Celoteh Mahasiswa: 'Kita vs Pandemi COVID-19' (Bagian Pertama)

Muhammad Firman Maulana
Sains Asyik FGMI - Geophysics Mahasiswa Program Studi Fisika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Penggiat Sains, Alam, Seni, Budaya dan Teknologi
Konten dari Pengguna
16 Mei 2021 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Firman Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Belajar. Sumber : https://pixabay.com/photos/open-book-library-education-read-1428428/
zoom-in-whitePerbesar
Belajar. Sumber : https://pixabay.com/photos/open-book-library-education-read-1428428/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PART 1 - Halo kawan-kawan, berjumpa lagi kita. Jika biasanya kita berbicara tentang teknologi dan sains, pada artikel ini kita akan membahas topik baru seputar kisah-kisah mahasiswa yang berkaitan dengan perguruan tinggi. Artikel ini agar lebih akrab kita sebut dengan celoteh mahasiswa, pada bagian pertama kita akan membahas tentang hambatan yang dialami mahasiswa selama pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari satu tahun dunia pendidikan menerapkan sistem pendidikan jarak jauh, secara khusus pada perguruan tinggi. Tidak sedikit yang terkena dampak langsung dan tidak langsung dari pandemi COVID-19, baik dari sisi mereka yang mengajar (dosen), mereka yang melayani (birokrasi kampus), dan juga mereka yang menerima pengajaran (mahasiswa).
Kita vs Pandemi covid-19. Sumber : https://pixabay.com/photos/corona-coronavirus-virus-covid-19-4983590/
Artikel celoteh mahasiswa dengan judul khusus kita vs pandemi COVID-19 ini dibuat dengan tujuan sebagai semangat, motivasi, dan evaluasi bagi diri kita sendiri dalam proses menerima ilmu. Apa yang salah dari sistem diri kita sendiri dan bagaimana mengatasinya.

Kendala dan Kendali Penyerapan Ilmu di saat Pandemi COVID-19

Menurut kalian rekan celoteh mahasiswa, apa yang merupakan kendala utama kalian dalam menyerap ilmu yang diberikan oleh dosen di kampus? Paket data, keterbatasan jaringan, keterbatasan perangkat? Opsi jawaban itu tidak 100% salah, tetapi itu bukan alasan utama sebagai kendala yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Kendala utamanya adalah ketidakseriusan diri sendiri. Sampai di sini jika ada yang tidak sepakat dengan celoteh mahasiswa ini silakan, tetapi ini adalah kebenarannya. Benar memang keterbatasan paket data, jaringan dan perangkat juga menghambat penerimaan dan penyerapan ilmu, tetapi faktor utamanya tetap saja ketidakseriusan. Hal ini dibuktikan dengan fakta lapangan yang terjadi, banyak sekali mahasiswa yang beralasan dengan keterbatasan yang sudah disebutkan, tetapi yang ada mereka malah melakukan hal lain, bahkan bisa tetap online untuk hal yang lainnya.
Ingat kendali atas diri kita dalam mengatasi kendala itu mutlak milik kita. Tidak munafik, penulis pun pernah melakukan alasan-alasan yang sebelumnya sudah disebutkan, padahal aslinya ya hanya sedang malas dan tidak serius dalam menjalani perkuliahan. Faktor-faktor yang membuat kita tidak serius menjalani perkuliahan seperti jenuh dengan suasana online, malas, tidak mampu memahami penjelasan dosen dan lain sebagainya harus segera dikendalikan.
Malas. Sumber : https://pixabay.com/photos/sloth-sleeping-animal-rest-sleep-5043324/
Jika kita tidak mampu mengendalikan faktor-faktor tersebut, maka yang membedakan kita yang berada di bangku perguruan tinggi dengan yang tidak hanyalah selembar kertas yang tertulis kata "ijazah". Kendali atas diri kita dalam mengatasi faktor-faktor tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lain. Misalnya dalam mengatasi kejenuhan, yang satu mampu mengatasi dengan menghias ruangan belajar, sedangkan yang satu lainnya cukup dengan belajar ditemani segelas kopi hitam. Contoh lainnya dalam mengatasi kemalasan, yang satu mengatasi dengan membeli perangkat terbaru untuk menumbuhkan semangat, sedangkan yang satu lainnya cukup dengan sekadar membersihkan diri lalu bersiap-siap seperti akan mengikuti perkuliahan offline.
ADVERTISEMENT
Satu saran yang bisa penulis berikan untuk mengatasi faktor tidak mampu memahami penjelasan dosen adalah lakukan dengan apa yang kamu suka. Dosen dari penulis banyak memberikan penugasan terkait jurnal, tetapi penulis tidak cukup mampu untuk memahami jurnal yang diberikan.
Oleh karena itu, sebab penulis menyukai hal tulis menulis, jika kalian perhatikan artikel terkait geofisika di profil penulis, itu semua adalah bentuk artikel ilmiah yang penulis buat sebagai upaya memahami jurnal yang diberikan sebagai penugasan. Kuncinya adalah "kendali atas diri kita itu mutlak", jangan serahkan kendalamu pada orang lain, apalagi jika sampai dibiarkan begitu saja. Kendalikan kendala atas diri kita, jangan memasangkan standar yang terlalu rendah untuk diri kita sendiri. Kita itu hebat, kita mampu melakukan banyak hal tetapi banyak dari kita yang tidak sadar akan hal itu.
ADVERTISEMENT