Konten dari Pengguna

Inovasi Limbah Sisik Ikan Nila Menjadi Ekstrak Kolagen

Muhammad Firham Ramadhan
Seorang mahasiswa FPIK UNPAD. yang sedang haus akan pengetahun. Mengarungi derasnya arus kehidupan, kedepannya ingin menjadi orang yang lebih bermanfaat lagi bagi orang lain. Salah satunya dari tulisan
29 Oktober 2020 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Firham Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PEYEMBUHAN LUKA"
Inovasi Limbah Sisik Ikan Nila Menjadi Ekstrak Kolagen
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Produksi ikan yang terus mengalami peningkatan menyebabkan pengolahan produk perikanan berbasis ikan nila juga meningkat. Industri pengolahan ikan rata-rata membuat limbah 75% dari berat total.
Limbah tersebut mencakup saluran pencernaan, kepala, tulang kuliat dan sisik yang hanya diproduksi menjadi produk bernilai rendah seperti pakan ikan. Sisik ikan nila banyak mengandung senyawa organik diantaranya protein sebesar 41-84% dari total protein jaringan organ tubuh ikan berupa kolagen. komponen yang terdapat pada sisik ikan diantaranya 70% air, 27% protein, 1% lemak, dan 2% abu. Senyawa organik terdiri dari 40-90% dalam sisik ikan dan selebihnya adalah kolagen.
Oleh karena itu, sisik ikan bisa digunakan menjadi bahan standar pembuatan kolagen. Kolagen merupakan salah satu dari jaringan ikat utama protein hewani dan telah banyak digunakan sebagai bahan biomedis. Kolagen dibagi menjadi 19 jenis, yaitu tipe I sampai XIX. Kolagen tipe I, II, III dan V merupakan koalgen fibrous. Kolagen tipe I antara lain tulang, sisik dan kulit. Kolagen yang berasal dari tipe I dapat memperbaiki jaringan atau mempercepat regenerasi jaringan untuk menyembuhkan luka bakar
ADVERTISEMENT
Kolagen tidak terlarut dalam air, keberadaanya berlimpah dalam jaringan hewan dengan mencapai 30% dari total protein tubuh sebagai komponen utama dari jaringan ikat, otot, tulang dan kulit. Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi secara homogen dalam basis salep yang cocok. Salep merupakan bahan pembawa obat dalam pengobatan kulit, pelumas kulit, dan pelindung kulit.
Kualitas dasar utuk salep yaitu stabil, lunak, mudah dipakai, basis salep yang cocok, dan terdistribusi merata. Stabil artinya salep harus stabil selama pengobatan berlangsung. Hal ini mengharuskan terbebas dari inkompatibilitas, stabil dalam suhu 27 oC, dan kelembaban kamar. Sediaan salep harus dalam keadaan lunak dan homogen, karena salep pada umumnya digunakan pada kulit yang mengalami inflamasi.
ADVERTISEMENT
Basis sediaan salep harus cocok yang memiliki arti salep harus dapat bercampur secara fisika dan kimia dengan bahan reaktif atau obat. Basis sediaan salep tidak boleh menghambat ataupun merusak reaksi dari zat aktif atau obat dan mampu melepaskan zat aktif pada area target yang diobati. Luka adalah insiden kerusakan jaringan kulit yg mampu diakibatkan oleh beberapa sebab, antara lain merupakan sayatan benda tajam, goresan benda padat juga serta efek panas.
Sebagian luka akan meninggalkan bekas luka misalnya keluarnya jaringan parut atau keloid sehabis mengalami penyembuhan. Jaringan parut ini terkadang meninggalkan bekas secara permanent apabila tidak diberikan penangan spesifik dan tepat. Bekas luka yg tetap dan adanya jaringan parut dalam biasanya diakibatkan oleh efek panas yg bisa menghambat jaringan kulit sebagai akibatnya sulit untuk dipulihkan secara normal kembali.
ADVERTISEMENT
Gangguan dalam struktur anatomi dan fungsional kulit normal yang dimulai menurut proses patologi internal atau eksternal yang melibatkan organ adalah luka. Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi panas ke tubuh. Simber panas ini mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dikategorikan menjadi luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi.
Luka bakar merupakan bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan ditimbulkan adanya kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi (contohnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah Peyembuhan luka bakar dibagi kedalam 3 tahap proses yang pertama inflamasi, proliferasi dan maturasi. Proses pertama inflamasi berlansung sejak terjadinya luka sampai hari ke-7, tahap selanjutnya proliferasi berlangsung dari akhir proses utama sampai hari ke-21 dan tahap terakhir maturasi dapat berlangsung berbulan-bulan.
ADVERTISEMENT
Dinyatakan berakhir jika tanda radang sudah lenyap. Penyembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-zat yang terdapat dalam zat reaktif yang diberikan, jika zat tersebut mempunyai kemampuan untuk meningkatkan proses penyembuhan dengan cara regenerasi sel pada kulit.
Selain itu, ada bahan lain yang dapat digunakan sebagai kolagen sisik ikan nila yaitu menggunakan vaselin flavum. Vaselin flavum dalam industri farmasi banyak digunakan sebagai bahan dasar salep hidrokarbon (dasar bersifat lemak) terutama untuk efek emolien (melindungi kulit). Dasar salep ini pada kulit bertahan waktu yang cukup lama, tidak mudah menguap dan memiliki kandungan lemak yang menyebabkan tidak terlarut dalam air sehingga memperpanjang zat aktif kolagen kontak dengan kulit yang terluka. Sifat yang dimiliki basis salep hidrokarbon sangat cocok untuk pemakaian luka bakar, hal ini dikarenakan mampu mempertahankan kelembaban kulit.
ADVERTISEMENT
Limbah sisik ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat dimanfaatkan dan diekstrak menjadi partikel kolagen. Kolagen dari limbah sisik ikan nila cukup berpengaruh terhadap kecepatan pemulihan luka, kecerahan luka, namun tidak berpengaruh terhadap penebalan bekas luka. Proses penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena terdapat kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara berkesinambungan. Selain itu proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada regenerasi yang bersifat lokal tetapi juga di pengaruhi oleh faktor lain, seperti umur, nutrisi, metabolik dan imunologi.