi pegangan penting bagi anak saat bersosialisasi di luar lingkungan rumah. Seperti yang disebutkan sebelumnya, keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak untuk belajar.
Muhammad Figky Alzaidi Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia